Batam, 30 Maret 2019 – Akreditasi merupakan proses penilaian kelayakan mutu dari sebuah Program Studi dan juga Perguruan Tinggi. Universitas Universal (UVERS) merupakan salah satu perguruan tinggi yang gencar melakukan proses akreditasi untuk program-program studinya dalam rangka meningkatkan kualitas. Beberapa program studi telah melewati proses akreditasi dan mendapatkan hasil dengan predikat baik.

Di sisi lain, pengembangan kualitas juga terus dilakukan oleh pemerintah sehingga memunculkan instrumen baru yang diterapkan dalam proses akreditas perguruan tinggi. Menyadari kebutuhan tersebut, UVERS mengadakan sosialisasi pengenalan instrumen akreditasi terbaru kepada para ketua program studi dan para dosen. Sosialisasi yang bertempat di Ruang Auditorium 101 Gedung B Universitas Universal, menghadirkan Elisa Christiana, BA., MA., M.Pd selaku narasumber.

Elisa menyampaikan bahwa pembaharuan instrumen akreditasi diperlukan karena sudah out of date atau tidak sesuai dengan regulasi terkini. Selain itu juga terjadi peralihan paradigma dan kelemahan penilaian pada instrumen sebelumnya. Instrumen sebelumnya dirasa belum seimbang antara luaran capaian dan input proses. Sedangkan luaran dan capaian yang sesuai merupakan bukti ketika Tridharma Perguruan Tinggi telah tercapai.

Dengan adanya instrumen akreditasi terbaru, hal-hal yang dinilai antara lain mutu kepemimpinan dan tata kelola. Penilaian selanjutnya dititikberatkan pada mutu produktivitas yang terdiri dari output, outcomes, dan impact. Ketiga hal tersebut akan menghasilkan sesuatu berupa kualitas luaran, inovasi, dan kemanfaatan bagi masyarakat. Hal yang selanjutnya dinilai yaitu mutu proses yang mencakup proses Tridharma Perguruan Tinggi. Point terakhir yang menjadi penilaian yaitu kinerja mutu input yang meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), mahasiswa, kurikulum, sarana prasarana, dan keuangan. (Sh)

Batam, 9 April 2019 – Demi meningkatkan pengetahuan mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) UVERS kembali melakukan kunjungan edukasi. Kali ini HIMAKSI dan Program Studi Akuntansi UVERS diberi kesempatan untuk melaksanakan kunjungan edukasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepualuan Riau. Kunjungan edukasi yang dilaksanakan pada Kamis (4/4) tersebut diikuti oleh sekitar 80 peserta yang terdiri dari para mahasiswa dan para dosen Program Studi Akuntansi.

Kunjungan edukasi tersebut diisi dengan presentasi yang disampaikan oleh beberapa narasumber, yaitu Yeni Astuti Anggraini, M. Reza Ali Khan, Cristian, dan Herbert Manurung. Beberapa fokus materi yang dibahas, yaitu seputar kebanksentralan, sistem pembayaran, keuangan inklusi, hingga perlindungan konsumen, dan pengelolaan uang rupiah.

Selain memperkenalkan tentang profil Bank Indonesia, Pihak Bank Indonesia juga memperkenalkan sistem pembayaran non tunai terbaru yang baru saja diluncurkan Bank Indonesia di Jakarta. Bank Indonesia meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasioanal (GPN) sebagai sistem pembayaran non tunai yang menghubungkan seluruh Bank yang ada di Indonesia dalam satu sistem pembayaran.

Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan sistem GPN, Bank Indonesia memberikan logo nasional pada kartu ATM atau kartu debet yang pengunaannya saat ini hanya bisa digunakan di dalam negeri. Kartu ATM atau debet berlogo GPN dapat diterima diseluruh terminal pembayaran merchant dalam negeri. Dengan kata lain, GPN bertujuan untuk menjadi pemersatu transaksi pembayaran nasional. Guna mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No.19/8/PBI/2017 tanggal 21 Juni 2017 dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.19/10/PADG/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional.

