Pemilihan Duta Bahasa Kepulauan Riau Lisa,  sebagai 5 BESAR PUTRI dan Feriyansyah, sebagai DUTA BAHASA FAVORIT diselenggarakan oleh Ikatan Duta Bahasa Kepulauan Riau.

JUARA 2 DUBBING 配音比赛 pada LPEC (Learn, Play, Explore China) 2024

Juara 1 Lomba Video Reels Instagram pada Kompetisi Perpajakan 2023

Juara Harapan 1 Lomba Debat Perpajakan pada Kompetisi Perpajakan 2023

1st Winner Poetry Performance dan 5th Winner Chinese Calligraphy pada National Competition of Chinese Art and Literature “ENCORE” 2023

Dekan Fakultas Pendidikan, Bahasa dan Budaya Universitas Universal, Dr. Herman, MTCSOL, kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dengan menjadi narasumber dalam pelatihan global bertajuk 第三场海外华文教育与华文学校现状调研 (Sesi ketiga; survei tentang pendidikan Tionghoa di luar negeri dan sekolah Tionghoa) yang diselenggarakan oleh College of Chinese Language and Culture, Jinan University. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (27/03) pukul 16.30–17.50 WIB secara daring melalui Voov Meeting serta luring langsung di kampus, dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara.

Pelatihan ini merupakan forum akademik tahunan yang ditujukan bagi mahasiswa S1, S2, dan S3 serta para pengajar bahasa Mandarin dari berbagai belahan dunia. Dalam kesempatan ini, dosen UVERS dipercaya untuk menyampaikan materi mengenai perkembangan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia, yang meliputi sejarah, kondisi terkini, hingga tantangan yang dihadapi dunia Pendidikan Bahasa Mandarin dalam negeri. Selain itu, beliau juga membagikan teknik melakukan survei, menulis, dan mengumpulkan data penelitian secara akademis kepada para peserta.

“Melalui sesi ini, tidak hanya memperkenalkan kondisi Pendidikan Bahasa Mandarin di Indonesia, tetapi juga mengedukasi para peserta agar mampu melakukan riset yang mendalam terkait topik ini,” ungkap Pak Herman sebagai narasumber dari UVERS. Beliau menambahkan, dalam sesi lain, pakar dari Kamboja turut memberikan perspektif serupa mengenai kondisi di negaranya.

Kegiatan ini tidak dibuka untuk umum, mengingat sifatnya yang khusus dan akademis. Namun antusiasme peserta terlihat tinggi, mengingat pentingnya topik yang diangkat—yakni penguatan mutu Pendidikan Bahasa Mandarin secara global. Dengan hadirnya para akademisi dari berbagai latar belakang, pelatihan ini menjadi wadah kolaboratif yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya.

UVERS berharap keterlibatan aktif dalam forum-forum internasional seperti ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan mutu pendidikan bahasa dan budaya Tionghoa, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara secara umum. (DAY)

Pernah nggak, sobat UVERS lihat sebuah campaign di media sosial yang bikin kamu langsung pengen klik, share, bahkan ikut terlibat? Yup, itu yang namanya digital campaign.

Nah, di era serba digital kayak sekarang, digital campaign bukan cuma jadi pilihan tapi udah jadi keharusan, apalagi buat brand, organisasi, instansi pendidikan, bahkan mahasiswa yang aktif bikin gerakan atau promosi kegiatan. Artikel ini bakal kupas tuntas kenapa digital campaign penting dan gimana cara bikin yang impactful.

Digital campaign adalah serangkaian aktivitas promosi, komunikasi, atau edukasi yang dilakukan lewat platform digital. Tujuannya? Mulai dari awareness sampai konversi (Smith, 2019). Faktanya, dunia digital marketing itu luas banget dan penuh strategi yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan brand kamu.

Ini dia beberapa jenis digital campaign yang bisa jadi andalan buat ningkatin “cuan” sekaligus bikin brand makin dikenal:

1. SEM (Search Engine Marketing)

Bayangin bisnis kamu muncul paling atas di hasil pencarian Google. Nah, itu kerjaannya SEM! Dengan strategi iklan berbayar seperti Google Ads, kamu bisa tampil di hadapan audiens yang memang lagi nyari produk seperti punyamu (Chaffey & Ellis-Chadwick, 2016).

2 . SEO (Search Engine Optimization)

Kalau SEM itu bayar, SEO lebih ke usaha organik alias gak langsung ngiklan. Tapi jangan salah, kalau optimasi SEO kamu bagus (misalnya pakai kata kunci yang tepat, struktur artikel oke, dan konten berkualitas), website kamu bisa nangkring di halaman pertama Google secara alami (Fishkin, 2015).

