Batam, 30 Juli 2025 – Dalam semangat membangun jejaring pendidikan global yang berkelanjutan, Universitas Universal (UVERS) menyambut kunjungan edukatif dari Temasek Polytechnic, Singapura, dalam rangkaian program Global Studies – Overseas Study Trip pada Rabu (07/23). Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif internasional yang bertujuan memperluas wawasan dan pemahaman lintas budaya para mahasiswa, sekaligus membuka ruang kolaborasi akademik antar institusi.

Sebanyak 17 peserta yang merupakan mahasiswa dan staf dari Temasek Polytechnic dan mahasiswa UVERS turut serta dalam program yang dilaksanakan di Gedung kampus UVERS. Dalam kunjungan tersebut, para peserta mengikuti berbagai aktivitas seperti sesi perkenalan institusi, ice breaking, campus tour, pertukaran budaya Batam dan Singapura, diskusi isu terkini, hingga tantangan kreatif seperti TikTok Challenge dan kuis trivia.

 

“Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengalami langsung dinamika sosial dan budaya lintas negara, sekaligus memperkuat soft skills seperti komunikasi antarbudaya dan kerja sama tim,” ujar R. Widya Henisaputri, S.Kom., M.Psi., Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Universal, yang juga menjadi ketua pelaksana pada kegiatan ini.

Tak hanya mempererat interaksi antar mahasiswa, kunjungan ini juga menjadi fondasi untuk membangun kerja sama akademik lebih luas ke depannya. Baik UVERS maupun Temasek Polytechnic membuka peluang pertukaran pelajar, kolaborasi riset, serta pengembangan kurikulum bersama yang relevan dengan tantangan global saat ini.

Melalui kegiatan yang berlangsung meriah dan penuh semangat ini, kedua institusi menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong internasionalisasi pendidikan tinggi. Harapannya, inisiatif seperti ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia lintas negara. (Sh)

Batam, 29 Juli 2025 – Sebagai bagian dari upaya internasionalisasi dan pengenalan nilai-nilai keberlanjutan, Universitas Universal (UVERS) menerima kunjungan dari rombongan pelajar Sekolah Bold Korea Selatan pada Kamis (10/07). Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Bina Teladan Mandiri, Sekolah Elsadai dan UVERS, sebagai bagian dari misi yayasan untuk memberikan exposure internasional kepada pelajar melalui kunjungan edukatif keberbagai universitas di kawasan Asia Tenggara.

Sekolah Bold Korea Selatan yang difasilitasi oleh PT Bina Teladan Mandiri tertarik mengunjungi UVERS karena pendekatan unik kampus terhadap isu lingkungan dan budaya lokal. Dalam kunjungan tersebut, para siswa diajak untuk terlibat langsung dalam praktik pembuatan Eco Enzyme, melihat sistem pengelolaan sampah mandiri, serta menyaksikan pertunjukan budaya kampus seperti tarian INLA. “Kita mungkin tidak punya teknologi tinggi, tapi kita punya nilai yang kuat dalam keberlanjutan dan budaya,” ujar Yodi, S.Kom., M.S.I. selaku ketua pelaksana.

Kegiatan ini turut melibatkan siswa dari SMA Maitreyawira Batam sebagai bagian dari kolaborasi dalam mendukung sesi praktik pembuatan Eco Enzyme. Sinergi antarpelajar ini mencerminkan semangat UVERS dalam mendorong keterlibatan lintas jenjang pendidikan dalam aktivitas berorientasi lingkungan. “Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momentum pembelajaran lintas budaya dan lintas institusi,” ungkap Yodi.

Ke depan, UVERS berharap dapat terus menjadi tuan rumah bagi program kunjungan internasional tidak hanya untuk pelajar SMA, tetapi juga mahasiswa. Dengan membuka ruang diskusi akademik dan pertukaran pemikiran, UVERS berkomitmen menjadi kampus yang terbuka, inklusif, dan berdampak secara global. (Sh)

Sobat UVERS pasti nggak asing lagi dong sama istilah “aura farming” yang lagi rame banget di timeline? Beberapa waktu lalu, warganet digegerkan dengan video Pacu Jalur yang menampilkan tarian anak kecil di ujung perahu sambil tenang dan penuh percaya diri. Penampilannya itu kemudian di-tag sebagai tren viral melalui istilah Aura Farming, dan semuanya langsung ramai di sosial media. Mulai dari TikTok, Instagram, hingga akun resmi klub besar dunia.

Apa Itu Aura Farming?