Setelah mendapat materi seputar kebanksentralan, kegiatan ditutup dengan mahasiswa diajak berkeliling BI untuk melihat fasilitas yang dimiliki oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu tempat yang tak luput dari kunjungan mahasiswa adalah perpusatakaan yang dimiliki oleh Bank Indonesia. Kunjungan edukasi yang dilaksanakan sebagai program dari Himaksi juga sebagai bentuk praktek lapangan atau materi pembelajaran seputar mata kuliah ekonomi makro. Melalui kunjungan edukasi yang dilaksanakan oleh HIMAKSI, diharapkan para mahasiswa mendapat materi secara langsung oleh pihak yang mengetahui dengan detail inflasi, kurs mata uang dan sistem pembayaran non tunai. (Sh)

Kualitas sebuah lembaga perguruan tinggi dapat dinilai dari kegiatan para mahasiswa di dalamnya, terlebih jika kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa menuai prestasi luar biasa. Hal tersebut juga sedang dilakukan oleh Universitas Universal (UVERS). Meskipun masih berusia muda, para mahasiswa UVERS telah berhasil meraih berbagai prestasi, salah satunya adalah menjuarai lomba-lomba tingkat nasional.

Nama UVERS kembali bergaung di kompetisi tingkat nasional berkat UVERS Studio. UVERS Studio melalui Dedy Andhika dan Stephen Chang berhasil meraih predikat Juara 1 dalam Photography Design Video Competition (PDVC) Tingkat Nasional 2019. Kompetisi yang diadakan oleh Universitas Negeri Semarang tersebut juga melibatkan berbagai perguruan tinggi sebagai peserta. Dari cabang lomba fotografi, desain, dan videografi, UVERS Studio ambil bagian dalam kompetisi videografi.

Dengan tema kompetisi “Ekspresikan Diri Menyambut Pesta Demokrasi”, UVERS Studio menghasilkan karya berjudul “Demokrasi Pancasila Menuju Dunia Satu Keluarga”. Video tersebut berisi pesan-pesan positif yang sesuai dengan demokrasi khas Indonesia yang dikombinasikan dengan tujuan besar UVERS yang berkomitmen untuk mewujudkan peradaban menuju dunia satu keluarga. Penilaian juri yang mengusung 70% teknik syuting, detail, alur, pencahayaan, dan konsep cerita, serta 30% bahasa, sikap, ekspresi, dan penguasaan konsep akhirinya mengantarkan karya UVERS Studio sebagai juara 1 dalam kompetisi nasional tersebut.

Dedy Andhika mengungkapkan bahwa karya tersebut direalisasikan dalam waktu kurang lebih satu minggu dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari anggota UVERS Studio, INLA UVERS, hingga para mahasiswa UVERS lainnya. Ia berharap dengan prestasi yang telah diraih, UVERS Studio dapat semakin baik dalam melayani masyarakat dan lebih berdaya saing dalam bisnis yang dibangun . (AS)

Batam, 26 Maret 2019 – Indonesia sering disebut sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Salah satu provinsi yang memiliki pulau-pulau kecil yang tersebar disekelilingnya yaitu Kepulauan Riau (Kepri). Kepri memiliki beberapa kabupaten dengan pulau-pulau kecil yang patut untuk di explore. Kabupaten yang patut untuk dijelajahi lebih jauh karena memiliki destinasi yang menarik yaitu Kabupaten Lingga. Saat ini Kabupaten Lingga menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing karena kabupaten tersebut memiliki ikon wisata dan juga masih kental dengan sejarah dan budaya melayu yang dimilikinya.

