Permasalahan yang selalu menjadi tantangan dalam dunia pendidikan adalah kurikulum dunia pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri, sekaligus dunia industri yang tidak menerapkan praktek sejalan dengan konsep dunia pendidikan. Hal tersebut menimbulkan banyak permasalahan dalam rekrutmen pekerja karena lulusan perguruan tinggi dianggap belum cukup kompeten di dunia kerja.

Ketimpangan tersebut juga disadari oleh Universitas Universal (UVERS) sebagai permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satu langkah penyelesaian ditunjukkan UVERS dengan memulai dan memperkuat kerjasamanya dengan Indo Human Capital dan Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia (LPMI). Kedua lembaga tersebut seringkali bergerak di bidang pendidikan manajemen, termasuk manufacturing management dan human capital management, termasuk melakukan sertifikasi profesi di kedua bidang tersebut.

Seremoni penandatanganan nota kesepahaman yang diselenggarakan pada Kamis (14/3) tersebut dihadiri oleh perwakilan kedua pihak. “Pengalaman yang kami temukan, banyak lulusan perguruan tinggi yang mencari pekerjaan, mereka harus dibekali agar dapat link and match dengan industri” ujar Paimin Siahaan, S.E., M.Hum., M.Th. selaku Ketua Pembina Indo Human Capital. Ia berharap para praktisi yang tergabung di dalam lembaganya dapat memberikan berbagai wawasan bagi para mahasiswa UVERS agar siap untuk masuk ke dunia industri.

Paimin Siahaan, S.E., M.Hum., M.Th menyebutkan bahwa pendirian Indo Human Capital dilatarbelakangi oleh pekerja yang telah lama bekerja di bidang human capital tapi tidak dimemiliki konsep yang benar secara akademis. Selain itu, para pencari kerja yang tidak dibekali wawasan industri secara tajam sehingga sulit menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri. Ia menambahkan bahwa profesi human capital dapat digeluti oleh siapapun, namun tidak terlalu populer. Namun kini profesi tersebut semakin disenangi.

Luce Kristina Siagian, S.E mengungkapkan bahwa setiap tahun Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia (LPMI) juga melaksanakan program pelatihan dan pengembangan karyawan. Bahkan, Direktur Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia tersebut mengungkapkan bahwa 90% peserta pelatihan pada tahun lalu telah bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS juga menyampaikan rasa terima kasih yang besar karena Indo Human Capital dan Lembaga Pendidikan Manajemen Indonesia telah bersedia untuk menjalin kerjasama yang diharapkan bermanfaat bagi para mahsiswa UVERS. (AS)

Sumber daya manusia adalah salah satu komponen terpenting dalam kehidupan setiap organisasi. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas juga menjadi hal krusial di instansi-instansi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Kebutuhan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut mendorong Universitas Universal (UVERS) dan Sekolah Globe Nasional Plus untuk melaksanakan kerjasama berbasis pemberdayaan sumber daya manusia.

Kerjasama antara UVERS dan Sekolah Globe Nasional Plus tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) yang ditandatangani pada Selasa (26/2) oleh kedua pihak. Dalam seremoni penandatanganan nota kesepahaman tersebut, UVERS diwakili oleh Dr. Kisdarjono selaku Rektor, sedangkan Sekolah Globe Nasional Plus diwakili oleh Muhammad Raihan selaku Pembina Yayasan.

Nota kesepahaman tersebut memuat beberapa kesepakatan yang menjadi komitmen bersama antar kedua pihak. Kesepakatan-kesepakatan tersebut meliputi, Kunjungan Sekolah, Magang Mahasiswa, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pelatihan dan Seminar, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Promosi Perguruan Tinggi, hingga Promosi Sekolah. “UVERS membutuhkan dukungan timbal balik dengan sekolah-sekolah di Batam dalam berbagai hal”. Ujar Dr. Kisdarjono. Dr Kisdarjono juga menjelaskan komitmen UVERS dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, termasuk kepada Sekolah Globe Nasional Plus.

