1st Winner Poetry Performance dan 5th Winner Chinese Calligraphy pada National Competition of Chinese Art and Literature “ENCORE” 2023
Dekan Fakultas Pendidikan, Bahasa dan Budaya Universitas Universal, Dr. Herman, MTCSOL, kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dengan menjadi narasumber dalam pelatihan global bertajuk 第三场海外华文教育与华文学校现状调研 (Sesi ketiga; survei tentang pendidikan Tionghoa di luar negeri dan sekolah Tionghoa) yang diselenggarakan oleh College of Chinese Language and Culture, Jinan University. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (27/03) pukul 16.30–17.50 WIB secara daring melalui Voov Meeting serta luring langsung di kampus, dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara.
Pelatihan ini merupakan forum akademik tahunan yang ditujukan bagi mahasiswa S1, S2, dan S3 serta para pengajar bahasa Mandarin dari berbagai belahan dunia. Dalam kesempatan ini, dosen UVERS dipercaya untuk menyampaikan materi mengenai perkembangan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia, yang meliputi sejarah, kondisi terkini, hingga tantangan yang dihadapi dunia Pendidikan Bahasa Mandarin dalam negeri. Selain itu, beliau juga membagikan teknik melakukan survei, menulis, dan mengumpulkan data penelitian secara akademis kepada para peserta.
“Melalui sesi ini, tidak hanya memperkenalkan kondisi Pendidikan Bahasa Mandarin di Indonesia, tetapi juga mengedukasi para peserta agar mampu melakukan riset yang mendalam terkait topik ini,” ungkap Pak Herman sebagai narasumber dari UVERS. Beliau menambahkan, dalam sesi lain, pakar dari Kamboja turut memberikan perspektif serupa mengenai kondisi di negaranya.
Kegiatan ini tidak dibuka untuk umum, mengingat sifatnya yang khusus dan akademis. Namun antusiasme peserta terlihat tinggi, mengingat pentingnya topik yang diangkat—yakni penguatan mutu Pendidikan Bahasa Mandarin secara global. Dengan hadirnya para akademisi dari berbagai latar belakang, pelatihan ini menjadi wadah kolaboratif yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya.
UVERS berharap keterlibatan aktif dalam forum-forum internasional seperti ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan mutu pendidikan bahasa dan budaya Tionghoa, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara secara umum. (DAY)
Pernah nggak, sobat UVERS lihat sebuah campaign di media sosial yang bikin kamu langsung pengen klik, share, bahkan ikut terlibat? Yup, itu yang namanya digital campaign.
Nah, di era serba digital kayak sekarang, digital campaign bukan cuma jadi pilihan tapi udah jadi keharusan, apalagi buat brand, organisasi, instansi pendidikan, bahkan mahasiswa yang aktif bikin gerakan atau promosi kegiatan. Artikel ini bakal kupas tuntas kenapa digital campaign penting dan gimana cara bikin yang impactful.
Digital campaign adalah serangkaian aktivitas promosi, komunikasi, atau edukasi yang dilakukan lewat platform digital. Tujuannya? Mulai dari awareness sampai konversi (Smith, 2019). Faktanya, dunia digital marketing itu luas banget dan penuh strategi yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan brand kamu.
Ini dia beberapa jenis digital campaign yang bisa jadi andalan buat ningkatin “cuan” sekaligus bikin brand makin dikenal:
1. SEM (Search Engine Marketing)
Bayangin bisnis kamu muncul paling atas di hasil pencarian Google. Nah, itu kerjaannya SEM! Dengan strategi iklan berbayar seperti Google Ads, kamu bisa tampil di hadapan audiens yang memang lagi nyari produk seperti punyamu (Chaffey & Ellis-Chadwick, 2016).
2 . SEO (Search Engine Optimization)
Kalau SEM itu bayar, SEO lebih ke usaha organik alias gak langsung ngiklan. Tapi jangan salah, kalau optimasi SEO kamu bagus (misalnya pakai kata kunci yang tepat, struktur artikel oke, dan konten berkualitas), website kamu bisa nangkring di halaman pertama Google secara alami (Fishkin, 2015).
