Batam, 26 Oktober 2021 – Ajang Entrepreneurship Award kembali digelar oleh LLDIKTI Wilayah X. Entrepreneurship Award V dilaksanakan pada Rabu (20/10) bertempat di Hotel Pangeran Beach, Padang, Sumatera Barat. Perlombaan diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai macam perguruan tinggi swasta di wilayah X (Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Kepulauan Riau). Perlombaan dilaksanakan mulai dari pendaftaran, desk evaluation, sampai dengan pengumuman finalis dan final presentation pada Rabu (20/10). Jumlah peserta terdiri dari 1.308, 1.180 kategori business plan (15 finalis), 128 kategori usaha berjalan (10 finalis). Menjadi suatu kebanggaan bagi Universitas Universal (UVERS) karena salah satu tim yang membawa nama UVERS berhasil masuk 6 besar dari 1.180 tim yang berkompetisi.

Denesa Ekalista menjadi perwakilan dari tim bercerita tentang pengalaman beliau dalam ajang tersebut. Awal mula keikutsertaan tim adalah karena adanya dorongan oleh salah satu dosen yaitu Mohamad Trio Febriyantoro, S.E., M.M. untuk seluruh mahasiswa dari Fakultas Bisnis agar membuat proposal business plan dan melakukan submit proposal pada ajang Entrepreneurship Award V. Akhirnya Denesa dan tim berusaha membuat proposal yang sesuai dengan kriteria yang diberikan. Denesa berharap bahwa melalui keikutsertaannya dalam kompetisi tersebut maka akan banyak hal-hal baru yang beliau dapatkan. Sebelumnya sama sekali tidak berpikir untuk menang, namun karena ingin belajar dari proses yang akan dilalui dalam perlombaan tersebut.

Proses memang tidak mengkhianati hasil, akhirnya Denesa mendapat kabar bahwa proposal yang dibuat lolos dan tim berangkat ke Padang untuk mengikuti tahap selanjutnya sampai pada mendapat posisi 6 besar pada ajang Entrepreneurship Award V. Denesa berkata bahwa, “Saya belajar untuk menghargai dan mencintai setiap proses yg dilalui sih, no matter what is that, mau menang, mau kalah, udah berjuang aja bagi saya hal yang tidak semua orang bisa lalui, apalagi bisa berada di antara orang-orang hebat, bisa jadi 6 dari 1.180.” (Sh)

Pembelajaran tentang budaya Tiongkok dan Tionghoa tidak hanya terbatas pada pembelajaran Bahasa Mandarin. Komponen-komponen budaya lain juga tidak kalah menarik untuk dikenal. Salah satu seni budaya Tiongkok yang menarik untuk dibahas adalah Lukisan Kuno Tiongkok. Pusat Bahasa Universitas Universal (UVERS) turut memperkenalkan Seni Lukisan Kuno Tiongkok melalui pelatihan yang diselenggarakan dalam waktu 15 minggu.

 

Pelatihan tersebut terselenggara berkat kerjasama antara Pusat Bahasa UVERS dan Yunnan Art University. Meskipun diselenggarakan secara daring, antusiasme terhadap pelatihan lukisan kuno ini terbilang tinggi dengan melibatkan ratusan peserta dari kalangan siswa SMP, SMA, SMK, mahasiswa, dan guru Sekolah Maitreyawira. Peserta pelatihan di Kota Batam mengikuti rangkaian pelatihan tersebut di Gedung kampus UVERS.

 

Dalam pelatihan Lukisan Kuno Tiongkok tersebut, Yunnan Art University mengirimkan Prof. Long Yi Mei selaku Deputy Director of Art Education Committee of Yunnan Art Association. (AS)

Bahasa Mandarin saat ini telah dinobatkan sebagai salah satu bahasa internasional sekaligus bahasa dengan penutur terbanyak di dunia. Fenomena tersebut turut meningkatkan tren dan minat terhadap penguasaan Bahasa Mandarin. Saat ini bahkan Bahasa Mandarin juga dibutuhkan di berbagai pekerjaan di masyarakat, sehingga perlu dilatih sejak dini. Kemahiran berbahasa mandarin mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Universal (UVERS) dibuktikan oleh prestasi di berbagai kompetisi.

