Batam, 29 November 2021 – Chinese Paradise merupakan ajang kompetisi tahunan dengan skala nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Tujuan dari event ini adalah untuk memperkenalkan kebudayaan Cina pada masyarakat luas. Tahun ini merupakan Chinese Paradise 9 dengan mengusung tema “Perkembangan Budaya Cina”. Kompetisi dilaksanakan sejak bulan Oktober secara online, lalu pengumuman pemenang dilaksanakan pada Jumat (19/11) melalui media sosial instagram. Ada 5 kategori perlombaan yaitu  Menyanyi solo, Membaca puisi, Chinese Makeup Beauty, Melukis dan Shufa. Pada kategori lomba Shufa, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UVERS berhasil mendapatkan juara 2 dan 3.

Juara 2 diraih oleh Iren Kwok Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UVERS Angkatan 2021 dan Juara 3 diraih oleh Metta Seluyren Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UVERS Angkatan 2018. Iren dan Metta menceritakan pengalaman mereka dalam mengikuti kompetisi tersebut. Iren mengungkapkan bahwa Ia memang memiliki hobi dalam Shufa (menulis karakter hanzi). Sedangkan Metta juga memiliki hobi dibidang seni, namun Ia baru saja memulai untuk mempelajari Shufa. Alasan keduanya ingin ikut serta dalam perlombaan karena sama-sama ingin mendapatkan pengalaman dan mengajarkan mereka untuk berusaha dengan giat.

Sedangkan proses yang mereka lalui untuk mempersiapkan diri pada kompetisi pastinya memiliki cerita unik masing-masing. Berbeda dengan Iren yang telah memiliki hobi dan kemampuan pada bidang Shufa, Metta yang baru saja terjun untuk mempelajari shufa membutuhkan effort yang lebih. Metta bercerita bahwa, “Setiap kali latihan menulis saya bisa menghabiskan lebih dari 5-10 lembar kertas kaligrafi, dan saya lakukan itu selama beberapa hari. Tibalah proses pengambilan video lomba kaligrafi. Dalam pembuatan video, saya meminta bantuan kepada sahabat saya untuk merekam proses menulis kaligrafi, itupun direkam sampai berulang-ulang sekitar 3 kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal.” (Sh)

Perjalanan studi di perguruan tinggi tentu meninggalkan kesan tersendiri bagi mahasiswa yang menjalani proses pembelajaran tersebut. Berbagai pembelajaran yang dilalui akhirnya bermuara pada kesiapan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat sosial setelah menyelesaikan perkuliahannya. Universitas Universal (UVERS) setiap tahun secara rutin mempersembahkan lulusannya untuk berkarya bagi ibu pertiwi berdasarkan kompetensinya masing-masing.

Pada Sabtu (20/11) UVERS menyelenggarakan Wisuda Sarjana Periode November 2021 secara daring melalui platform Zoom Meeting. 140 lulusan UVERS yang diwisuda dalam kesempatan ini mengikuti dengan seksama prosesi hingga akhir. Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS turut memberikan sambutan kepada para lulusan guna memberikan gambaran terkait masyarakat sosial yang akan dihadapi setelah lulus dari jenjang perguruan tinggi.

Dr. Kisdarjono menuturkan bahwa prosesi wisuda adalah pintu gerbang bagi dimulainya pengabdian diri lulusan pada masyarakat melalui bidang profesi dan kompetensi keilmuannya. Momen ini sekaligus menandai perubahan status dari mahasiswa menjadi warga masyarakat yang berkualifikasi profesional sarjana. Dijabarkan oleh Dr. Kisdarjono, dengan terjun sebagai warga masyarakat, setidaknya lulusan UVERS memiliki dua agenda utama, yaitu menjadi manusia bagi dari dimensi moral dan mendapatkan penghidupan yang layak dari dimensi bendawi.

Kedua agenda utama tersebut harus berlandaskan wawasan tentang masyarakat masa depan yang kerap disebut knowledge society, dimana knowledge atau pengetahuan dikultus sebagai aset utama. Secara bersamaan, hadir pula konsep digital economy sebagai ekonomi yang didukung oleh digital technology. Fenomena tersebut akhirnya mendorong lulusan untuk menjadi insan yang mapan untuk berkehidupan dalam knowledge society dan digital economy.