3. Content Marketing
“Konten adalah raja,” dan ini bukan sekadar slogan. Lewat artikel blog, e-book, podcast, atau infografik yang relevan, kamu bisa kasih value ke audiens sambil pelan-pelan ngenalin brand kamu. Ini strategi jangka panjang yang bisa bangun kepercayaan (Pulizzi, 2014).
4. Social Media Marketing (SMM)
Dari Instagram sampai TikTok, media sosial udah jadi tempat audiens nongkrong. Nah, SMM ngajarin kamu gimana caranya ngobrol, engage, dan promosi secara asik di platform yang mereka gunakan sehari-hari.
5. Email Marketing
Meskipun terkesan kuno, email marketing tetap jadi senjata ampuh buat nurture pelanggan yang udah tertarik. Kirim newsletter, promo, atau update eksklusif bisa jadi cara efektif menjaga relasi dengan audiens (Kumar & Reinartz, 2016).
Baca Juga : Data Analyst Itu Apa Sih?
Referensi
– Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2016). Digital Marketing (6th ed.). Pearson Education Limited.
– Chaffey, D., & Smith, P. R. (2017). Digital Marketing Excellence: Planning, Optimizing and Integrating Online Marketing. Routledge.
Fishkin, R. (2015). The Art of SEO. O’Reilly Media.
– Kumar, V., & Reinartz, W. (2016). Creating Enduring Customer Value. Journal of Marketing, 80(6), 36–68.
– Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.
– Pulizzi, J. (2014). Epic Content Marketing. McGraw-Hill Education.
– Smith, P. R. (2019). The Digital Marketing Handbook: A Step-By-Step Guide to Creating Websites That Sell. Kogan Page.
Pernah merasa enggan menghadiri acara sosial, lebih memilih rebahan di kamar daripada nongkrong ramai-ramai, lalu secara otomatis menyimpulkan diri sebagai “introvert”? Bisa jadi itu bukan sifat dasar kepribadianmu, melainkan tanda kelelahan sosial (social exhaustion). Di era modern yang serba cepat dan penuh tuntutan sosial, perasaan ingin menarik diri bukan hal langka. Namun, penting bagi kita untuk memahami: apakah kita benar-benar seorang introvert, atau hanya sedang kelelahan secara sosial?
Dua hal ini mirip-mirip, tapi sebenarnya berbeda lho. Yuk kita kulik bareng sob!
Dalam psikologi, introvert adalah tipe kepribadian yang cenderung merasa lebih nyaman, tenang, dan terisi energinya ketika berada dalam situasi yang tidak terlalu ramai. Carl Jung adalah tokoh yang pertama kali memopulerkan istilah ini, menyatakan bahwa introvert mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri, bukan dari interaksi sosial (Jung, 1971).
Sementara itu, kelelahan sosial itu kondisi yang bisa dialami siapa aja. Introvert, ekstrovert, ambivert, semuanya bisa. Biasanya muncul setelah banyak interaksi sosial yang intens, misalnya abis menghadiri rapat seharian, hadir di event rame, atau harus banyak ngobrol sama orang baru. Tanda-tandanya antara lain mudah lelah setelah bertemu orang banyak, merasa kosong secara emosional, dan keinginan kuat untuk menarik diri tanpa alasan jelas (Bechtoldt et al., 2011).
Kalau kamu selalu ngerasa nyaman sendiri dan memang dari dulu gitu, mungkin kamu memang introvert. Tapi kalau kamu dulu enjoy banget hangout, tiba-tiba sekarang jadi pengen menarik diri, bisa jadi kamu cuma lagi capek aja.
Introvert tetap bisa enjoy nongkrong kok, asal nggak terlalu sering dan orangnya cocok. Tapi kalau kamu ngerasa energinya terkuras setiap kali habis bersosialisasi, dan energinya balik lagi setelah me-time, bisa jadi kamu cuma lagi butuh recharge, bukan berubah kepribadian.