Niko adalah salah satu mahasiswa berprestasi di Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin UVERS. Kali ini Niko dinobatkan sebagai Juara 1 dalam Lomba Dubber Bahasa Mandarin dalam Festival Budaya Tiongkok ke-6 yang diselenggarakan oleh Universitas Sumatera Utara secara daring. Ia menyebutkan bahwa ia tertarik untuk mengikuti kompetisi tersebut untuk mengisi waktu luang. Selain itu, dengan mengikuti kompetisi tersebut, Niko memiliki kesempatan untuk berkompetisi, melatih, dan mengeksplorasi kemampuannya dalam berbahasa mandarin.

Dalam kompetisi yang mengusung tema Akulturasi Musik dalam Budaya Indonesia-Tiongkok, mahasiswa UVERS angkatan 2018 tersebut memilih untuk turut serta dalam lomba dubber. Awalnya, ia diminta untuk memilih salah satu cuplikan video yang dipersiapkan oleh panitia. Kemudian, Niko akan berupaya untuk menguasai dialog dalam video tersebut serta membuat rekaman diri di sebelah cuplikan video sebelumnya.

Meskipun Niko telah meraih juara 1 dalam kompetisi ini, proses penilaian yang dilalui olehnya bukan proses yang sederhana. Sebagai peserta lomba dubber, panitia memberikan penilaian pada kesesuaian ekspresi dengan kalimat yang diisi oleh peserta, tentu ekspresi peserta harus sejalan dengan ekspresi dan figur dalam cuplikan video yang dipilih. Selain itu, panitia juga memperhatikan ketepatan nada Bahasa Mandarin yang diucapkan oleh para peserta. Setelah berjuang selama satu bulan dari proses pendaftaran, penjurian, dan pengumuman, Niko berhasil membuktikan kemahirannya dalam berbahasa mandarin.

Niko berprinsip, kememangan ataupun kekalahan dalam sebuah kompetisi bukan hal yang terpenting, namun pengalaman yang didapatkan jauh lebih penting dari apapun. Sebab pengalaman akan menjadi bekal dalam membangun mental dan kemampuan berbahasa. Meski proses tersebut kadang terasa sulit dan berat, namun Niko mengatakan bahwa proses-proses tersebut akan menjadi pengalaman tak terlupakan baginya. (AS)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Universal (UVERS) kembali unjuk gigi di kompetisi berbahasa mandarin tingkat nasional. Kali ini, mahasiswa UVERS menjuarai Chinese Public Speaking Contest bertajuk ME-Talk Chinese Version yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Kompetisi tersebut menjadi bagian dari Maranatha Entrepreneurship Day 3.0 (MED 3.0).

Ardi Harianto, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin UVERS meraih juara 3 dalam kompetisi nasional tersebut. Ardi menyebutkan bahwa awalnya ia tertarik untuk mengikuti lomba tersebut untuk mengumpulkan pengalaman sekaligus melatih kemampuan berbahasa mandarinnya agar semakin baik. Setelah mengikuti proses registrasi hingga seleksi dari bulan Agustus hingga Oktober, ia mengaku tidak hanya berhasil menjuarai lomba tersebut, namun juga mendapatkan wawasan dalam mengikuti kompetisi yang diikuti peserta dari berbagai latar belakang.

Dalam lomba yang mengusung tema “Sharing is Caring” tersebut, Ardi menyampaikan dalam pidato berdurasi satu menit bahwa berbagi atau memberi adalah sebuah sikap yang menunjukkan sikap kepedulian kepada sesama. Berbagi juga akan menghadirkan kebahagiaan kepada kedua pihak, sehingga ia mengajak khalayak untuk terus bergandeng tangan dan berbagi, dimulai dengan hal yang paling sederhana yakni membagikan senyuman kepada setiap orang.