Kabupaten Lingga yang saat ini mulai ter-expose mendorong pemerintah Lingga untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai potensi wisata, sejarah, dan budaya Kabupaten Lingga melalui Talkshow Public Expose “Exploring Lingga”. Proses perkenalan yang dikemas dalam bentuk talkshow ini menghadirkan penulis buku “Exploring Lingga” yaitu Edi Sutrisno sebagai narasumber. Raja Fahrurazzi selaku Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lingga juga hadir untuk memberikan materi terkait potensi Kabupaten Lingga. Raja Fahrurazzi mengajak peserta untuk mengenal sejarah Kabupaten Lingga yang pernah menjadi ibukota negara pada zaman dahulu. Selain itu ia juga memperkenalkan tentang beberapa ikon wisata dan budaya Lingga yang masih eksis sampai saat ini yaitu Pulau Benaan dan tradisi Maddi Syafar. Kedua ikon tersebut berhasil menarik minat wisatawan asing sehingga saat ini cukup banyak wisatawan asing yang mengunjungi Lingga Untuk berlibur.

Hal ini juga dipertegas oleh Edi Sutrisno sebagai penulis buku “Exploring Lingga” yang sudah lebih dulu melakukan eksplorasi di Kabupaten Lingga sehingga bisa mengahasilkan sebuah buku. Edi mengajak para peserta untuk ikut merasakan langsung destinasi yang disuguhkan Lingga kepada para wisatawan. Hal-hal menarik seputar Lingga yang ia paparkan bahwa Lingga merupakan Bunda Tanah Melayu dan informasi menarik lainnya bahwa Kabupaten Lingga adalah salah satu wilayah Indonesia yang dilalui oleh Garis Khatulistiwa, sehingga di Lingga juga dibangun landmark yang dinamakan Tugu Khatulistiwa. Selain itu Edi juga menambahkan bahwa Lingga bisa menjadi bahan yang dapat diteliti untuk menjadi sebuah skripsi. Sehingga beliau mengajak para peserta yang mayoritas mahasiswa untuk dapat melakukan eksplorasi lebih jauh di Lingga.

Talkshow yang berlangsung di Universitas Universal juga menghasilkan kerjasama antara Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lingga dengan Universitas Universal (UVERS) yang bertempat di Ruang Auditorium 101 Gedung B pada 25 Maret 2019. Talkshow yang dilaksanakan tersebut menjadi salah satu dari ruang lingkup kerjasama yang selanjutnya akan dilaksanakan oleh UVERS dengan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lingga yaitu penyelenggaraan seminar/kuliah umum dan workshop/pelatihan. Point penting lainnya dalam kerjasama yaitu agar dapat terlaksananya Tridharma Universitas dan kunjungan lapangan (magang industri) serta promosi. (Sh)

Permasalahan yang selalu menjadi tantangan dalam dunia pendidikan adalah kurikulum dunia pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri, sekaligus dunia industri yang tidak menerapkan praktek sejalan dengan konsep dunia pendidikan. Hal tersebut menimbulkan banyak permasalahan dalam rekrutmen pekerja karena lulusan perguruan tinggi dianggap belum cukup kompeten di dunia kerja.

Ketimpangan tersebut juga disadari oleh Universitas Universal (UVERS) sebagai permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satu langkah penyelesaian ditunjukkan UVERS dengan memulai dan memperkuat kerjasamanya dengan Indo Human Capital dan Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia (LPMI). Kedua lembaga tersebut seringkali bergerak di bidang pendidikan manajemen, termasuk manufacturing management dan human capital management, termasuk melakukan sertifikasi profesi di kedua bidang tersebut.

Seremoni penandatanganan nota kesepahaman yang diselenggarakan pada Kamis (14/3) tersebut dihadiri oleh perwakilan kedua pihak. “Pengalaman yang kami temukan, banyak lulusan perguruan tinggi yang mencari pekerjaan, mereka harus dibekali agar dapat link and match dengan industri” ujar Paimin Siahaan, S.E., M.Hum., M.Th. selaku Ketua Pembina Indo Human Capital. Ia berharap para praktisi yang tergabung di dalam lembaganya dapat memberikan berbagai wawasan bagi para mahasiswa UVERS agar siap untuk masuk ke dunia industri.