Tenang, Sobat UVERS nggak sendirian kok. Banyak orang juga ngalamin ini, apalagi di lingkungan kerja atau kampus yang serba aktif. Nih, ada beberapa tips biar kamu bisa ngejaga energi sosialmu:
- Ambil jeda, nggak harus ikut semua ajakan nongkrong.
- Lakukan hal-hal yang bikin tenang: nulis jurnal, dengerin musik, jalan sore.
- Belajar bilang “nggak dulu ya” tanpa rasa bersalah.
- Kurangi screen time, scroll medsos terus-terusan juga bisa nyedot energi sosial lho.
- Cukup tidur dan makan enak, kadang capek sosial itu juga karena badan lelah.
Sering salah paham soal kepribadian bisa bikin kita salah ngatur energi. Ngerasa “aku introvert” padahal cuma burnout bisa bikin kita menarik diri terus-terusan, padahal yang dibutuhin cuma istirahat dan batasan sehat. Di sisi lain, sadar soal kondisi ini bikin kita bisa lebih mindful ngatur waktu, kerjaan, dan hubungan sosial baik di kampus, tempat kerja, maupun di rumah.
Jadi, sebelum melabeli diri sebagai introvert, yuk refleksi sejenak. Bisa jadi Sobat UVERS hanya butuh jeda dan waktu untuk recharge.
Baca Juga: Langkah Kecil, Hasil Besar: Ini Dia 5 Cara Menjadi Lebih Baik Setiap Hari
Referensi:
– Bechtoldt, M. N., De Dreu, C. K. W., Nijstad, B. A., & Zapf, D. (2011). The hidden costs of teamwork: Social stressors, cognitive failures, and reduced team performance. Journal of Organizational Behavior, 32(3), 393–416.
– Jung, C. G. (1971). Psychological Types: The Collected Works of C.G. Jung (Vol. 6). Princeton University Press.
Ini merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan makanan ini sudah mulai dikenal dibeberapa negara. Yap makanan ini adalah tempe. Makanan berbahan dasar kedelai yang difermentasi ini udah jadi teman makan sehari-hari banyak orang Indonesia. Selain murah dan rasanya enak, ternyata tempe juga punya banyak manfaat buat kesehatan. Nggak heran kalau sekarang tempe mulai dilirik sebagai superfood oleh banyak orang di seluruh dunia. Jadi, apa aja sih manfaat tempe yang bisa bikin tubuh kita makin sehat? Yuk, cari tahu!
1. Sumber Protein Berkualitas Tinggi
Tempe itu nggak cuma murah, tapi juga kaya protein loh Sobat UVERS. Menurut Jones dan Smith (2020), tempe mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh, sama kayak protein hewani. Makanya, tempe cocok banget buat yang lagi cari sumber protein nabati, terutama buat vegetarian dan vegan.
2. Baik Untuk Pencernaan
Karena melalui proses fermentasi, tempe punya probiotik alami yang bagus buat usus. Brown (2021) bilang kalau makan makanan fermentasi kayak tempe bisa bantu jaga keseimbangan bakteri baik di perut, jadi risiko sembelit atau gangguan pencernaan lainnya bisa berkurang.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Tempe punya kandungan isoflavon yang bisa bantu turunin kadar kolesterol jahat (LDL). Miller dan Green (2019) nemuin kalau makan tempe rutin bisa nurunin risiko penyakit jantung koroner sampai 25%. Isoflavon ini bekerja dengan mencegah oksidasi kolesterol di pembuluh darah.
4. Banyak Zat Besi dan Kalsium
Selain protein, tempe juga kaya zat besi dan kalsium, lho! Taylor (2022) nyebutin kalau kalsium dari tempe bisa bantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Plus, zat besi di tempe lebih gampang diserap tubuh dibanding sumber non-hewani lain.