“Belajar dan berinovasi tersebut perlu anda lakukan terus menerus” tegas Dr. Kisdarjono. Menurutnya, strategi paling ampuh untuk menjadi mapan dalam masyarakat masa depan tersebut adalah dengan membangun mindset pembelajar dan inovator. Dari mindset tersebut kemudian dikembangkan menjadi budaya belajar dan inovasi yang berkelanjutan. Pemilik mindset dan pemeluk budaya belajar serta inovasi berkelanjutan ini dicirikan dengan individu yang tidak mengingkari perubahan. Hal inilah yang diharapkan untuk dimiliki oleh lulusan UVERS sebagai modal berkembang dalam masyarakat masa depan. (AS)

Batam, 20 November 2021 – Wisuda Sarjana Universitas Universal Periode November 2021 kembali dilaksanakan secara daring pada Sabtu (20/11). Wisuda dilaksanakan melalui platform zoom meeting dan disiarkan secara langsung melalui channel youtube Universitas Universal. Ini adalah kali kedua UVERS melaksanakan wisuda secara daring karena kondisi pandemi dan demi menjaga agar situasi tetap kondusif bagi semua orang.

Seremoni wisuda dibuka dengan hadirnya senat yang memasuki ruang wisuda dan kemudian wisuda dibuka oleh Rektor UVERS Dr. Kisdarjono. Selain itu hadir juga Ketua Yayasan Pancaran Maitri Dcs. Liyas Masri dan juga Sekretaris LLDIKTI Wilayah X Yandri A, S.H, M.H. yang memberikan sambutan dan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati UVERS. Dalam sambutannya Yandri A menyampaikan bahwa tugas dari para wisudawan tidak berhenti disini. Tidak berhenti belajar untuk menjadi pintar, menjadi cerdas, berpengatahuan, berwawasan dan mandiri yang akan menjadi sebuah kebutuhan akan kehidupan yang terus berubah.

Wisuda Sarjana Universitas Universal Periode November 2021 berhasil menghasilkan 140 sarjana dari berbagai bidang ilmu. Pada periode ini juga hadir wisudawan terbaik dengan IPK sempurna 4,0 yaitu Wendy Kurniawan, S.Kom dari Program Studi Sistem Informasi. Kemudian disusul oleh Rye Jessica, S.T dengan IPK 3,99 Program Studi Teknik Industri. Lalu ada Madeline, S.Kom dengan IPK 3,98 dari Program Studi Teknik Informatika dan dengan IPK yang sama 3,98 juga berhasil diraih oleh Agustini, S.M dari Program Studi Manajemen. Selanjutnya dari Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin ada Jessyca, S.Pd yang berhasil meraih IPK 3,96. (Sh)

Batam, 16 November 2021 – Pada zaman yang semakin pesat perkembangannya seperti saat ini, segala aspek kehidupan dirasa juga berkembang dengan cepatnya. Tidak terkecuali budaya dan seni yang semakin mendorong masyarakat menuju budaya dan seni modern. Lalu apakah hal ini akan menjadi pergeseran atau lunturnya seni tradisional terhadap kehidupan masyarakat Indonesia? Hal ini dibahas dalam webinar yang dilaksanakan oleh Fakultas Filsafat UGM dan Fakultas Seni UVERS dengan mengambil tema “Seni Tradisional Menjawab Tantangan Zaman”. Webinar dilaksanakan pada Sabtu (13/11) melalui platform zoom meeting.

Webinar menghadirkan beberapa pembicara yang mengupas lebih dalam tentang seni tradisional. Masing-masing pembicara memiliki topik pembahasan berbeda yang menggodok satu persatu seni tradisional dalam menjawab tantangan zaman. Webinar dipimpin oleh Yosef Adicita, S.Fil, M.Sc. selaku moderator dan menghadirkan pembicara pertama yaitu Fitri Alfariz, M.Phil dengan topik pembahasan “Budaya Populer dan Perubahan Zaman: Musuh atau Tantangan?”. Beliau menjawab budaya populer dapat dikatakan “musuh” apabila memberikan efek psikologis pada manusia karena saat manusia mengejar budaya populer maka faktor ekonomi tidak lagi menjadi penghalang, serta Penikmat budaya popular hanya menjadi objek kepuasan palsu yang ditawarkan produk budaya popular. Sedangkan tantangan pada budaya populer yaitu massa budaya populer ditantang untuk memilih posisinya sebagai subjek atau objek.