3. Content Marketing

“Konten adalah raja,” dan ini bukan sekadar slogan. Lewat artikel blog, e-book, podcast, atau infografik yang relevan, kamu bisa kasih value ke audiens sambil pelan-pelan ngenalin brand kamu. Ini strategi jangka panjang yang bisa bangun kepercayaan (Pulizzi, 2014).

4. Social Media Marketing (SMM)

Dari Instagram sampai TikTok, media sosial udah jadi tempat audiens nongkrong. Nah, SMM ngajarin kamu gimana caranya ngobrol, engage, dan promosi secara asik di platform yang mereka gunakan sehari-hari.

5. Email Marketing

Meskipun terkesan kuno, email marketing tetap jadi senjata ampuh buat nurture pelanggan yang udah tertarik. Kirim newsletter, promo, atau update eksklusif bisa jadi cara efektif menjaga relasi dengan audiens (Kumar & Reinartz, 2016).

Baca Juga : Data Analyst Itu Apa Sih?

Referensi

– Chaffey, D., & Ellis-Chadwick, F. (2016). Digital Marketing (6th ed.). Pearson Education Limited.
– Chaffey, D., & Smith, P. R. (2017). Digital Marketing Excellence: Planning, Optimizing and Integrating Online Marketing. Routledge.
Fishkin, R. (2015). The Art of SEO. O’Reilly Media.
– Kumar, V., & Reinartz, W. (2016). Creating Enduring Customer Value. Journal of Marketing, 80(6), 36–68.
– Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.
– Pulizzi, J. (2014). Epic Content Marketing. McGraw-Hill Education.
– Smith, P. R. (2019). The Digital Marketing Handbook: A Step-By-Step Guide to Creating Websites That Sell. Kogan Page.

Pernah merasa enggan menghadiri acara sosial, lebih memilih rebahan di kamar daripada nongkrong ramai-ramai, lalu secara otomatis menyimpulkan diri sebagai “introvert”? Bisa jadi itu bukan sifat dasar kepribadianmu, melainkan tanda kelelahan sosial (social exhaustion). Di era modern yang serba cepat dan penuh tuntutan sosial, perasaan ingin menarik diri bukan hal langka. Namun, penting bagi kita untuk memahami: apakah kita benar-benar seorang introvert, atau hanya sedang kelelahan secara sosial?

Dua hal ini mirip-mirip, tapi sebenarnya berbeda lho. Yuk kita kulik bareng sob!

Dalam psikologi, introvert adalah tipe kepribadian yang cenderung merasa lebih nyaman, tenang, dan terisi energinya ketika berada dalam situasi yang tidak terlalu ramai. Carl Jung adalah tokoh yang pertama kali memopulerkan istilah ini, menyatakan bahwa introvert mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri, bukan dari interaksi sosial (Jung, 1971).

Sementara itu, kelelahan sosial itu kondisi yang bisa dialami siapa aja. Introvert, ekstrovert, ambivert, semuanya bisa. Biasanya muncul setelah banyak interaksi sosial yang intens, misalnya abis menghadiri rapat seharian, hadir di event rame, atau harus banyak ngobrol sama orang baru. Tanda-tandanya antara lain mudah lelah setelah bertemu orang banyak, merasa kosong secara emosional, dan keinginan kuat untuk menarik diri tanpa alasan jelas (Bechtoldt et al., 2011).

Kalau kamu selalu ngerasa nyaman sendiri dan memang dari dulu gitu, mungkin kamu memang introvert. Tapi kalau kamu dulu enjoy banget hangout, tiba-tiba sekarang jadi pengen menarik diri, bisa jadi kamu cuma lagi capek aja.

Introvert tetap bisa enjoy nongkrong kok, asal nggak terlalu sering dan orangnya cocok. Tapi kalau kamu ngerasa energinya terkuras setiap kali habis bersosialisasi, dan energinya balik lagi setelah me-time, bisa jadi kamu cuma lagi butuh recharge, bukan berubah kepribadian.

Tenang, Sobat UVERS nggak sendirian kok. Banyak orang juga ngalamin ini, apalagi di lingkungan kerja atau kampus yang serba aktif. Nih, ada beberapa tips biar kamu bisa ngejaga energi sosialmu:

  • Ambil jeda, nggak harus ikut semua ajakan nongkrong.
  • Lakukan hal-hal yang bikin tenang: nulis jurnal, dengerin musik, jalan sore.
  • Belajar bilang “nggak dulu ya” tanpa rasa bersalah.
  • Kurangi screen time, scroll medsos terus-terusan juga bisa nyedot energi sosial lho.
  • Cukup tidur dan makan enak, kadang capek sosial itu juga karena badan lelah.