Muhammad Raihan menjelaskan bahwa Sekolah Globe Nasional Plus telah berdiri selama sepuluh tahun dan telah membuat banyak terobosan. Ia berpendapat salah satu hal penting agar selalu dapat membuat terobosan baru adalah dengan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang telah dimiliki. Implementasi pemberdayaan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan workshop kepada guru, sharing pengalaman di dunia pendidikan, dan penempatan mahasiswa magang UVERS untuk memperkaya sumber pembelajaran demi mengembangkan kualitas sumber daya manusia. (AS)

Indonesia disebut telah masuk dalam kategori negara darurat narkoba, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang sesungguhnya harus diatasi bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat. Menyadari kondisi darurat tersebut, Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Riau (BNNP Kepulauan Riau) bekerjasama dengan Universitas Universal (UVERS) demi melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekusor narkotika di lingkungan kampus.

Kerjasama pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani oleh kedua pihak. Penandatanganan nota kesepahaman yang berlangsung pada Jumat (1/3) tersebut dihadiri pimpinan kedua lembaga. Dalam seremoni penandatanganan nota kesepahaman tersebut, UVERS diwakili oleh Dr. Kisdarjono selaku Rektor dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Riau diwakili oleh Brigjen Pol Drs. Richard M Nainggolan, M.M., MBA selaku Kepala BNNP Kepulauan Riau.

Ruang lingkup kerjasama yang disepakai sangat beragam, mulai dari diseminasi informasi dan advokasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika, melakukan publikasi dan kampanye Stop Narkoba, hingga membentuk Relawan dan Penggiat Anti Narkoba di lingkungan kampus. Selain itu, deteksi dini juga dilakukan untuk menekan angka penyalahgunaan narkotika, ditambah dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di bidang tersebut.

Materi dan bahan ajar tentang penyalahgunaan narkotika juga disepakati untuk menjadi salah satu pembahasan penting di dalam mata kuliah, termasuk pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan pemberantasan penyalahgunaan narkotika. Pertukaran data dan informasi antara kedua pihak juga digencarkan demi mencegah dan memberantas penyalahgunaan yang telah banyak menyasar generasi muda.

“UVERS ingin membangun komunitas yang baik, aman, dan imun pada berbagai gangguan, termasuk gangguan penyalahgunaan narkotika” ujar Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS. Dalam sambutannya, Dr. Kisdarjono berterima kasih kepada BNNP Kepulauan Riau yang telah peduli serta memberdayakan masyarakat demi mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika. Dr. Kisdarjono berharap setelah diberikan wawasan tersebut oleh BNNP Kepulauan Riau, UVERS dapat memberdayakan semakin banyak komunitas yang lebih kecil agar imun terhadap kemungkinan penyalahgunaan narkotika.

“Komitmen bersama ini ada karena narkotika masih menjadi masalah yang luar biasa dan harus dihadapi bersama, komitmen tersebut muncul dari kesepahaman bahwa narkoba adalah musuh bersama” Tegas Brigjen Pol Richard M Nainggolan, M.M., MBA selaku Kepala BNNP Kepulauan Riau. Richard menyebut Indonesia sebagai Negara Darurat Narkoba karena beberapa hal. Ia menyebutkan bahwa tidak ada satupun institusi, perkumpulan, dan lingkungan masyarakat yang bebas dari penyalahgunaan narkotika. Ironisnya, sebagian penyalahgunaan narkotika terjadi pada generasi muda yang berusia produktif dan 27% dari jumlah tersebut berasal dari kalangan mahasiswa dan siswa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bahkan mengungkapkan bahwa lebih dari 22.000 pelajar dan mahasiswa terpapar penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, peran UVERS sebagai perguruan tinggi dirasa sangat penting untuk menjaga generasi muda dari ancaman tersebut, masyarakat juga tentu berharap anak-anaknya berkuliah di tempat yang bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. (AS)