5. Mengontrol Kadar Gula Darah
Buat yang punya masalah dengan gula darah, tempe bisa jadi pilihan aman. Dengan indeks glikemik rendah, tempe cocok buat penderita diabetes. Menurut Smith et al. (2023), konsumsi tempe bisa bantu mengontrol kadar gula darah karena kandungan seratnya yang tinggi.
Sebagai makanan tradisional Indonesia, tempe nggak cuma lezat, tapi juga super sehat. Dari protein tinggi sampai bantu jaga kesehatan jantung dan tulang, tempe emang pantas disebut superfood asli Indonesia. Yuk, mulai tambahin tempe ke menu harian biar badan makin sehat!
Daftar Pustaka
- Brown, T. (2021). Fermented Foods and Gut Health. Journal of Nutrition, 55(2), 214-220.
- Jones, R., & Smith, L. (2020). Tempe as a Complete Protein Source. Food Science Journal, 19(4), 305-310.
- Miller, A., & Green, P. (2019). Isoflavones and Cardiovascular Health. Journal of Heart Research, 33(1), 12-18.
- Smith, J., et al. (2023). Tempe and Blood Sugar Regulation. Diabetes Care, 31(5), 278-283.
- Taylor, J. (2022). Calcium Content in Plant-Based Foods. Journal of Osteoporosis Prevention, 28(3), 129-135.
Baca Juga : Good Food, Good Mood : Bagaimana Makanan Memengaruhi Suasana Hati dan Tingkat Stres
Bayangkan kalau setiap hari Sobat UVERS punya kesempatan untuk jadi versi terbaik dari diri kamu. Perubahan besar memang nggak terjadi dalam semalam, tapi dengan langkah kecil yang konsisten, siapa pun bisa berkembang, baik secara pribadi maupun profesional. Yuk, mulai perjalanan self-improvement hari ini dengan 5 cara sederhana yang bisa kamu coba!
1. Mulai Hari dengan Rutinitas Positif
Pagi hari adalah waktu terbaik untuk memulai hari dengan energi positif. Beberapa penelitian bilang kalau kebiasaan pagi yang sehat bisa bantu tingkatin produktivitas dan mood kamu sepanjang hari (Smith, 2020). Coba luangkan waktu 5-10 menit buat meditasi, baca buku, atau stretching. Cara sederhana ini bisa bantu kamu merasa lebih fokus dan siap menghadapi segala tantangan.
2. Tetapkan Tujuan Kecil dan Realistis
Perjalanan untuk jadi lebih baik biasanya diawali dengan tujuan yang jelas. Mulailah dengan tujuan kecil yang realistis. Misalnya, kalau mau lebih sehat, mulai dengan 10 menit olahraga setiap hari. Lama-lama, waktu dan intensitasnya bisa ditambah. Tujuan yang kecil tapi terukur bikin kamu merasa lebih sering capai sesuatu, dan tentunya jadi lebih semangat untuk terus berkembang (Brown & Thompson, 2019).
3. Kelilingi Diri dengan Orang Positif
Orang di sekitar kita berpengaruh besar pada perkembangan diri. Coba deh bergaul dengan orang yang punya energi positif dan mindset yang berkembang. Bergaul dengan mereka akan kasih kamu motivasi dan ide-ide baru. Di sisi lain, hindari lingkungan yang penuh energi negatif karena itu bisa bikin semangat kamu merosot (Jones, 2018). Jadi, pastikan kamu dikelilingi orang-orang yang mendukung perjalanan kamu ya sob!
4. Mengelola Waktu dengan Bijak
Waktu itu sumber daya yang nggak bisa diulang, jadi cara kita mengelola waktu akan sangat memengaruhi produktivitas. Salah satu cara yang cukup populer adalah teknik Pomodoro, yaitu kerja fokus selama 25 menit, terus istirahat 5 menit. Teknik ini terbukti bantu kamu tetap fokus dan nggak cepat capek (Cirillo, 2006). Coba deh terapkan, supaya kerjaanmu selesai lebih cepat, dan kamu nggak kehabisan energi.