Kemudian hadir pembicara kedua yaitu Dr. Iva Ariani yang membahas tentang “Media Sosial Menjawab Tantangan dalam Dunia Perwayangan”. Dapat dikatakan wayang memiliki kontribusi di masa pandemi. Pada Mei 2021, Komite Penanggulangan Covid 19 bekerjasama dengan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Kominfo menggelar acara wayang virtual untuk mengedukasi masyarakat pada saat kondisi pandemi. Seni Perwayangan menjawab tantangan zaman dengan beradaptasi dimasa pandemi melalui pemanfaatan wayang virtual dan pemanfaatan media sosial.

Selanjutnya pembicara ketiga hadir dengan membawakan topik “Meneroka Tari Jogi:
Kemunculan Dan Perkembangan Hingga Isu Dan Tantangannya” oleh Denny Eko Wibowo, M.A. di Kota Batam sendiri Tari Jogi mulai mengalami masa transisi menuju perkembangan pada tahun 2000. Pada tahun 2001-2005 Walikota Batam mulai memasyarakatkan Tari Jogi dari Pulau Panjang. Peran pemerintah dalam mengangkat Tari Jogi sebagai tarian khas daerah Batam sangat besar. Seperti halnya, kontribusi Drs. H. Nyat Kadir yang memasyarakatkan tari Jogi, tetapi setelahnya Jogi populer sebagai tarian rekreasi. Bahkan, Jogi semakin digunakan untuk mendukung perkembangan pariwisata di Batam melalui bidang seni pertunjukan tari.

Pembicara keempat sekaligus pembicara terakhir hadir menutup materi webinar dengan topik pembahasan “Gamelan Jawa Menghadapi Tantangan Jaman” oleh Dr. Sartini, M.Hum. Gamelan Jawa merupakan salah satu seni Indonesia yang mendunia. Namun tantangan saat ini banyak dihadapi dengan hadirnya seni modern yang lebih disukai remaja Indonesia dan juga kondisi pandemi juga menjadi tantangan yang cukup besar bagi perkembangan gamelan jawa saat ini. Namun hal tersebut telah dijawab oleh berbagai komunitas seni yang ada di Indonesia karena komunitas seni telah akrab ber-digital. Sudah banyak konten seni gamelan jawa yang dibuat oleh komunitas seni dan diunggah ke media sosial seperti youtube. (Sh)

Saat ini kegiatan investasi semakin diminati oleh kaum millennial, belakangan investasi menjadi topik yang hangat dibicarakan di berbagai forum. Ironisnya, tidak sedikit millennial yang mengikuti tren tanpa memiliki wawasan yang cukup terkait investasi. Hal itu tidak hanya berakibat pada kegagalan mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasi, bahkan kerugian juga kerap dirasakan para investor muda. Fenomena tersebut mendorong Himpunan Mahasiswa Manajemen atau HMM Universitas Universal (UVERS) untuk menyelenggarakan webinar investasi bertajuk “Take a Risk or Lose The Chance”.

Webinar ini terselenggara berkat kerjasama antara HMM UVERS dan platform edukasi investasi Ternak Uang. Lucia Haryono selaku Student Ambassador Ternak Uang didaulat sebagai pembicara pada webinar yang dihelat pada Minggu (07/11) tersebut. Dalam webinar yang difasilitasi dengan platform Zoom Meeting tersebut, Lucia membagi kegiatan investasi menjadi 3 tahapan, yaitu pre investment, investment, dan post investment. Ia menekankan tentang perlunya para investor pemula memahami 3 tahapan ini agar terhindar dari kerugian atau seringkali disebut boncos.

Pada tahapan pre investment, Lucia menegaskan bahwa alokasi pemasukan dan keuangan sangat krusial sebelum memulai investasi. Alokasi keuangan yang dilakukan harus mempertimbangkan segi kebutuhan, keinginan, tabungan, cicilan, masa depan, dan hal lainnya. Meskipun banyak versi terkait persentase pada setiap segi alokasi keuangan, Lucia berpendapat alokasi keuangan pada dasarnya tidak bersifat mutlak. Calon investor dapat menyesuaikan alokasi keuangannya sambil berkaca pada situasi dan kondisi masing-masing.