Batam, 12 Februari 2019 – Arus globalisasi telah mendorong kehidupan manusia untuk memasuki era revolusi industri 4.0 yang didominasi oleh digitalisasi pada setiap lini kehidupan. Era 4.0 menekankan pada teknologi yang semakin canggih sekaligus memunculkan tantangan bagi manusia untuk menyeimbangkan antara teknologi dan kompetensi dalam menghadapinya. Meski kehidupan telah memasuki era 4.0, manusia tidak boleh kehilangan keindahan atau estetika dalam hidupnya. Dengan melihat fenomena tersebut, Universitas Universal (UVERS) dan Sekolah Maitreyawira menyelenggarakan seminar dengan tema “Estetika Kehidupan Era 4.0” untuk menelusuri lebih mendalam tentang nilai-nilai keindahan dalam hidup manusia.

Dr. techn. Aswandy, M.T. selaku Wakil Rektor dari UVERS melalui sambutannya memberikan pesan agar seminar tersebut dapat memberikan sharing tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh manusia dalam menghadapi revolusi 4.0. Seminar yang dilaksanakan pada Hari Rabu (12/02) tersebut bertempat di Auditorium Harmonis Gedung C UVERS menghadirkan dua narasumber yang sangat menginspirasi, yaitu Dr. Drs. Susianto, MKM dan Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kak Seto. Dr. Drs. Susianto, MKM selaku pakar gizi dan Presiden World Vegan Organization mengkaji estetika kehidupan manusia era 4.0 dari segi kesehatan fisik, sedangkan Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si atau Kak Seto menguraikan topik yang sama melalui sudut pandang kesehatan psikis.

Dr. Drs. Susianto, MKM berpandangan bahwa teknologi memiliki dua sisi. Saat ini dapat dikatakan ada banyak sisi negatif yang didapat dari teknologi, namun masyarakat tidak boleh menutup mata dari banyaknya sisi positif yang dapat diperoleh dari teknologi yang semakin berkembang. Dr. Susianto berpendapat bahwa estetika kehidupan juga berhubungan dengan kesehatan fisik manusia. Ia mengajak masyarakat untuk membangun estetika kehidupan dengan memperhatikan isi piring makan dengan campaign “My Plate (isi piringku)”, melalui isi piring yang kita makan menentukan sejauh mana asupan gizi yang kita dapatkan. Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Indonesian Vegetarian Society (IVS) melalui Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) mengingatkan bahwa “makan apa yang kamu punya bukan apa yang kamu mau” karena kebutuhan dan keinginan merupakan hal yang sangat berbeda. Susianto yang saat ini menjabat sebagai President of World Vegan Organisation & Vegan Society Indonesia mengajak audiens untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Sebagai seorang vegan, ia juga mematahkan anggapan bahwa masyarakat tidak bisa mendapatkan 4 sehat 5 sempurna hanya dari sumber nabati. Karena sebenarnya hampir seluruh kandungan gizi yang kita butuhkan ada dari sumber nabati dan salah satu kandungan gizi terbesar ada pada kacang kedelai. Melalui gaya hidup vegan ia juga mengatakan bahwa kita diajarkan untuk menghargai martabat semua kehidupan.

Setelah berbicara tentang estetika kehidupan era 4.0 dari sisi kesehatan fisik, seminar berlanjut untuk melihat dari sisi kesehatan jiwa atau psikis manusia. Kak Seto yang dikenal sebagai Psikolog dan Pemerhati Anak memberikan pandangannya tentang cara “Mendidik dengan Cinta”. Topik tersebut menjadi sorotan karena maraknya anak yang terpapar oleh dampak negatif dari kemajuan teknologi. Kak Seto berpendapat bahwa lingkungan memiliki peran yang besar dalam menciptakan kondisi tersebut. Pada dasarnya semua anak-anak senang belajar, jika diberikan lingkungan yang gembira. Orangtua dan Guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan lingkungan gembira, dengan cara mendidik dengan cinta maka lingkungan yang gembira dapat terbentuk. Ketika anak-anak berada pada lingkungan yang dia sukai maka akan berkurang intensitasnya dalam bermain gadget. Karena pada dasarnya gadget merupakan pelarian dari anak-anak yang tidak bisa belajar pada lingkungan yang dia sukai. Beliau mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah gagal menciptakan manusia sesuai potensi yang sudah dikehendakinya. Maka ini menuntut para Orangtua dan Guru agar memiliki cara kreatif untuk mengaitkan cara belajar dengan potensi yang anak miliki. (Sh)