Ardi menceritakan bahwa kriteria penilaian dalam perlombaan ini terdiri dari keselarasan topik, orisinalitas video, kepercayaan diri, ketepatan waktu, feasibilitas solusi, penguasaan materi, artikulasi, intonasi, pelafalan, dan tata bahasa dalam Bahasa Mandarin. Dengan menjuarai kompetisi ini, Ardi sekaligus membuktikan kompetensi dan kemampuan mahasiswa UVERS dalam berbahasa mandarin, meskipun dihadapkan dengan kriteria penilaian yang ketat. (AS)

Perguruan tinggi diharapkan untuk memiliki kontribusi positif dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Tidak jarang, perguruan tinggi membagikan pengetahuan akademik yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat luas. Komitmen untuk memberikan kontribusi positif pada masyarakat tersebut diimplementasikan oleh Universitas Universal (UVERS) melalui Pelatihan Online Persahabatan Luar Negeri Tiongkok tentang Keterampilan Mengajar Guru Bahasa Mandarin Tahun 2021.

Pelatihan yang terselenggara berkat kerjasama Pusat Bahasa UVERS dan Yunnan Normal University Tiongkok tersebut akan dilaksanakan selama 18 hari sejak dibuka pada Sabtu (09/10). Diikuti oleh 138 peserta yang berstatus sebagai guru Bahasa Mandarin, pelatihan tersebut akan berfokus pada pengayaan keterampilan pengajaran Bahasa Mandarin, Pengetahuan Bahasa Mandarin, hingga Pembelajaran Budaya Tiongkok. Peserta yang berasal dari 48 daerah dan 65 instansi tersebut akan dibimbing secara langsung oleh 15 dosen Jurusan Sastra dan Pendidikan Bahasa Mandarin berkualifikasi doktor dan profesor asal Yunnan Normal University.

Meskipun diselenggarakan secara daring melalui forum Zoom Meeting, materi yang disampaikan cukup padat dan berbobot. Materi yang diberikan kepada para peserta mulai dari prinsip pengajaran, metode pengajaran, sistem fonetik, proses persiapan pengajaran, kotakata Bahasa Mandarin, keterampilan pengajaran Bahasa Mandarin lintas tingkat, serta metode pengajaran tata bahasa. Selain memberikan materi terkait keterampilan mengajar, para peserta juga dibekali dengan keterampilan berbasis wawasan budaya seperti sastra Tiongkok kuno dan modern, budaya masakan Tiongkok, hingga kaligrafi Bahasa Mandarin.

Penanggungjawab Pusat Bahasa UVERS, Lina, B.A., MTCSOL menyatakan bahwa penyelenggaraan pelatihan keterampilan mengajar tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelatihan guru Bahasa Mandarin di Indonesia. Di sisi lain, peningkatan kualitas dan kompetensi guru Bahasa Mandarin juga menjadi fokus bagi Pusat Bahasa UVERS agar Pendidikan Bahasa Mandarin di Indonesia semakin berkualitas serta berdaya saing. (AS)

Mahasiswa didorong untuk selalu belajar dan berkarya dalam kondisi apapun termasuk masa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun. Di dalam berbagai keterbatasan karena pandemi, menjadi mahasiswa yang aktif dan berkegiatan positif membutuhkan komitmen yang tinggi. Salah satu contoh mahasiswa yang dapat dijadikan contoh ialah Sofian. Sofian adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Universal (UVERS).

Sofian yang akrab disapa Abang diajak untuk menceritakan aktivitas karya dan belajarnya di masa pandemi melalui Webinar bertajuk “Productivity during Pandemic” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) UVERS. Dalam webinar yang diselenggarakan pada hari Minggu (03/10) tersebut Abang menceritakan berbagai kegiatan yang menjadi kebiasaannya sebelum dan setelah pandemi terjadi.

Abang mengungkapkan bahwa saat ini selain berkuliah di UVERS, ia juga melakukan berbagai kegiatan seperti membuat karya seni, menjalankan operasional rumah makan, melakukan kegiatan pemasaran properti, hingga terlibat secara aktif dalam kegiatan sosial. Kepadatan jadwalnya tersebut mengharuskan Abang untuk mengurangi waktu santai dan bermain, karena ia selalu berprinsip bahwa untuk melakukan hal yang berbeda dari orang lain maka harus mengorbankan banyak hal terutama waktu.