Kenyataannya, banyak instrument investasi yang dapat dipilih oleh calon investor, mulai dari reksadana, deposito, valuta asing, saham, dan instrument lainnya. Namun pada tahapan penentuan investasi, menganalisis profil resiko menjadi hal yang tidak dapat dianggap remeh. Dengan mengetahui profil resikonya, maka calon investor dapat memilih instrument investasi yang tepat baginya. Saat akan memulai kegiatan investasi, Lucia mengingatkan bahwa calon investor harus memastikan tabungan dan dana darurat telah terpenuhi. Setelah memenuhi kedua hal itu, barulah calon investor dapat memulai langkahnya dalam dunia investasi.

Dalam kesempatan tersebut, Lucia turut menekankan bahwa saat investasi telah dilakukan, maka para investor harus memiliki psikologi finansial yang baik pada tahapan post investment. Psikologi finansial yang baik akan memunculkan keseimbangan dan kemampuan mental untuk membatasi serta mengendalikan diri dalam investasi. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa berinvestasi tidak boleh dilakukan dengan modal pinjaman dana demi mengikuti tren di masyarakat. Para investor pun harus membekali diri dengan kemampuan analisis fundamental dan teknikal. (AS)

Tahun ini merupakan tahun pertama Universitas Universal (UVERS) melaksanakan kegiatan career day yang diberi nama UVERS Career Day. UVERS Career Day merupakan salah satu event jobfair pertama yang diselenggarakan oleh UVERS Career Center (UCC) yang diadakan untuk membangun dan mengembangkan profesionalisme lulusan UVERS serta menciptakan ruang interaksi antara penyedia kerja dan pencari kerja. Ada berbagai kegiatan pada UVERS Career Day yaitu Jobfair Online, Webinar Career, Training, Online Assessment dan Tracer study. Kegiatan dilaksanakan pada tanggl 3-10 Oktober 2021.

UVERS Career Day memiliki kuota terbatas untuk pesertanya yaitu sebanyak 100 orang agar mendapatkan akses gratis untuk penggunaan aplikasinya. Kegiatan tersebut dapat diakses pada link website careerfair.uvers.ac.id. Hampir semua kegiatan yang berlangsung dapat diakses melalui website tersebut. Sedangkan pada kegiatan webinar career dilaksanakan menggunakan platform zoom meeting yang dibagi dalam dua kategori yaitu Industrial Career Insight dan UVERS Career Talk. Webinar Career menghadirkan narasumber yang merupakan praktisi pada bidangnya masing-masing.

Pembicara pertama hadir membawakan topik webinar yaitu “Waspadai BurnOut di Dunia Kerja”, beliau adalah Rellin Ayudya, S.Pd., M.Psi., yang merupakan Psikoedukator dan Co-Founder @obbsi_channel. Sedangkan Pembicara kedua hadir membawakan topik webinar yaitu “Confilct Resolution through Communication”, beliau adalah Antoni Suparno, S.I.Kom., M.I.Kom., yang merupakan Kepala Admisi dan Humas Universitas Universal (UVERS). Webinar berlangsung pada Sabtu (09/10). (Sh)

Batam, 12 November 2021 – Universitas Universal (UVERS) unjuk gigi pada kanca internasional. Tidak hanya berkomitmen untuk menghasilkan profesial berkarakter luhur, UVERS juga mendukung bahkan mendorong mahasiswa aktif dalam berkegiatan dan berkompetisi. Kali ini hadir dari mahasiswa Program Studi Seni Tari yang aktif mengikuti kompetisi bertaraf Internasional yang diadakan oleh Universiti Teknologi Pertronas Malaysia (UTP). Festival of Colour of the World atau disingkat dengan FESCO merupakan kompetisi tari yang diadakan oleh UTP dan didukung oleh Ministry of Higher Education Malaysia serta Kementrian Pengajian Tinggi dan Center For Student UTP, dilaksanakan secara online yang dimulai pada Senin (18/10) untuk proses submit video tari dari para peserta.  

Peserta yang mengikuti kompetisi FESCO merupakan Institusi Pendidikan yang telah mendapatkan undangan dari UTP dan salah satunya adalah UVERS. Denny Eko Wibowo, S.Sn., M.A., selaku Koordinator Prodi (Koprodi) Seni Tari yang juga penanggung jawab kegiatan tersebut mengutarakan bahwa ada kebahagian tersendiri bahwa UVERS bisa mendapatkan undangan dan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Hal ini juga menjadi alasan beliau mendorong mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut karena kesempatan untuk bisa ikut serta mungkin tidak datang dua kali dan tidak perlu memikirkan menang dan kalah terlebih dahulu.