“Aura Farming” adalah istilah Gen Z untuk gaya tampil penuh karisma, tapi terkesan effortless. Istilah ini mulai ramai tahun 2024, namun meledak setelah muncul video anak berusia 11 tahun bernama Rayyan Arkan Dikha menari di atas perahu Pacu Jalur yang viral secara global. Gayanya yang tenang, bold, tapi tetap natural, lalu pakai baju hitam dan kacamata membuat banyak orang langsung terpikat. Hal ini pun diangkat di beberapa media internasional seperti New York Post dan India Times.

Pacu Jalur & Aura Farming: “Tradisi Jadi Spotlight”

Pacu Jalur adalah lomba perahu panjang khas Kuantan Singingi, Riau, yang sudah ada sejak abad ke‑17. Dalam festival ini, biasanya ada seorang penari di haluan perahu (disebut Togak Luan atau Anak Coki) yang memberi semangat pendayung dengan goyangan khas. Aksi inilah yang viral di media sosial secara global setelah Rayyan tampil sebagai pusat perhatian.

Siapa Saja yang Ikutan Tren Aura Farming?

Yang bikin tren ini makin global? Banyak publik figur dan institusi besar yang ikutan Aura Farming, seperti:

  • BTS (Jungkook & V) yang menari dalam Instagram Live mereka; video ini bahkan dibagikan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia sebagai tanda apresiasi kepada mereka sebagai “aura legends”
  • Neymar, bintang sepak bola dunia, tampil bersama Barcola dalam video tersebut.
  • Travis Kelce, pemain NFL dan pacar Taylor Swift, bikin TikTok editan gerakannya gaya Aura Farming dengan tagar #Indonesia #AuraFarming
  • Klub sepakbola besar seperti PSG dan AC Milan ikut merekam video dengan caption lucu ala Aura Farming; PSG bilang, “His aura made it all the way to Paris.”
  • Steve Aoki, DJ internasional, juga joget di panggung dengan gaya latihan aura farming dan tag caption viral
  • Bahkan institusi besar seperti CRPF India dan Angkatan Laut Singapura juga mencoba gaya ini dan viral di akun resmi mereka (sumber : mediatimes)

Mengapa Ini Jadi Peluang Besar untuk Budaya Lokal?

  1. Autentis & Visual Kuat
    Video Pacu Jalur menampilkan warna, energi, semangat dalam gerak, bikin orang terpikat secara visual dan emosional.
  2. Relatable & Dikemas Kekinian
    Aura farming itu aktus dengan gaya santai tapi karismatik—pas banget dengan selera Gen Z dan platform sosial.
  3. Dukung Promosi Budaya Lokal
    Mulai dari Rayyan yang jadi Duta Pariwisata Riau, hingga momentum emas untuk potensi peningkatan wisata Riau, khususnya Kuansing.

Fenomena Pacu Jalur dan Aura Farming membuktikan bahwa tradisi bisa viral jika diceritakan dengan cara yang fresh. Generasi Gen Z punya akses, gaya, dan kreativitas untuk membawa budaya lokal ke panggung global. So, yuk jadi bagian dari cerita budaya yang mendunia, khususnya budaya lokal Indonesia.

Sumber

Baca Juga : Kecanduan Scroll? Kenalan Sama Brain Rot & Cara Ngatasinnya

“Pernahkah Anda menggigil kedinginan justru pada puncak musim kemarau? Suhu pagi hari yang menusuk, embun tebal di rerumputan, bahkan selimut tebal yang tak cukup hangat. Fenomena ini bukan sekadar perubahan cuaca biasa—melainkan gejala atmosfer yang disebut bediding.”

Indonesia dikenal sebagai negara tropis dengan musim kemarau yang identik panas dan kering. Namun di beberapa daerah, terutama di dataran tinggi dan wilayah selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, terjadi fenomena unik: suhu turun drastis pada malam hingga pagi hari. Kondisi ini dikenal dengan istilah “bediding” (atau bediding dalam ejaan lokal), sebuah kata yang kini populer untuk menjelaskan cuaca “dingin menggigit” di musim kemarau.

Fenomena “bediding” disebabkan oleh dinamika atmosfer yang khas pada musim kemarau. Pada periode ini, langit cenderung cerah dan minim awan. Awan sebenarnya berfungsi sebagai “selimut” alami yang menahan radiasi panas bumi pada malam hari. Ketika awan sedikit atau hilang, panas yang disimpan permukaan bumi pada siang hari lebih mudah terlepas ke atmosfer pada malam hingga dini hari. Akibatnya, suhu permukaan turun drastis (CNBC Indonesia, 2025).