Abang yang dikenal sebagai pengusaha kuliner tersebut mengakui bahwa ia memiliki ketertarikan tinggi pada seni. Sejak sebelum pandemi, Abang rutin membuat karya seni, salah satu karya seni yang paling berkesan bagi Abang adalah Sketsa Wajah Presiden Joko Widodo yang dibuat dari sekitar 50.000 tusuk gigi dalam waktu 5 bulan. Karya terbaru yang dihasilkan oleh Abang adalah sketsa wajah Markus Gideon dan Kevin Sanjaya berbahan sekitar 5000 shuttlecock bekas. Karya tersebut sempat viral di dunia maya hingga Abang diundang ke Jakarta untuk bertemu dan menyerahkan karyanya kepada The Minions yang merupakan atlet bulu tangkis ganda putera terbaik Indonesia sekaligus urutan pertama di dunia.

“Pandemi atau tidak, Abang tetap akan berkarya, karena seni sudah menjadi bagian dari hidup Abang” Ucap Sofian. Meskipun ketertarikannya pada seni tidak mendapat dukungan dari keluarganya, Abang tetap konsisten berkarya. Konsistensi tersebut akhirnya diganjar dengan memecahkan 4 rekor MURI dan menyabet 7 hak cipta atas karya seninya. Prestasi tersebut begitu membanggakan sebab dilakukan dengan kondisi sambil berkuliah, menjalankan usaha kuliner, melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Diakui oleh Abang, pencapaian tersebut dimulai dengan keberanian dan dijalani dengan sepenuh hati.

Abang juga menyampaikan walaupun dalam kondisi kesibukan yang tinggi dan kegiatan yang padat, Abang tidak pernah melupakan keinginannya untuk menjadi seorang sarjana. Hal itu pula yang ditekankan oleh Abang kepada para mahasiswa peserta webinar, sebab dengan kuliah di UVERS Abang merasakan pentingnya pengetahuan akademik dalam menjalani berbagai kegiatannya. (AS)

Batam, 28 September 2021 – Berbicara mengenai Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka tidak akan jauh dengan pembahasan mengenai peran serta pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan tersebut. Selain nama-nama pahlawan yang banyak kita ketahui dalam buku sejarah, ada satu pahlawan yang tidak luput dari semangat juangnya dalam proses kemerdekaan yaitu adalah suku Tionghoa. Mungkin sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu lebih jauh tentang peran suku Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia. melalui webinar yang diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan, Bahasa dan Budaya Universitas Universal (UVERS) dengan judul “Peran Suku Tionghoa Indonesia Dalam Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, peserta diajak untuk mengetahui lebih jauh peran suku Tionghoa dalam memperjuangakan kemerdekaan Indonesia.

Webinar Nasional yang dilaksanakan pada Sabtu (25/09) menghadirkan beberapa narasumber yang erat kaitannya dengan sejarah suku tionghoa pada masa memperjuangkan kemerdekaan. Hadir sebagai pemibacara 1, Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa Ir. Azmi Abubakar. Dan Pembicara 2 yang merupakan tokoh sejarah dalam pendidikan bahasa tionghoa dan juga Dosen Universitas Nasional Dr. Soen Ai Ling, MA. Selain menghadirkan 2 narasumber tersebut, webinar juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Pendidikan, Bahasa dan Budaya UVERS Dr. Herman, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional Drs. Somadi Sosrohadi, M.Pd, dan juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UVERS Dr. techn. Aswandy, M.T. Mengutip dari sambutan yang diberikan oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UVERS Dr. techn Aswandy, M.T., beliau berkata bahwa, “Peran sejarah rasanya sangat penting untuk kita dalam membangun bangsa. Dengan demikian melalui webinar ini kita bisa melihat keterlibatan multi etnik di negara kita. Bisa mendapatkan pengetahuan peran suku Tionghoa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kita jadi bisa mengetahui sejarah tersebut.”