Paimin Siahaan, S.E., M.Hum., M.Th menyebutkan bahwa pendirian Indo Human Capital dilatarbelakangi oleh pekerja yang telah lama bekerja di bidang human capital tapi tidak dimemiliki konsep yang benar secara akademis. Selain itu, para pencari kerja yang tidak dibekali wawasan industri secara tajam sehingga sulit menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri. Ia menambahkan bahwa profesi human capital dapat digeluti oleh siapapun, namun tidak terlalu populer. Namun kini profesi tersebut semakin disenangi.

Luce Kristina Siagian, S.E mengungkapkan bahwa setiap tahun Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia (LPMI) juga melaksanakan program pelatihan dan pengembangan karyawan. Bahkan, Direktur Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia tersebut mengungkapkan bahwa 90% peserta pelatihan pada tahun lalu telah bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS juga menyampaikan rasa terima kasih yang besar karena Indo Human Capital dan Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia telah bersedia untuk menjalin kerjasama yang diharapkan bermanfaat bagi para mahsiswa UVERS. (AS)

Sumber daya manusia adalah salah satu komponen terpenting dalam kehidupan setiap organisasi. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas juga menjadi hal krusial di instansi-instansi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Kebutuhan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut mendorong Universitas Universal (UVERS) dan Sekolah Globe Nasional Plus untuk melaksanakan kerjasama berbasis pemberdayaan sumber daya manusia.

Kerjasama antara UVERS dan Sekolah Globe Nasional Plus tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) yang ditandatangani pada Selasa (26/2) oleh kedua pihak. Dalam seremoni penandatanganan nota kesepahaman tersebut, UVERS diwakili oleh Dr. Kisdarjono selaku Rektor, sedangkan Sekolah Globe Nasional Plus diwakili oleh Muhammad Raihan selaku Pembina Yayasan.

Nota kesepahaman tersebut memuat beberapa kesepakatan yang menjadi komitmen bersama antar kedua pihak. Kesepakatan-kesepakatan tersebut meliputi, Kunjungan Sekolah, Magang Mahasiswa, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pelatihan dan Seminar, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Promosi Perguruan Tinggi, hingga Promosi Sekolah. “UVERS membutuhkan dukungan timbal balik dengan sekolah-sekolah di Batam dalam berbagai hal”. Ujar Dr. Kisdarjono. Dr Kisdarjono juga menjelaskan komitmen UVERS dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, termasuk kepada Sekolah Globe Nasional Plus.

Muhammad Raihan menjelaskan bahwa Sekolah Globe Nasional Plus telah berdiri selama sepuluh tahun dan telah membuat banyak terobosan. Ia berpendapat salah satu hal penting agar selalu dapat membuat terobosan baru adalah dengan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang telah dimiliki. Implementasi pemberdayaan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan workshop kepada guru, sharing pengalaman di dunia pendidikan, dan penempatan mahasiswa magang UVERS untuk memperkaya sumber pembelajaran demi mengembangkan kualitas sumber daya manusia. (AS)

Indonesia disebut telah masuk dalam kategori negara darurat narkoba, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang sesungguhnya harus diatasi bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat. Menyadari kondisi darurat tersebut, Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Riau (BNNP Kepulauan Riau) bekerjasama dengan Universitas Universal (UVERS) demi melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekusor narkotika di lingkungan kampus.

Kerjasama pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani oleh kedua pihak. Penandatanganan nota kesepahaman yang berlangsung pada Jumat (1/3) tersebut dihadiri pimpinan kedua lembaga. Dalam seremoni penandatanganan nota kesepahaman tersebut, UVERS diwakili oleh Dr. Kisdarjono selaku Rektor dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Riau diwakili oleh Brigjen Pol Drs. Richard M Nainggolan, M.M., MBA selaku Kepala BNNP Kepulauan Riau.

Ruang lingkup kerjasama yang disepakai sangat beragam, mulai dari diseminasi informasi dan advokasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika, melakukan publikasi dan kampanye Stop Narkoba, hingga membentuk Relawan dan Penggiat Anti Narkoba di lingkungan kampus. Selain itu, deteksi dini juga dilakukan untuk menekan angka penyalahgunaan narkotika, ditambah dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di bidang tersebut.

