Kopi hangat dan sepotong roti panggang mungkin menjadi penyelamat bagi banyak orang untuk memulai hari dengan lebih semangat. Namun, pernahkah Sobat UVERS berpikir bahwa makanan yang kita konsumsi bukan hanya sekadar pemuas rasa lapar, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap suasana hati dan tingkat stres? Ilmu pengetahuan modern telah menunjukkan bahwa hubungan antara makanan dan suasana hati bukan sekadar mitos, melainkan sebuah fakta yang didukung oleh penelitian ilmiah.

Makanan memainkan peran penting dalam regulasi emosi dan suasana hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrisi tertentu dapat meningkatkan produksi neurotransmitter yang berperan dalam kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis. Misalnya, serotonin, yang sering disebut sebagai “hormon kebahagiaan,” sebagian besar diproduksi dalam saluran pencernaan dengan bantuan triptofan, sebuah asam amino esensial yang ditemukan dalam makanan seperti pisang, kacang-kacangan, dan susu (Young, 2007).

sumber : Google

Selain itu, asupan omega-3 yang ditemukan dalam biji chia telah terbukti dapat mengurangi gejala depresi dan meningkatkan fungsi kognitif (Grosso et al., 2014). Karbohidrat kompleks seperti gandum utuh dan beras merah juga memiliki peran penting dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang berdampak pada suasana hati yang lebih stabil dan terhindar dari perubahan emosi yang drastis.

Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, tetapi pola makan yang buruk dapat memperburuk kondisi ini. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh sering kali dikaitkan dengan peningkatan hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres (Yau et al., 2012). Sebaliknya, makanan kaya antioksidan seperti sayuran hijau, buah-buahan beri, dan teh hijau dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh, sehingga meningkatkan ketahanan terhadap stres.

Magnesium, yang ditemukan dalam kacang almond dan bayam, berperan dalam relaksasi otot dan sistem saraf, membantu tubuh mengatasi stres lebih baik (Boyle et al., 2017). Begitu pula dengan teh chamomile yang memiliki sifat menenangkan dan telah digunakan secara tradisional untuk mengurangi kecemasan.

Makanan yang kita konsumsi memiliki dampak yang lebih besar dari sekadar energi untuk beraktivitas. Dengan memilih makanan yang kaya nutrisi dan mendukung kesehatan otak, kita dapat meningkatkan suasana hati dan mengelola stres dengan lebih baik. Sebagai individu yang peduli terhadap kesehatan mental, penting bagi kita untuk mulai memperhatikan pola makan dan mengadopsi kebiasaan yang lebih sehat guna mencapai kesejahteraan yang optimal.

Sumber :

Boyle, N. B., Lawton, C., & Dye, L. (2017). The effects of magnesium supplementation on subjective anxiety and stress—a systematic review. Nutrients, 9(5), 429.

Grosso, G., Galvano, F., Marventano, S., Malaguarnera, M., & Bucolo, C. (2014). Omega-3 fatty acids and depression: scientific evidence and biological mechanisms. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 2014, 313570.

Young, S. N. (2007). How to increase serotonin in the human brain without drugs. Journal of Psychiatry & Neuroscience, 32(6), 394–399.

Yau, P. L., Castro, M. G., Tagani, A., Tsui, W. H., & Convit, A. (2012). Obesity and metabolic syndrome and functional and structural brain impairments in adolescence. Pediatrics, 130(4), e856-e864.

Indonesia adalah negeri yang terlahir dari keberagaman. Dari Sabang hingga Merauke, berjuta budaya, bahasa, dan adat istiadat berpadu dalam harmoni yang membentuk jati diri bangsa. Namun, keberagaman ini bukan sekadar keindahan yang bisa dinikmati dari kejauhan, ia adalah tantangan yang harus dirawat, dijaga, dan dipahami. Tanpa pemahaman yang mendalam, mozaik indah bernama Indonesia dapat retak oleh gesekan kepentingan dan ego primordial. Oleh sebab itu, pendidikan multibudaya menjadi kunci untuk memperkuat persatuan dalam keberagaman, menjadikannya bukan sekadar semboyan, tetapi sebuah kesadaran kolektif yang hidup dalam sanubari setiap anak bangsa.

Dalam upaya menanamkan nilai-nilai tersebut, Universitas Universal (UVERS) kembali menegaskan komitmennya dengan menggelar seminar bertajuk “Pendidikan Multibudaya sebagai Medium untuk Memperkuat Kesatuan dan Persatuan Bangsa”. Seminar yang berlangsung pada Senin (17/03) ini menghadirkan Dr. Muhammad A.S. Hikam, seorang akademisi sekaligus Menteri Negara Riset dan Teknologi pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Acara ini turut dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, serta tokoh penting lainnya, termasuk Dcs Liyas Masri, Ketua Umum Yayasan Pancaran Maitri, dan Dr. techn. Aswandy, M.T., Rektor UVERS.