5. Bersikap Baik pada Diri Sendiri
Peningkatan diri itu penuh dengan tantangan dan kadang kegagalan. Jangan merasa down jika hal nggak berjalan sesuai rencana. Ingat, kesalahan adalah bagian dari proses (Neff, 2011). Jadi, jangan lupa untuk tetap beri penghargaan pada diri sendiri meski perjalanan ini nggak selalu mulus ya sob!
Peningkatan diri itu bukan hal yang bisa terjadi dalam sekejap, tapi langkah kecil yang kamu lakukan setiap hari akan membawa perubahan besar. Mulai dengan rutinitas pagi yang positif, tentukan tujuan kecil, dan pastikan kamu berada di lingkungan yang mendukung. Ingat, setiap langkah kecil yang kamu ambil membawa kamu lebih dekat ke versi terbaik dari diri kamu. Jadi, kenapa nggak mulai hari ini? Langkah kecil yang konsisten pasti bakal bawa hasil yang luar biasa!
Baca Juga : Good Food, Good Mood : Bagaimana Makanan Memengaruhi Suasana Hati dan Tingkat Stres
Sumber :
Brown, A., & Thompson, J. (2019). The power of small steps: Achieving big goals with small actions. New York: Penguin Random House.
Cirillo, F. (2006). The Pomodoro Technique: The life-changing time-management system. New York: Random House.
Jones, M. (2018). The social circle: How positive relationships foster success. London: Harper Collins.
Neff, K. (2011). Self-compassion: The proven power of being kind to yourself. New York: William Morrow.
Smith, R. (2020). How to build a positive morning routine. Harvard Business Review, 98(3), 52-58.
Kopi hangat dan sepotong roti panggang mungkin menjadi penyelamat bagi banyak orang untuk memulai hari dengan lebih semangat. Namun, pernahkah Sobat UVERS berpikir bahwa makanan yang kita konsumsi bukan hanya sekadar pemuas rasa lapar, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap suasana hati dan tingkat stres? Ilmu pengetahuan modern telah menunjukkan bahwa hubungan antara makanan dan suasana hati bukan sekadar mitos, melainkan sebuah fakta yang didukung oleh penelitian ilmiah.
Makanan memainkan peran penting dalam regulasi emosi dan suasana hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrisi tertentu dapat meningkatkan produksi neurotransmitter yang berperan dalam kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis. Misalnya, serotonin, yang sering disebut sebagai “hormon kebahagiaan,” sebagian besar diproduksi dalam saluran pencernaan dengan bantuan triptofan, sebuah asam amino esensial yang ditemukan dalam makanan seperti pisang, kacang-kacangan, dan susu (Young, 2007).
sumber : Google
Selain itu, asupan omega-3 yang ditemukan dalam biji chia telah terbukti dapat mengurangi gejala depresi dan meningkatkan fungsi kognitif (Grosso et al., 2014). Karbohidrat kompleks seperti gandum utuh dan beras merah juga memiliki peran penting dalam menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang berdampak pada suasana hati yang lebih stabil dan terhindar dari perubahan emosi yang drastis.
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan, tetapi pola makan yang buruk dapat memperburuk kondisi ini. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh sering kali dikaitkan dengan peningkatan hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres (Yau et al., 2012). Sebaliknya, makanan kaya antioksidan seperti sayuran hijau, buah-buahan beri, dan teh hijau dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh, sehingga meningkatkan ketahanan terhadap stres.
Magnesium, yang ditemukan dalam kacang almond dan bayam, berperan dalam relaksasi otot dan sistem saraf, membantu tubuh mengatasi stres lebih baik (Boyle et al., 2017). Begitu pula dengan teh chamomile yang memiliki sifat menenangkan dan telah digunakan secara tradisional untuk mengurangi kecemasan.