Materi dan bahan ajar tentang penyalahgunaan narkotika juga disepakati untuk menjadi salah satu pembahasan penting di dalam mata kuliah, termasuk pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Pertukaran data dan informasi antara kedua pihak juga digencarkan demi mencegah dan memberantas penyalahgunaan yang telah banyak menyasar generasi muda.

“UVERS ingin membangun komunitas yang baik, aman, dan imun pada berbagai gangguan, termasuk gangguan penyalahgunaan narkotika” ujar Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS. Dalam sambutannya, Dr. Kisdarjono berterima kasih kepada BNNP Kepulauan Riau yang telah peduli serta memberdayakan masyarakat demi mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika. Dr. Kisdarjono berharap setelah diberikan wawasan tersebut oleh BNNP Kepulauan Riau, UVERS dapat memberdayakan semakin banyak komunitas yang lebih kecil agar imun terhadap kemungkinan penyalahgunaan narkotika.

“Komitmen bersama ini ada karena narkotika masih menjadi masalah yang luar biasa dan harus dihadapi bersama, komitmen tersebut muncul dari kesepahaman bahwa narkoba adalah musuh bersama” Tegas Brigjen Pol Richard M Nainggolan, M.M., MBA selaku Kepala BNNP Kepulauan Riau. Richard menyebut Indonesia sebagai Negara Darurat Narkoba karena beberapa hal. Ia menyebutkan bahwa tidak ada satupun institusi, perkumpulan, dan lingkungan masyarakat yang bebas dari penyalahgunaan narkotika. Ironisnya, sebagian penyalahgunaan narkotika terjadi pada generasi muda yang berusia produktif dan 27% dari jumlah tersebut berasal dari kalangan mahasiswa dan siswa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahkan mengungkapkan bahwa lebih dari 22.000 pelajar dan mahasiswa terpapar penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, peran UVERS sebagai perguruan tinggi dirasa sangat penting untuk menjaga generasi muda dari ancaman tersebut, masyarakat juga tentu berharap anak-anaknya berkuliah di tempat yang bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. (AS)

Batam, 12 Februari 2019 – Arus globalisasi telah mendorong kehidupan manusia untuk memasuki era revolusi industri 4.0 yang didominasi oleh digitalisasi pada setiap lini kehidupan. Era 4.0 menekankan pada teknologi yang semakin canggih sekaligus memunculkan tantangan bagi manusia untuk menyeimbangkan antara teknologi dan kompetensi dalam menghadapinya. Meski kehidupan telah memasuki era 4.0, manusia tidak boleh kehilangan keindahan atau estetika dalam hidupnya. Dengan melihat fenomena tersebut, Universitas Universal (UVERS) dan Sekolah Maitreyawira menyelenggarakan seminar dengan tema “Estetika Kehidupan Era 4.0” untuk menelusuri lebih mendalam tentang nilai-nilai keindahan dalam hidup manusia.

Dr. techn. Aswandy, M.T. selaku Wakil Rektor dari UVERS melalui sambutannya memberikan pesan agar seminar tersebut dapat memberikan sharing tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh manusia dalam menghadapi revolusi 4.0. Seminar yang dilaksanakan pada Hari Rabu (12/02) tersebut bertempat di Auditorium Harmonis Gedung C UVERS menghadirkan dua narasumber yang sangat menginspirasi, yaitu Dr. Drs. Susianto, MKM dan Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Seto. Dr. Drs. Susianto, MKM selaku pakar gizi dan Presiden World Vegan Organization mengkaji estetika kehidupan manusia era 4.0 dari segi kesehatan fisik, sedangkan Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si atau Kak Seto menguraikan topik yang sama melalui sudut pandang kesehatan psikis.