Namun ternyata hasil yang diperoleh sangat memuaskan karena UVERS berhasil memenangkan berbagai penghargaan dari beberapa kategori pada Final Competition yang dilaksanakan pada Jumat (05/11) yang ditayangkan pada platform Youtube. Pada kategori International Higher Education Institution, UVERS berhasil mendapatkan penghargaan ChampionBest Dancer dan Best Costume. Sedangkan pada International Open Category, UVERS berhasil mendapatkan penghargaan Champion dan Best Music. Pada kedua kategori tersebut UVERS membawa nama Faculty of Art dan Himmari UVERS. Serta proses pembuatan dan pengeditan video didukung oleh UVERS Studio.

Motivasi keikutsertaan UVERS pada kegiatan FESCO yang diutarakan oleh Denny Eko Wibowo semakin diperkuat dengan hasil yang diperoleh oleh UVERS pada ajang tersebut. Alasan mendasar dari keikutsertaan kegiatan tersebut adalah kompetisi seperti ini dapat membuka pintu jejaring untuk kerjasama yang baik kedepannya. Serta dapat menjadi wadah publikasi untuk memperkenalkan bahwa UVERS mempunyai Prodi Seni Tari karena pastinya tidak semua kampus di Malaysia tau bahwa Kota Batam terutama UVERS ternyata memiliki Prodi Seni Tari. (Sh)

Batam, 2 November 2021 – Universitas Universal (UVERS) selalu mendorong mahasiswa untuk tetap aktif dan produktif bahkan ditengah kondisi pandemi saat ini. Hal ini menjadikan mahasiswa UVERS seakan tidak berhenti untuk berkompetisi dan berprestasi. Kali ini prestasi kembali diraih oleh Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Mandarin. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin baru saja mengikuti kegiatan perlombaan Mandarin Festival VI yang diadakan oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Ada beberapa jenis perlombaan yang diadakan yaitu lomba cover lagu, lomba bakat, lomba story telling dan lomba pidato. Perlombaan diadakan dari mulai tingkat SMA dan SMK serta Universitas. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin berhasil menyabet prestasi pada lomba story telling dan lomba pidato.

Pada lomba story telling bahasa mandarin, posisi juara ke-3 berhasil di raih oleh Lisa. Sedangkan pada lomba pidato bahasa mandarin, posisi juara ke-1 berhasil diraih oleh Riny Elvina. Masing-masing dari mereka memiliki ceritanya sendiri tentang keikusertaan pada Mandarin Festival VI. Riny bercerita bahwa hal yang menjadi motivasinya adalah karena sebelumnya beliau memiliki pengalaman berpidato pada saat dibangku Sekolah, sehingga hal ini membuat Riny ingin kembali mengasah skill dan pengalamannya tersebut. Hal yang menjadi motivasi Lisa ingin ikut serta pada lomba story telling bahasa mandarin karena beliau hobi dalam berkompetisi dan tentunya hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan bahasa mandarin yang dimiliki.

Perlombaan tersebut dilaksanakan secara nasional dan melalui online sejak 30 Agustus 2021 – 12 Oktober 2021. Mandarin Festival VI memiliki tema “Kreasi Budaya Tiongkok dalam Semangat LIBERTAS (Loyalitas, Keberanian dan Integritas) di Era Pandemi”. Adapun peserta yang ikut serta dalam perlombaan tersebut merupakan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai kota di Indonesia seperti Batam, Surabaya, Malang, Jakarta, Palembang, Pontianak, Probolinggo, Bogor. (Sh)

Keragaman seni dan budaya Tiongkok sangat beragam, termasuk membaca, menulis, dan keterampilan lainnya. Dalam mempelajari keragaman seni budaya tersebut, tentu diperlukan penguasaan Bahasa Mandarin yang mumpuni. Ardi Harianto adalah salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Universal (UVERS) yang berprestasi dan antusias dalam mengikuti berbagai kompetisi keterampilan berbahasa mandarin. Kali ini, Ardi Harianto kembali prestasi membanggakan dengan menjadi pemenang dalam Lomba Cipta Puisi.

Rangkaian kompetisi yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok atau PPI Tiongkok tersebut mengusung tema “Dua Bahasa Satu Kita” dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 2021. Setidaknya ada dua jenis lomba yang dihelat, yaitu Lomba Cipta Puisi dan Desain Logo. Setelah mendapatkan informasi perlombaan tersebut melalui sosial media, Ardi terdorong untuk mendaftarkan diri dalam Lomba Cipta Puisi Berbahasa Mandarin. Ia pun menciptakan puisi berbahasa mandarin dengan judul Wei Da Yin Ni atau Indonesia Nan Agung.

