Indonesia seringkali dikenal sebagai negara yang kaya, tidak hanya kaya sumber daya alam yang melimpah, Indonesia juga kaya akan keberagaman latar belakang penduduknya. Keberagaman tersebut disikapi beragam oleh masyarakat Indonesia, namun keberagaman itu akan menjadi kekuatan bagi negara jika dihormati dan dihargai keberadaannya. Universitas Universal (UVERS) sebagai perguruan tinggi dengan tujuan membangun peradaban menuju dunia satu keluarga tentu perlu membumikan keberagaman dalam kehidupan masyarakat kampusnya.
Salah satu upaya UVERS dalam membiasakan semangat dunia satu keluarga di lingkungannya seringkali dilakukan dengan pendidikan multikulturalisme. Seminar Pendidikan Multikulturalisme yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya tersebut menghadirkan Dr. Muhammad A.S. Hikam, APU sebagai pembicara. Dr. Muhammad A.S. Hikam, APU dikenal sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada era Presiden Abdurrahman Wahid. Seminar pendidikan multikulturalisme tahun ini dibawakan dengan tajuk “Memperkuat Ketahanan Bangsa Melalui Pendidikan Multikulturalisme”.
Seminar yang dilaksanakan pada Sabtu sore (7/9) tersebut diikuti oleh ratusan mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di semester tiga. Dr. Muhammad A.S. Hikam, APU menegaskan bahwa pendidikan multikulturalisme dan budaya saat ini menjadi sangat penting karena banyak persoalan yang kemunculannya berakar pada masalah budaya. Ia menyebut permasalahan-permasalahan tersebut dengan meminjam istilah clash of civilizations yang diperkenalkan oleh Samuel Phillips Huntington. Dr. Muhammad A.S. Hikam menjelaskan clash of civilizations muncul karena ketidakmampuan masyarakat dalam menerima perbedaan dalam lingkungan bersama.
Berbagai persoalan yang disebabkan oleh perbedaan budaya tersebut saat ini muncul di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dr. Muhammad A.S. Hikam menegaskan bahwa tanpa pendidikan multikulturalisme, maka konflik akan muncul dalam diri masyarakat yang pada akhirnya menolak hadirnya perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Padahal, faktanya Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bahkan susunan DNA bangsa Indonesia adalah kemajemukan itu sendiri. Pendidikan multikulturalisme akan menjadi benteng bagi masyarakat Indonesia agar tidak dapat dipecah belah dengan alasan apapun.
“Pendidikan multikulturalisme pada dasarnya adalah mendorong masyarakat untuk menyadari, menghormati, dan merayakan berbagai perbedaan budaya yang ada.” Ujar Dr. Muhammad A.S. Hikam. Menurutnya, menyadari, menghormati, dan merayakan berbagai perbedaan budaya tidak berarti akan menyebabkan hilangnya identitas personal anggota masyarakat. Pada dasarnya, sebagai anggota masyarakat, mahasiswa UVERS didorong oleh Dr. Muhammad A.S. Hikam untuk mengikuti dan membumikan pendidikan multikulturalisme agar masyarakat tidak menegasikan kehadiran keberagaman yang ada.
Dr. Muhammad A.S. Hikam juga menjelaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang unik karena meskipun terdiri dari berbagai macam perbedaan, bangsa Indonesia diikat oleh nasionalisme yang dilandasi oleh sejarah perjuangan yang sama. Dengan penuh harap, Dr. Muhammad A.S. Hikam juga mengungkapkan kekagumannya pada UVERS karena visi besarnya untuk tidak hanya mewujudkan pendidikan multikulturalisme, namun juga mewujudkan peradaban menuju dunia satu keluarga. (AS)