Sering salah paham soal kepribadian bisa bikin kita salah ngatur energi. Ngerasa “aku introvert” padahal cuma burnout bisa bikin kita menarik diri terus-terusan, padahal yang dibutuhin cuma istirahat dan batasan sehat. Di sisi lain, sadar soal kondisi ini bikin kita bisa lebih mindful ngatur waktu, kerjaan, dan hubungan sosial baik di kampus, tempat kerja, maupun di rumah.
Jadi, sebelum melabeli diri sebagai introvert, yuk refleksi sejenak. Bisa jadi Sobat UVERS hanya butuh jeda dan waktu untuk recharge.

Baca Juga: Langkah Kecil, Hasil Besar: Ini Dia 5 Cara Menjadi Lebih Baik Setiap Hari

Referensi:
– Bechtoldt, M. N., De Dreu, C. K. W., Nijstad, B. A., & Zapf, D. (2011). The hidden costs of teamwork: Social stressors, cognitive failures, and reduced team performance. Journal of Organizational Behavior, 32(3), 393–416.
– Jung, C. G. (1971). Psychological Types: The Collected Works of C.G. Jung (Vol. 6). Princeton University Press.

Ini merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan makanan ini sudah mulai dikenal dibeberapa negara. Yap makanan ini adalah tempe. Makanan berbahan dasar kedelai yang difermentasi ini udah jadi teman makan sehari-hari banyak orang Indonesia. Selain murah dan rasanya enak, ternyata tempe juga punya banyak manfaat buat kesehatan. Nggak heran kalau sekarang tempe mulai dilirik sebagai superfood oleh banyak orang di seluruh dunia. Jadi, apa aja sih manfaat tempe yang bisa bikin tubuh kita makin sehat? Yuk, cari tahu!

1. Sumber Protein Berkualitas Tinggi

Tempe itu nggak cuma murah, tapi juga kaya protein loh Sobat UVERS. Menurut Jones dan Smith (2020), tempe mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh, sama kayak protein hewani. Makanya, tempe cocok banget buat yang lagi cari sumber protein nabati, terutama buat vegetarian dan vegan.

2. Baik Untuk Pencernaan

Karena melalui proses fermentasi, tempe punya probiotik alami yang bagus buat usus. Brown (2021) bilang kalau makan makanan fermentasi kayak tempe bisa bantu jaga keseimbangan bakteri baik di perut, jadi risiko sembelit atau gangguan pencernaan lainnya bisa berkurang.

3. Menjaga Kesehatan Jantung

Tempe punya kandungan isoflavon yang bisa bantu turunin kadar kolesterol jahat (LDL). Miller dan Green (2019) nemuin kalau makan tempe rutin bisa nurunin risiko penyakit jantung koroner sampai 25%. Isoflavon ini bekerja dengan mencegah oksidasi kolesterol di pembuluh darah.

4. Banyak Zat Besi dan Kalsium

Selain protein, tempe juga kaya zat besi dan kalsium, lho! Taylor (2022) nyebutin kalau kalsium dari tempe bisa bantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Plus, zat besi di tempe lebih gampang diserap tubuh dibanding sumber non-hewani lain.

5. Mengontrol Kadar Gula Darah

Buat yang punya masalah dengan gula darah, tempe bisa jadi pilihan aman. Dengan indeks glikemik rendah, tempe cocok buat penderita diabetes. Menurut Smith et al. (2023), konsumsi tempe bisa bantu mengontrol kadar gula darah karena kandungan seratnya yang tinggi.

Sebagai makanan tradisional Indonesia, tempe nggak cuma lezat, tapi juga super sehat. Dari protein tinggi sampai bantu jaga kesehatan jantung dan tulang, tempe emang pantas disebut superfood asli Indonesia. Yuk, mulai tambahin tempe ke menu harian biar badan makin sehat!

Daftar Pustaka

  • Brown, T. (2021). Fermented Foods and Gut Health. Journal of Nutrition, 55(2), 214-220.
  • Jones, R., & Smith, L. (2020). Tempe as a Complete Protein Source. Food Science Journal, 19(4), 305-310.
  • Miller, A., & Green, P. (2019). Isoflavones and Cardiovascular Health. Journal of Heart Research, 33(1), 12-18.
  • Smith, J., et al. (2023). Tempe and Blood Sugar Regulation. Diabetes Care, 31(5), 278-283.
  • Taylor, J. (2022). Calcium Content in Plant-Based Foods. Journal of Osteoporosis Prevention, 28(3), 129-135.