Setelah sambutan diberikan, sesi dilanjutkan dengan Ir. Azmi Abubakar yang berbagi pengalamannya selama mendirikan museum dalam mengumpulkan jejak-jejak fakta peran suku tionghoa sehingga dapat menyimpulkan bahwa tidak ada satu daerahpun yang terlepas dari jejak sejarah besar orang-orang tionghoa. Dilanjut untuk sesi kedua yaitu oleh Dr. Soen Ai Ling, MA., yang memaparkan pengalaman beliau bersama keluarganya yang ikut dalam sejarah masyarakat tionghoa dalam masa-masa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa yang beliau paparkan dalam presentasinya adalah Persitiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada tahun 1946. Setelah mendapatkan banyak materi dan pengetahuan baru, sesi diakhir dengan diskusi dan tanya jawab seputar materi yang diberikan. (Sh)

Batam, 28 September 2021 – Saat ini investasi merupakan hal yang sedang gencar disosialisasikan kepada masyarakat khususnya pada kaum milenial usia 20 keatas. Beberapa anak muda sudah banyak yang mengetahui pentingnya investasi untuk kehidupan kedepannya. Namun disisi lain masih banyak juga yang belum mengetahui manfaat dari investasi dan dimana atau kemana harus berinvestasi. Melalui webinar dengan tema “Investalk: Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal” yang dilaksanakan oleh Program Studi Akuntasi Universitas Universal (UVERS), peserta diajak untuk menambah ilmu pengetahuan tentang manfaat investasi dan cara melakukan investasi di pasar modal. Webinar Investalk dilaksanakan pada Minggu (12/09) secara daring melalui platform zoom meeting.

Webinar tersebut menghadirkan 2 pembicara yaitu PH. Kepala Kantor Perwakilan BEI Kepri Indra Novita dan Dosen Universitas Universal (UVERS) Mochammad Nugraha Reza Pradana, S.E., M.M. melalui webinar, banyak sekali materi yang diberikan seputar pasar modal, bursa efek dan investasi. Peran serta manfaat dari masing-masing elemen tersebut. Selain itu juga diberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan dari sebuah saham perusahaan ketika kita memilih berinvestasi pada saham tersebut. Dan juga peserta diberikan tips dan trick strategi bagi investor pemula dan cara untuk berinvestasi di pasar modal. (Sh)

Sejak dahulu beragam cara dilakukan untuk menggelorakan perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Semakin banyak cara untuk merayakan hari kemerdekaan menunjukkan begitu banyaknya cinta dari anak bangsa untuk negara tercinta. Dosen dan alumni Fakultas Seni Universitas Universal (UVERS) menjadi salah satu dari jutaan pihak yang turut meramaikan 76 tahun kemerdekaan Indonesia. Difasilitasi oleh Meyanari Art dan Beatus Finis Creative, karya tari spektakuler tersebut pun dapat dinikmati oleh masyarakat.

Mega Lestari Silalahi, S.Sn., M.Sn selaku dosen Program Studi Seni Tari UVERS sekaligus penggagas karya tari bertajuk “Heart for Indonesia” tersebut mengakui bahwa karya tari ini awalnya hadir sebagai penelitian lanjutannya dalam Mata Kuliah Proyek Produksi. Ia berusaha memberikan gambaran terkait pengelolaan pertunjukan atau karya tari melalui virtual perform kepada mahasiswa. Hari Kemerdekaan Indonesia kemudian menginspirasinya untuk sekaligus membuat karya tari dalam rangka merayakan kemerdekaan.

Mega menyebutkan bahwa penciptaan karya tari kali ini menjadi tantangan sendiri baginya, sebab ia lebih sering melakukan eksplorasi pada genre tarian tradisional dan kontemporer. Berbeda dengan kebiasaan sebelumnya, kali ini Mega mengusung genre tari modern waacking sebagai konsep utama. Tidak berhenti sampai disana, genre tari waacking yang lahir di Los Angeles tersebut juga dikombinasikan dengan genre tarian tradisional khas Indonesia. Kombinasi keduanya kemudian menghasilkan gerakan tangan yang cepat dan luwes di sekitar kepala dan bahu dengan sentuhan khas nusantara.