Bagi masyarakat, fenomena “bediding” membawa tantangan tersendiri. Petani perlu waspada pada kemungkinan embun beku di dataran tinggi yang dapat merusak tanaman. Penduduk lansia, balita, dan kelompok rentan juga disarankan untuk menjaga kesehatan di tengah suhu dingin mendadak. BMKG mengimbau masyarakat untuk menyiapkan pakaian hangat, menjaga kebersihan lingkungan, dan memantau prakiraan cuaca untuk mengantisipasi dampak fenomena ini (DetikNews, 2025).

Fenomena “bediding” bukan hanya semata-mata memahami soal cuaca ya sobat UVERS. Tapi sebagai pengetahuan untuk kita agar dapat siapsiaga menghadapi iklim yang cukup ekstrem untuk kesehatan dan keaman kita.

Referensi:

CNBC Indonesia. (2025, Juli 15). Langit Tak Tertutup Awan Bikin Suhu Dingin, Bediding Ini Penjelasannya. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20250715164859-4-649332/langit-tak-tertutup-awan-bikin-suhu-dingin-bediding-ini-penjelasannya

DetikNews. (2025). Fenomena Bediding Diperkirakan Sampai September 2025, Ini Faktornya. Detik.com. https://news.detik.com/berita/d-8012026/fenomena-bediding-diperkirakan-sampai-september-2025-ini-faktornya

Halodoc. (2024). Mengenal Fenomena Bediding: Udara Terasa Dingin di Musim Kemarau. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-fenomena-bediding-udara-terasa-dingin-di-musim-kemarau

Sobat UVERS pernah denger gak sih beberapa kalimat berikut? “Dia pintar karena dari sananya.” Atau “Gagal sekali, ya berarti memang bukan jalanku.”

Kalimat-kalimat ini terdengar familiar bukan? Bisa jadi pernah kamu dengar atau justru kamu sendiri yang sering mengucapkannya. Padahal, bisa jadi masalahnya bukan di kemampuan kamu tapi dari cara kamu melihat diri sendiri. Tanpa disadari, pola pikir atau mindset memengaruhi banyak hal seperti cara belajar, cara menghadapi tekanan, bahkan cara kamu menyikapi kegagalan. Ini bukan cuma teori psikologi semata tapi hal nyata yang membentuk keseharian kita sebagai pelajar, mahasiswa, atau profesional.

Lalu, apa sebenarnya yang membedakan mereka yang terus bertumbuh dan mereka yang mudah menyerah? Yuk, kita kupas lebih dalam tentang dua jenis mindset yang bisa sangat menentukan arah berkembangnya seseorang: growth mindset dan fixed mindset.

Apa Itu Fixed Mindset?

Fixed mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dasar seperti kecerdasan atau bakat adalah sesuatu yang tetap dan tidak bisa diubah secara signifikan (Dweck, 2006). Individu dengan mindset ini cenderung berpikir bahwa keberhasilan hanya datang kepada mereka yang “memang sudah berbakat sejak awal”.

Nah, orang-orang dengan fixed mindset itu cenderung:

  • Menghindari tantangan karena takut gagal.
  • Mudah menyerah saat menghadapi hambatan.
  • Melihat usaha sebagai tanda kelemahan, bukan kekuatan.

Dengan kata lain, mereka lebih fokus membuktikan diri daripada memperbaiki diri.

Apa Itu Growth Mindset?

Dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success, Dweck menjelaskan bahwa orang yang memiliki growth mindset tidak melihat tantangan sebagai hambatan, melainkan kesempatan baginya untuk mempelajari hal baru agar makin berkembang.

Karakteristik utama growth mindset antara lain:

  • Melihat tantangan sebagai peluang untuk bertumbuh.
  • Terus mencoba meski pernah gagal.
  • Menghargai proses dan usaha.

Dalam lingkungan Pendidikan tinggi, mahasiswa dengan growth mindset biasanya lebih terbuka untuk belajar hal baru, tidak takut salah, dan lebih tahan terhadap tekanan akademik.

Kenapa Sih Hal Ini Penting untuk Mahasiswa?

Sebagai mahasiswa, pola pikir yang kamu miliki akan menentukan cara kamu menyikapi kesulitan dalam perkuliahan, proyek, atau bahkan kehidupan sosial. Misalnya, saat kamu gagal dalam presentasi atau tidak lolos seleksi beasiswa, apakah kamu akan langsung menyerah atau mencari tahu letak kesalahan dan mencoba lagi?

Kampus sebagai ruang belajar seharusnya tidak hanya mengasah pengetahuan, tetapi juga membentuk pola pikir dan karakter. Itulah kenapa banyak program dirancang agar mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tapi juga mampu berpikir kritis dan tangguh saat menghadapi masalah.

 

Referensi:

Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. New York: Random House.

id.jobstreet.com/id/career-advice/article/growth-mindset-adalah-arti-contoh-cara-mengembangkan

Scroll to Top