Dr. Drs. Susianto, MKM berpandangan bahwa teknologi memiliki dua sisi. Saat ini dapat dikatakan ada banyak sisi negatif yang didapat dari teknologi, namun masyarakat tidak boleh menutup mata dari banyaknya sisi positif yang dapat diperoleh dari teknologi yang semakin berkembang. Dr. Susianto berpendapat bahwa estetika kehidupan juga berhubungan dengan kesehatan fisik manusia. Ia mengajak masyarakat untuk membangun estetika kehidupan dengan memperhatikan isi piring makan dengan campaign “My Plate (isi piringku)”, melalui isi piring yang kita makan menentukan sejauh mana asupan gizi yang kita dapatkan. Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Indonesian Vegetarian Society (IVS) melalui Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) mengingatkan bahwa “makan apa yang kamu punya bukan apa yang kamu mau” karena kebutuhan dan keinginan merupakan hal yang sangat berbeda. Susianto yang saat ini menjabat sebagai President of World Vegan Organisation & Vegan Society Indonesia mengajak audiens untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Sebagai seorang vegan, ia juga mematahkan anggapan bahwa masyarakat tidak bisa mendapatkan 4 sehat 5 sempurna hanya dari sumber nabati. Karena sebenarnya hampir seluruh kandungan gizi yang kita butuhkan ada dari sumber nabati dan salah satu kandungan gizi terbesar ada pada kacang kedelai. Melalui gaya hidup vegan ia juga mengatakan bahwa kita diajarkan untuk menghargai martabat semua kehidupan.

Setelah berbicara tentang estetika kehidupan era 4.0 dari sisi kesehatan fisik, seminar berlanjut untuk melihat dari sisi kesehatan jiwa atau psikis manusia. Kak Seto yang dikenal sebagai Psikolog dan Pemerhati Anak memberikan pandangannya tentang cara “Mendidik dengan Cinta”. Topik tersebut menjadi sorotan karena maraknya anak yang terpapar oleh dampak negatif dari kemajuan teknologi. Kak Seto berpendapat bahwa lingkungan memiliki peran yang besar dalam menciptakan kondisi tersebut. Pada dasarnya semua anak-anak senang belajar, jika diberikan lingkungan yang gembira. Orangtua dan Guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan lingkungan gembira, dengan cara mendidik dengan cinta maka lingkungan yang gembira dapat terbentuk. Ketika anak-anak berada pada lingkungan yang dia sukai maka akan berkurang intensitasnya dalam bermain gadget. Karena pada dasarnya gadget merupakan pelarian dari anak-anak yang tidak bisa belajar pada lingkungan yang dia sukai. Beliau mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah gagal menciptakan manusia sesuai potensi yang sudah dikehendakinya. Maka ini menuntut para Orangtua dan Guru agar memiliki cara kreatif untuk mengaitkan cara belajar dengan potensi yang anak miliki. (Sh)

Batam, 17 Desember 2018 – Universitas Universal (UVERS) tidak berhenti untuk menghasilkan hal-hal baru. Pada Sabtu (15/12), UVERS menggelar seremoni Soft Launching UVERS Studio. Acara tersebut digelar di Hall Gedung C dengan pemotongan pita oleh Ketua Yayasan Pancaran Maitri Pandita Liyas Masri; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. techn. Aswandy, M.T; dan juga Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Emi Lestari, S.E., M.M. Selain itu sambutan juga diberikan oleh Pandita Liyas Masri selaku Ketua Yayasan untuk peresmian dari UVERS Studio.

Pandita Liyas memberikan motivasi pada mahasiswa khususnya pada unit-unit kegiatan mahasiswa bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan harus memiliki nilai pasti bagi kemanusiaan. Sama halnya dengan terbentuknya UVERS studio, harus memuat filosofi atau nilai dalam mengembangkan usaha ini. UVERS studio diharapkan dapat berguna bagi orang banyak dan tentunya harus memiliki fokus dalam pengembangannya. Selain itu, beliau menyampaikan sebuah ide bahwa untuk Gedung Baru UVERS nantinya agar dapat diberikan ruang khusus untuk setiap unit kegiatan mahasiswa yang ada. Harapannya bahwa ketika sudah memiliki fasilitas yang memadai maka unit kerja mahasiswa tersebut dapat lebih profesional dan berkembang.