Karya ini menjadi semakin berkarakter karena kedua penari yang dipilih oleh Mega adalah penari yang mengenal dan mencintai tubuh tarinya melalui genre tari waacking. Salah satunya adalah Merry, alumni dan lulusan terbaik Program Studi Seni Tari pada Wisuda Sarjana UVERS Periode Juli 2021. Dengan karjasama yang solid, dalam waktu dua pekan, proses latihan dan produksi dapat diselesaikan secara sempurna. Selama proses produksi, Mega dan tim mengunjungi banyak tempat untuk pengambilan gambar dengan tujuan menampilkan berbagai keindahan alam Indonesia.

“Saya cukup kaget, awalnya ini hanya salah satu bahan dari proses perkuliahan, saya save untuk mengajar, tidak disangka mendapatkan apresiasi yang cukup bagus.” Ujar Mega Lestari Silalahi, S.Sn., M.Sn. Ia merasa senang dengan apresiasi yang diberikan oleh berbagai pihak dan semakin termotivasi untuk tetap produktif berkarya. Mega yang setiap tahunnya mewakili Indonesia di kancah internasional mengungkapkan karya ini dipersembahkan untuk memperkenalkan Indonesia di dalam keterbatasan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. (AS)

Batam, 8 Sepetember 2021 – Setelah sebelumnya berhasil menyabet gelar sebagai Putera Tari Kepulauan Riau 2021 dan Putera Tari Kesehatan Indonesia 2021, kali ini Rezky Gustian Asra yang merupakan mahasiswa Program Studi Seni Tari Universitas Universal (UVERS) kembali menunjukkan eksistensinya. Rezky berhasil mendapatkan 2nd Runner Up dalam ajang Putera Puteri Pendidikan Kepulauan Riau 2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat (03/09) dan Sabtu (04/09) bertempat di Hotel Aston Tanjung Pinang. Exo Model Project sebagai penyelenggara acara yang mendapatkan lisensi dari pemerintah untuk mengampu acara tersebut.

Acara yang berlangsung selama 2 hari tersebut menghadirkan 26 finalis dari seluruh kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Setelah melalui proses seleksi maka terpilihkan Top 16 Finalis yang berhasil maju ke babak penyisihan hingga terpilih 6 orang putera dan puteri untuk maju ke babak grand final. Maka hadirlah Rezky sebagai 2nd Runner Up Putera Pendidikan Kepulauan Riau. Tidak hanya menempati posisi 2nd Runner Up, Rezky juga berhasil mendapat posisi Best Talent pada ajang tersebut.

Rezky sempat bercerita bahwa sebelumnya dia tidak berekspektasi untuk menang. Awal mula keikutsertaannya dalam kompetisi tersebut karena rasa ingin mencoba yang sangat kuat. Setelah masuk dalam Top 16 kepercayaan dirinya mulai muncul dan optimis untuk bisa meraih posisi pemenang. Dan ternyata usahanya membuahkan hasil setelah melalui proses yang cukup panjang dari mulai pendaftaran, interview online dan seleksi berkas sampai bisa berdiri di tahap akhir. Setelah selesai pada ajang Putera Puteri Pendidikan Kepulauan Riau 2021, maka posisi 6 besar akan lanjut berkompetisi pada tingkat nasional.

Saat ini Rezky sedang fokus untuk mempersiapkan diri pada langkah selanjutnya yaitu Putera Puteri Pendidikan Indonesia dan juga menjalankan tugasnya sebagai 2nd Runner Up Putera Pendidikan Kepulauan Riau 2021. Para pemenang memiliki tugas untuk membuat video advokasi dalam dunia Pendidikan. Dengan latar belakang pendidikan Rezky sebagai mahasiswa Prodi Seni Tari makan beliau akan memberikan advokasi dalam dunia seni kepada masyarakat Kota Batam dan juga Provinsi Kepulauan Riau. (Sh)

Scroll to Top