Baca Juga : Good Food, Good Mood : Bagaimana Makanan Memengaruhi Suasana Hati dan Tingkat Stres

Bayangkan kalau setiap hari Sobat UVERS punya kesempatan untuk jadi versi terbaik dari diri kamu. Perubahan besar memang nggak terjadi dalam semalam, tapi dengan langkah kecil yang konsisten, siapa pun bisa berkembang, baik secara pribadi maupun profesional. Yuk, mulai perjalanan self-improvement hari ini dengan 5 cara sederhana yang bisa kamu coba!

1. Mulai Hari dengan Rutinitas Positif
Pagi hari adalah waktu terbaik untuk memulai hari dengan energi positif. Beberapa penelitian bilang kalau kebiasaan pagi yang sehat bisa bantu tingkatin produktivitas dan mood kamu sepanjang hari (Smith, 2020). Coba luangkan waktu 5-10 menit buat meditasi, baca buku, atau stretching. Cara sederhana ini bisa bantu kamu merasa lebih fokus dan siap menghadapi segala tantangan.
2. Tetapkan Tujuan Kecil dan Realistis
Perjalanan untuk jadi lebih baik biasanya diawali dengan tujuan yang jelas. Mulailah dengan tujuan kecil yang realistis. Misalnya, kalau mau lebih sehat, mulai dengan 10 menit olahraga setiap hari. Lama-lama, waktu dan intensitasnya bisa ditambah. Tujuan yang kecil tapi terukur bikin kamu merasa lebih sering capai sesuatu, dan tentunya jadi lebih semangat untuk terus berkembang (Brown & Thompson, 2019).
3. Kelilingi Diri dengan Orang Positif
Orang di sekitar kita berpengaruh besar pada perkembangan diri. Coba deh bergaul dengan orang yang punya energi positif dan mindset yang berkembang. Bergaul dengan mereka akan kasih kamu motivasi dan ide-ide baru. Di sisi lain, hindari lingkungan yang penuh energi negatif karena itu bisa bikin semangat kamu merosot (Jones, 2018). Jadi, pastikan kamu dikelilingi orang-orang yang mendukung perjalanan kamu ya sob!
4. Mengelola Waktu dengan Bijak
Waktu itu sumber daya yang nggak bisa diulang, jadi cara kita mengelola waktu akan sangat memengaruhi produktivitas. Salah satu cara yang cukup populer adalah teknik Pomodoro, yaitu kerja fokus selama 25 menit, terus istirahat 5 menit. Teknik ini terbukti bantu kamu tetap fokus dan nggak cepat capek (Cirillo, 2006). Coba deh terapkan, supaya kerjaanmu selesai lebih cepat, dan kamu nggak kehabisan energi.
5. Bersikap Baik pada Diri Sendiri
Peningkatan diri itu penuh dengan tantangan dan kadang kegagalan. Jangan merasa down jika hal nggak berjalan sesuai rencana. Ingat, kesalahan adalah bagian dari proses (Neff, 2011). Jadi, jangan lupa untuk tetap beri penghargaan pada diri sendiri meski perjalanan ini nggak selalu mulus ya sob!

Peningkatan diri itu bukan hal yang bisa terjadi dalam sekejap, tapi langkah kecil yang kamu lakukan setiap hari akan membawa perubahan besar. Mulai dengan rutinitas pagi yang positif, tentukan tujuan kecil, dan pastikan kamu berada di lingkungan yang mendukung. Ingat, setiap langkah kecil yang kamu ambil membawa kamu lebih dekat ke versi terbaik dari diri kamu. Jadi, kenapa nggak mulai hari ini? Langkah kecil yang konsisten pasti bakal bawa hasil yang luar biasa!

Baca Juga : Good Food, Good Mood : Bagaimana Makanan Memengaruhi Suasana Hati dan Tingkat Stres

Sumber :
Brown, A., & Thompson, J. (2019). The power of small steps: Achieving big goals with small actions. New York: Penguin Random House.
Cirillo, F. (2006). The Pomodoro Technique: The life-changing time-management system. New York: Random House.
Jones, M. (2018). The social circle: How positive relationships foster success. London: Harper Collins.
Neff, K. (2011). Self-compassion: The proven power of being kind to yourself. New York: William Morrow.
Smith, R. (2020). How to build a positive morning routine. Harvard Business Review, 98(3), 52-58.

Scroll to Top