Makanan yang kita konsumsi memiliki dampak yang lebih besar dari sekadar energi untuk beraktivitas. Dengan memilih makanan yang kaya nutrisi dan mendukung kesehatan otak, kita dapat meningkatkan suasana hati dan mengelola stres dengan lebih baik. Sebagai individu yang peduli terhadap kesehatan mental, penting bagi kita untuk mulai memperhatikan pola makan dan mengadopsi kebiasaan yang lebih sehat guna mencapai kesejahteraan yang optimal.
Sumber :
Boyle, N. B., Lawton, C., & Dye, L. (2017). The effects of magnesium supplementation on subjective anxiety and stress—a systematic review. Nutrients, 9(5), 429.
Grosso, G., Galvano, F., Marventano, S., Malaguarnera, M., & Bucolo, C. (2014). Omega-3 fatty acids and depression: scientific evidence and biological mechanisms. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 2014, 313570.
Young, S. N. (2007). How to increase serotonin in the human brain without drugs. Journal of Psychiatry & Neuroscience, 32(6), 394–399.
Yau, P. L., Castro, M. G., Tagani, A., Tsui, W. H., & Convit, A. (2012). Obesity and metabolic syndrome and functional and structural brain impairments in adolescence. Pediatrics, 130(4), e856-e864.
Indonesia adalah negeri yang terlahir dari keberagaman. Dari Sabang hingga Merauke, berjuta budaya, bahasa, dan adat istiadat berpadu dalam harmoni yang membentuk jati diri bangsa. Namun, keberagaman ini bukan sekadar keindahan yang bisa dinikmati dari kejauhan, ia adalah tantangan yang harus dirawat, dijaga, dan dipahami. Tanpa pemahaman yang mendalam, mozaik indah bernama Indonesia dapat retak oleh gesekan kepentingan dan ego primordial. Oleh sebab itu, pendidikan multibudaya menjadi kunci untuk memperkuat persatuan dalam keberagaman, menjadikannya bukan sekadar semboyan, tetapi sebuah kesadaran kolektif yang hidup dalam sanubari setiap anak bangsa.
Dalam upaya menanamkan nilai-nilai tersebut, Universitas Universal (UVERS) kembali menegaskan komitmennya dengan menggelar seminar bertajuk “Pendidikan Multibudaya sebagai Medium untuk Memperkuat Kesatuan dan Persatuan Bangsa”. Seminar yang berlangsung pada Senin (17/03) ini menghadirkan Dr. Muhammad A.S. Hikam, seorang akademisi sekaligus Menteri Negara Riset dan Teknologi pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Acara ini turut dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, serta tokoh penting lainnya, termasuk Dcs Liyas Masri, Ketua Umum Yayasan Pancaran Maitri, dan Dr. techn. Aswandy, M.T., Rektor UVERS.
Dalam pemaparannya, Dr. Muhammad A.S. Hikam menggarisbawahi bahwa UVERS merupakan perguruan tinggi yang unik karena mengusung nilai pembangunan budaya dan peradaban manusia. Ia mengapresiasi konsistensi UVERS dalam mengedepankan konsep dunia satu keluarga, sebuah nilai yang selaras dengan semangat kebhinnekaan Indonesia. Ia menegaskan bahwa sejak dahulu, Indonesia adalah negara yang berhadapan dengan keberagaman identitas primordial. Alih-alih menjadi sumber perpecahan, keberagaman ini seharusnya dipahami sebagai kekuatan yang menyatukan.
“Masyarakat Indonesia secara otomatis adalah bagian dari kebhinnekaan. Akan menjadi aneh jika ada yang berusaha memonopoli identitas primordial,” ujarnya. Menurutnya, manusia tidak bisa menghindari kenyataan adanya perbedaan, tetapi justru harus menjadikannya sebagai jembatan untuk membangun kesepahaman. Sejarah telah membuktikan bahwa Indonesia mampu merajut persatuan dari berbagai latar belakang budaya, salah satunya melalui bahasa. Sejak Sumpah Pemuda 1928, Bahasa Indonesia telah menjadi simbol pemersatu yang melampaui ribuan bahasa daerah.