Dalam pemaparannya, Dr. Muhammad A.S. Hikam menggarisbawahi bahwa UVERS merupakan perguruan tinggi yang unik karena mengusung nilai pembangunan budaya dan peradaban manusia. Ia mengapresiasi konsistensi UVERS dalam mengedepankan konsep dunia satu keluarga, sebuah nilai yang selaras dengan semangat kebhinnekaan Indonesia. Ia menegaskan bahwa sejak dahulu, Indonesia adalah negara yang berhadapan dengan keberagaman identitas primordial. Alih-alih menjadi sumber perpecahan, keberagaman ini seharusnya dipahami sebagai kekuatan yang menyatukan.

“Masyarakat Indonesia secara otomatis adalah bagian dari kebhinnekaan. Akan menjadi aneh jika ada yang berusaha memonopoli identitas primordial,” ujarnya. Menurutnya, manusia tidak bisa menghindari kenyataan adanya perbedaan, tetapi justru harus menjadikannya sebagai jembatan untuk membangun kesepahaman. Sejarah telah membuktikan bahwa Indonesia mampu merajut persatuan dari berbagai latar belakang budaya, salah satunya melalui bahasa. Sejak Sumpah Pemuda 1928, Bahasa Indonesia telah menjadi simbol pemersatu yang melampaui ribuan bahasa daerah.

Lebih lanjut, Dr. Muhammad A.S. Hikam mendorong mahasiswa UVERS untuk lebih terbuka terhadap keberagaman, terutama karena Batam sebagai kota perbatasan memiliki interaksi budaya yang kuat dengan Singapura dan Malaysia. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa UVERS memiliki keunikan tersendiri karena mereka memiliki kesempatan untuk kuliah sambil bekerja. Dengan begitu, implementasi pendidikan multibudaya tidak hanya terbatas di lingkungan akademik, tetapi juga dapat diterapkan di tempat kerja dan dalam interaksi sosial yang lebih luas.

Seminar ini menjadi pengingat bahwa kebhinnekaan bukanlah sekadar realitas yang harus diterima, melainkan sebuah warisan yang harus dijaga dan diperjuangkan. UVERS, dengan nilai dunia satu keluarga-nya, terus berkomitmen untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman. Sebab, dalam keberagaman yang dirawat dengan baik, Indonesia akan terus bersinar sebagai bangsa yang besar dan penuh harmoni. (AS)

Singkatan sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dunia akademik, pekerjaan, maupun dalam komunikasi informal. Beberapa singkatan sudah sangat familiar, seperti “COD” untuk “Cash On Delivery” atau “WWW” untuk “World Wide Web.” Namun, masih banyak singkatan lain yang sering digunakan tetapi kepanjangannya belum banyak diketahui orang loh sob!

Di artikel kali ini kita akan mengulas 6 singkatan yang mungkin jarang diketahui kepanjangannya, beserta penjelasan singkat mengenai masing-masing istilah tersebut.

1. HVS (Hout Vrij Schrift)

Siapa nih yang sering dengar kata ini. HVS ini sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu Hout Vrij Schrift yang memiliki arti kertas tulis.

2 . Perkedel

Siapa sih yang tidak tau makanan ini. Perkedel merupakan singkatan dari “Persatuan Kentang dan Telur”. Tapi, pada dasarnya perkedel aslinya berasal dari kata bahasa Belanda yaitu “Frikadeller” atau “Frikadel”. Karena pelafalan Frikadel yang susah diucapkan, orang Indonesia perlahan berubah menjadi Perkedel.

3 . Basa-Basi

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), basa-basi diartikan sebagai adat sopan santun; tata krama pergaulan. Namun, dikutip dari GNFI (goodnewsfromindonesia.id) ternyata ada yang menyebutkan kalau basa-basi juga berasal dari kepanjangan ‘bahas sana bahas sini’.

4. Petani

Kata ‘petani’ ini merupakan akronim dari “Penyangga Tatanan Negara Indonesia” yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952. Bung Karno juga menganggap petani sebagai tulang punggung bagi identitas Indonesia. Oleh karena itu Bung Karno juga lah yang memberikan sebuah kepanjangan khusus untuk kata ‘petani’, yakni sebagai Penjaga Tatanan Negara Indonesia.

5. OK

Awalnya OK sebenanrnya dimaksudkan singkatan dari “oll korrect” yang merupakan plesetan dari “all correct” di Amerika pada tahun 1830-an. Penggununaan OK sekarang sering digunakan untuk mengonfirmasi keberan dan menjadi kata yang sangat dinamis dalam pemakaiannya.

6. Robot

Siapa yang mengira Robot hanya sebagai sebuah kata? Ternyata, robot adalah sebuah singkatan yaitu Residents Official Board of Technology atau sebuah teknologi mesin bergerak yang bisa diperintah.

Siapa sangka, singkatan yang sering kita temui punya kepanjangan unik! Semoga setelah membaca ini, Sobat UVERS bisa lebih paham dan makin penasaran untuk mencari tahu singkatan lainnya.

Sumber :

www.fimela.com
www.goodnewsfromindonesia.id
www.pramborsfm.com
www.detik.com

Juara 2 Chinese Calligraphy
pada National Competition of Chinese Art and Literature “ENCORE” 2023

Juara 1 Lomba Baca Puisi Pada Kegiatan Zhongwen Bisai 2023

Juara 2 Lomba Lukisan Tradisional Tiongkok (Kategori Dewasa) dalam The 1st Overseas Chinese Youth Practical Competition Tingkat Nasional

Scroll to Top