Dengan persiapan dan pengalaman yang minim, tanpa disangka Ardi berhasil terpilih menjadi pemenang dalam kompeitisi tersebut berdasarkan penilaian juri. Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam perlombaan tersebut, yakni kesesuaian tema, gaya bahasa, kejelasan intonasi, dan kreativitas pengambilan gambar dalam video. Meski memenangkan kompetisi, mahasiswa UVERS angkatan 2021 tersebut mengakui bahwa ia tidak pernah secara khusus mempelajari tentang penciptaan dan pembacaan puisi Bahasa Mandarin, ia hanya pernah membaca puisi klasik Tiongkok di beberapa buku.

Berbekal tekad yang kuat untuk mengembangkan dan menggali potensi diri, Ardi berusaha untuk membacakan puisi ciptaannya dengan maksimal. Ia berpandangan bahwa puisi dalam bahasa apapun dapat dibacakan dengan baik jika makna dalam puisi tersebut dihayati dan dipahami dengan baik. Dengan memahami makna dari puisi, maka intonasi dan ekspresi saat pembacaan puisi akan menjadi sejalan dengan puisi yang dibacakan. (AS)

Pembelajaran di perguruan tinggi bertujuan untuk mengantarkan mahasiswa untuk menjadi seorang profesional di bidang studi yang ia pilih. Dengan menjadi seorang profesional di bidang keahliannya, mahasiswa akan memiliki kemampuan bersaing yang baik saat memasuki dunia kerja. Fini Charisa adalah mahasiswa Universitas Universal (UVERS) dari Program Studi Teknik Informatika yang cukup berhasil berkarya sebagai profesional di bidang UI UX Design.

Berawal dari rasa penasarannya yang besar terhadap prospek karir UI UX Designer di Program Studi Teknik Informatika UVERS, Fini kemudian mendalami bidang tersebut dengan mengikuti berbagai pelatihan. Tidak berhenti sampai disana, demi berkarir sebagai UI UX Designer yang mumpuni, Fini bahkan mengikuti program magang di salah satu perusahaan swasta di Kota Batam. Berbekal ilmu dan pengalaman yang Fini miliki, ia kemudian berinisiatif untuk melakukan knowledge sharing melalui akun Instagram yang awalnya dijadikan wadah portofolio desainnya, yaitu fin.designn.

Dimulai dari inisiatif tersebut, Fini kemudian rutin membuat konten edukasi seputar tips, trik, tools, hingga tutorial desain grafis. Dikarenakan tingginya intensitas Fini dalam membuat konten, salah satu kontennya menjadi viral dan banyak disukai oleh khalayak. Tidak disangka, mahasiswa angkatan 2018 UVERS tersebut menjadi semakin dikenal. Ia bahkan rutin menjadi pembicara dalam seminar bertemakan desain di perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Sriwijaya, Universitas Negeri Padang, Universitas Bina Nusantara, dan kampus lainnya. Berperan sebagai juri di berbagai lomba dan berkolaborasi dengan brand-brand besar seperti Wacom, Kelas.mu, Socialconnect, Browcooly, Buildwithangga, hingga Jobstreet juga telah dijajal olehnya.

Pencapaian-pencapaian tersebut tidak membuat Fini berpuas diri, sejak tahun 2020 Fini juga telah membangun dan menjalankan perusahaan startup bernama Createcrack.id. Perusahaan tersebut bergerak di bidang edukasi desain, khususnya UI dan UX design yang berfokus pada fungsi, estetika, dan branding. Platform ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran desain yang mudah bagi masyarakat. Tidak hanya itu, createcrack.id juga akan menghubungkan antara klien dan para desainer yang telah belajar di sana.

Fini menyampaikan bahwa berkuliah di UVERS turut mendukungnya berkarya di bidang UI UX design, sebab pembelajaran di UVERS memungkinkan mahasiswa untuk kuliah sambil bekerja di bidangnya masing-masing. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa perlu lebih aktif mengeksplor diri untuk menemukan potensi diri. Dengan menemukan potensi diri maka perkembangan diri dan karir di masa mendatang akan lebih luar biasa. (AS) 

Scroll to Top