Lebih lanjut, Dr. Muhammad A.S. Hikam mendorong mahasiswa UVERS untuk lebih terbuka terhadap keberagaman, terutama karena Batam sebagai kota perbatasan memiliki interaksi budaya yang kuat dengan Singapura dan Malaysia. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa UVERS memiliki keunikan tersendiri karena mereka memiliki kesempatan untuk kuliah sambil bekerja. Dengan begitu, implementasi pendidikan multibudaya tidak hanya terbatas di lingkungan akademik, tetapi juga dapat diterapkan di tempat kerja dan dalam interaksi sosial yang lebih luas.
Seminar ini menjadi pengingat bahwa kebhinnekaan bukanlah sekadar realitas yang harus diterima, melainkan sebuah warisan yang harus dijaga dan diperjuangkan. UVERS, dengan nilai dunia satu keluarga-nya, terus berkomitmen untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman. Sebab, dalam keberagaman yang dirawat dengan baik, Indonesia akan terus bersinar sebagai bangsa yang besar dan penuh harmoni. (AS)
Singkatan sering kali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dunia akademik, pekerjaan, maupun dalam komunikasi informal. Beberapa singkatan sudah sangat familiar, seperti “COD” untuk “Cash On Delivery” atau “WWW” untuk “World Wide Web.” Namun, masih banyak singkatan lain yang sering digunakan tetapi kepanjangannya belum banyak diketahui orang loh sob!
Di artikel kali ini kita akan mengulas 6 singkatan yang mungkin jarang diketahui kepanjangannya, beserta penjelasan singkat mengenai masing-masing istilah tersebut.
1. HVS (Hout Vrij Schrift)
Siapa nih yang sering dengar kata ini. HVS ini sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu Hout Vrij Schrift yang memiliki arti kertas tulis.
2 . Perkedel
Siapa sih yang tidak tau makanan ini. Perkedel merupakan singkatan dari “Persatuan Kentang dan Telur”. Tapi, pada dasarnya perkedel aslinya berasal dari kata bahasa Belanda yaitu “Frikadeller” atau “Frikadel”. Karena pelafalan Frikadel yang susah diucapkan, orang Indonesia perlahan berubah menjadi Perkedel.
3 . Basa-Basi
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), basa-basi diartikan sebagai adat sopan santun; tata krama pergaulan. Namun, dikutip dari GNFI (goodnewsfromindonesia.id) ternyata ada yang menyebutkan kalau basa-basi juga berasal dari kepanjangan ‘bahas sana bahas sini’.
4. Petani
Kata ‘petani’ ini merupakan akronim dari “Penyangga Tatanan Negara Indonesia” yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952. Bung Karno juga menganggap petani sebagai tulang punggung bagi identitas Indonesia. Oleh karena itu Bung Karno juga lah yang memberikan sebuah kepanjangan khusus untuk kata ‘petani’, yakni sebagai Penjaga Tatanan Negara Indonesia.
5. OK
Awalnya OK sebenanrnya dimaksudkan singkatan dari “oll korrect” yang merupakan plesetan dari “all correct” di Amerika pada tahun 1830-an. Penggununaan OK sekarang sering digunakan untuk mengonfirmasi keberan dan menjadi kata yang sangat dinamis dalam pemakaiannya.
6. Robot
Siapa yang mengira Robot hanya sebagai sebuah kata? Ternyata, robot adalah sebuah singkatan yaitu Residents Official Board of Technology atau sebuah teknologi mesin bergerak yang bisa diperintah.
Siapa sangka, singkatan yang sering kita temui punya kepanjangan unik! Semoga setelah membaca ini, Sobat UVERS bisa lebih paham dan makin penasaran untuk mencari tahu singkatan lainnya.
Sumber :
www.fimela.com
www.goodnewsfromindonesia.id
www.pramborsfm.com
www.detik.com
Juara 2 Chinese Calligraphy
pada National Competition of Chinese Art and Literature “ENCORE” 2023