Pandita Liyas berharap bahwa UVERS Studio dapat menjadi usaha profesional dan maju untuk masa mendatang. Hingga saat ini, UVERS Studio telah memberikan fokus mereka dalam beberapa bidang jasa seputar design, videography, photography, music, serta paint and brush art. Beberapa jasa yang UVERS Studio berikan berupa prewedding photoshootdubbing, dan juga produk dalam bentuk paint and brush art seperti custom lukisan pada sepatu. (Sh)

Batam, 17 Desember 2018 – Komunikasi menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui komunikasi manusia dapat berinteraksi dan menjadikannya makhluk sosial. Sama hal nya dengan salah satu mata kuliah yang ada pada Program Studi Manajemen Universitas Universal (UVERS) yaitu Komunikasi Pemasaran. Pada mata kuliah tersebut, mahasiswa diajak untuk menciptakan suatu brand dan juga mengomunikasikannya kepada publik. Tugas akhir dari para mahasiswa semester 7 ini untuk pertama kalinya dikemas dalam bentuk pameran.

Bertemakan “Brand Activation Exhibition, mahasiswa menyelenggarakan sebuah pameran di Hall Gedung C. Terdiri dari 6 kelompok stand, para mahasiswa memamerkan brand yang telah mereka ciptakan dan beberapa juga telah dikemas dalam bentuk produk. Salah satu brand yang yang telah menciptakan produknya adalah brand “Sabal (Sabun Bahan Alami)”. Sabal menciptakan produk sabun untuk mencuci peralatan makan dengan bahan dasar alami, seperti kulit jeruk. Ide tersebut muncul karena saat ini hampir semua sabun pencuci menggunakan bahan kimia yang tentunya akan berdampak bagi kesehatan manusia. Selain itu sabun tersebut juga aman digunakan untuk mencuci peralatan makan bayi karena tidak mengandung bahan kimia sama sekali.

Selanjutnya yang tak kalah menarik dari brand Sabal yang telah mampu sampai ditahap menciptakan produk, terdapat salah satu brand yang concern terhadap kehidupan sosial manusia yaitu brand “Care Our Children (COC)”. Ide pendirian COC didasari oleh pengamatan mereka terhadap kondisi panti asuhan yang operasionalnya selama ini bergantung pada donatur. Dengan itu, mereka ingin bisa menjadi fasilitator agar anak-anak di panti asuhan dapat juga menghasilkan untuk diri mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pembuatan produk kepada anak-anak untuk dipasarkan. Langkah awal dari kegiatan tersebut adalah mengumpulkan relawan untuk menjadi pelatih, selain itu mereka juga memikirkan konsep tentang pemasaran produk tersebut melalui garage sale dan selanjutnya akan dilengkapi dengan sebuah aplikasi online agar dapat menjaring masyarakat secara luas.

Beberapa brand yang telah diulas diatas menunjukkan bahwa para mahasiswa dibimbing untuk menjadi enterpreneur yang berfokus tidak hanya pada profit melainkan juga terhadap lingkungan dan sosial. Hal ini juga dikuatkan oleh penjelasan dari Muhammad Trio Febriyantoro, S.E., M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pemasaran. Trio mengatakan bahwa memang mahasiswa UVERS dibimbing untuk menjadi sociopreneur yang berfokus pada profit, social, dan lingkungan. Jadi tidak hanya semata-mata untuk profit namun ketiga hal tersebut harus balance. Melalui mata kuliah ini tentunya mahasiswa tidak hanya sekedar menciptakan suatu brand tetapi juga harus mampu mengkomunikasikan brand tersebut secara langsung terhadap konsumen. Beliau ingin bahwa mahasiswa dapat menguatkan brand tersebut sehingga menciptakan brand awareness pada masyarakat. (Sh)

Scroll to Top