Seni Tari UVERS Sukses Laksanakan Pertunjukan Tugas Akhir Bertajuk “Antaratma”

Mahasiswa Prodi Seni Tari Universitas Universal berhasil menyelenggarakan Pagelaran Tari bertajuk “Antaratma” yang memukau. Acara ini merupakan bagian dari tugas akhir mereka, di mana mereka berhasil menggabungkan kreativitas, keahlian tari, dan kerja keras dalam sebuah pertunjukan yang memikat para penonton. Pada Minggu, 09 Juli 2023, Auditorium Harmoni Universitas Universal dipenuhi dengan semangat dan kegembiraan ketika para mahasiswa berhasil memamerkan Masterpiece buah dari segala keringat mereka selama 4 Tahun menempuh perkuliahan. Pagelaran seni tari ini tidak hanya menjadi ajang untuk menunjukkan keterampilan tari, tetapi juga sebagai wujud ekspresi seni yang mendalam. Pagelaran yang merupakan hasil karya Tugas Akhir mahasiswa ini menyajikan 5 karya sebagai hasil dari proses pembelajaran kesarjanaan di UVERS. Berbagai genre tari ditampilkan dalam pagelaran ini, menggambarkan keberagaman budaya dan kreativitas mahasiswa. Setiap gerakan tari dilakukan dengan penuh semangat dan keterampilan teknis, menciptakan sebuah pengalaman visual dan emosional yang tak terlupakan bagi para penonton. 

Karya pertama adalah Breathing space, karya tari yang terinspirasi dari pengalaman empiris penata tari sebagai penyintas penyakit paru-paru yang berdampak terhadap kondisi fisik dan psikis, yaitu tuberkulosis. Karya tari ini juga menggunakan motion graphic sebagai pendukung ruang imajinasi penata tari. Witri Febri Yani adalah Koreografer dibalik karya ini dengan Mega Lestari Silalahi, S. Sn., M. Sn. dan Doni Febri Hendra, S. Sn., M. Sn. sebagai Dosen Pembimbingnya. 

Karya kedua bertajuk Ngombak, karya tari ini bersumber dari rasa ketertarikan terhadap keseimbangan tubuh yang memberikan efek gerak ‘meliuk’ yang dihasilkan dari gelombang air laut ketika berada di atas kapal robin. Pergerakan tersebut mengingatkan akan pengalaman hidup di laut dari masa kecil hingga beranjak remaja. Koreografer Rohil Adidtya ingin menyampaikan tentang ‘Keseimbangan’ yang terbagi menjadi dua hal yaitu fisikal dan batin, selain itu karya tari ini menyampaikan tentang kedekatan, kenangan dan saksi hidup di laut. Karya tari Ngombak ini tercipta dibawah bimbingan dosen Nur Sekreningsih Marsan, S. Sn., M. Sn. dan Denny Eko Wibowo, S. Sn., M. A.

Puan Betuah menjadi karya tari selanjutnya, Puan Betuah diartikan dengan perempuan yang mempunyai kekuatan dan keahlian atau perempuan sakti. Melalui karya ini, koreografer Poladarti membicarakan karakter anggun dan tangguh yang diambil dari sosok Tun Fatimah. Terdapat 3 babak penyajian yang pertama keanggunan yang menggambarkan ketenangan, kecantikan dan kelembutan. Kedua menggambarkan ketangguhan dan kecerdasan dalam mempersiapkan peperangan. Ketiga ketangguhan di Medan perang. Widyanarto, S. Sn., M. Sn. Denny Eko Wibowo, S. Sn., M. A adalah dosen pembimbing di balik karya tari ini.

Karya keempat adalah Tehillah, Karya tari ini merupakan karya yang terinspirasi dari Tamborin. Karya ini merupakan representasi dari penata tari pada objek Tamborin dan berangkat dari empirik penata tari sendiri.  Dalam bahasa Ibrani Tehillah yang berarti sukacita, pujian dan penyanjungan kepada Tuhan. Karya tari Tehillah diciptakan Koreografer Dameria Panjaitan sebagai bentuk rasa syukur dan sukacita kepada Tuhan dan berharap lewat tubuh dan gerak yang dihadirkan penari mampu memberi visual sukacita kepada Tuhan. Karya tari ini berhasil tercipta dibawah bimbingan Mega Lestari Silalahi, S. Sn., M. Sn. dan Denny Eko Wibowo, S. Sn., M. A.

Karya tari yang terakhir adalah Nyongsong. Dalam karya ini, Koreografer Febrianti ingin menceritakan bagaimana proses memanen cengkeh yang dilakukan masyarakat Anambas. Masyarakat Anambas menyebut kata Nyongsong untuk mereka yang sedang berkebun di ladang perkebunan. Proses yang dilakukan dimulai dari memanjat, memetik, merepih hingga menjemur. Karya tari ini diampu oleh  Widyanarto, S. Sn., M. Sn. dan Mega Lestari Silalahi, S. Sn., M. Sn.

Tidak hanya penampilan tari yang menarik perhatian, tetapi juga kostum, musik, dan pencahayaan yang dipilih dengan cermat untuk menghadirkan atmosfer yang sesuai dengan setiap koreografi. Para penonton terpesona oleh sinergi antara elemen-elemen ini, menciptakan pengalaman yang menggugah seluruh indera. Pagelaran seni tari ini menjadi bukti nyata bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyatukan, menginspirasi, dan mengungkapkan berbagai perasaan dan makna. Melalui persembahan mereka yang luar biasa, kegiatan ini dihadiri oleh dosen penguji, dosen penguji ahli dari Bali yakni Dr. Anak Agung Gede Agung Rahma Putra, S.Sn.,M.Sn., Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam dan Mayarakat umum. Sebagai penutup, Kaprodi  Seni Tari UVERS Widyanarto, S.Sn., M.Sn berharap ketika mahasiswa sudah lulus dan terjun ke masyarakat, segala bidang ilmu yang didapat ketika kuliah di UVERS dapat diaplikasikan ke masyarakat dan tentunya menjunjung tinggi nama baik almamater. (NAP)

Postingan Terbaru

Scroll to Top