Batam, 17 Desember 2018 – Universitas Universal (UVERS) tidak berhenti untuk menghasilkan hal-hal baru. Pada Sabtu (15/12), UVERS menggelar seremoni Soft Launching UVERS Studio. Acara tersebut digelar di Hall Gedung C dengan pemotongan pita oleh Ketua Yayasan Pancaran Maitri Pandita Liyas Masri; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. techn. Aswandy, M.T; dan juga Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Emi Lestari, S.E., M.M. Selain itu sambutan juga diberikan oleh Pandita Liyas Masri selaku Ketua Yayasan untuk peresmian dari UVERS Studio.

Pandita Liyas memberikan motivasi pada mahasiswa khususnya pada unit-unit kegiatan mahasiswa bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan harus memiliki nilai pasti bagi kemanusiaan. Sama halnya dengan terbentuknya UVERS studio, harus memuat filosofi atau nilai dalam mengembangkan usaha ini. UVERS studio diharapkan dapat berguna bagi orang banyak dan tentunya harus memiliki fokus dalam pengembangannya. Selain itu, beliau menyampaikan sebuah ide bahwa untuk Gedung Baru UVERS nantinya agar dapat diberikan ruang khusus untuk setiap unit kegiatan mahasiswa yang ada. Harapannya bahwa ketika sudah memiliki fasilitas yang memadai maka unit kerja mahasiswa tersebut dapat lebih profesional dan berkembang.

Pandita Liyas berharap bahwa UVERS Studio dapat menjadi usaha profesional dan maju untuk masa mendatang. Hingga saat ini, UVERS Studio telah memberikan fokus mereka dalam beberapa bidang jasa seputar design, videography, photography, music, serta paint and brush art. Beberapa jasa yang UVERS Studio berikan berupa prewedding photoshootdubbing, dan juga produk dalam bentuk paint and brush art seperti custom lukisan pada sepatu. (Sh)

Batam, 17 Desember 2018 – Komunikasi menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia. Melalui komunikasi manusia dapat berinteraksi dan menjadikannya makhluk sosial. Sama hal nya dengan salah satu mata kuliah yang ada pada Program Studi Manajemen Universitas Universal (UVERS) yaitu Komunikasi Pemasaran. Pada mata kuliah tersebut, mahasiswa diajak untuk menciptakan suatu brand dan juga mengomunikasikannya kepada publik. Tugas akhir dari para mahasiswa semester 7 ini untuk pertama kalinya dikemas dalam bentuk pameran.

Bertemakan “Brand Activation Exhibition, mahasiswa menyelenggarakan sebuah pameran di Hall Gedung C. Terdiri dari 6 kelompok stand, para mahasiswa memamerkan brand yang telah mereka ciptakan dan beberapa juga telah dikemas dalam bentuk produk. Salah satu brand yang yang telah menciptakan produknya adalah brand “Sabal (Sabun Bahan Alami)”. Sabal menciptakan produk sabun untuk mencuci peralatan makan dengan bahan dasar alami, seperti kulit jeruk. Ide tersebut muncul karena saat ini hampir semua sabun pencuci menggunakan bahan kimia yang tentunya akan berdampak bagi kesehatan manusia. Selain itu sabun tersebut juga aman digunakan untuk mencuci peralatan makan bayi karena tidak mengandung bahan kimia sama sekali.

Selanjutnya yang tak kalah menarik dari brand Sabal yang telah mampu sampai ditahap menciptakan produk, terdapat salah satu brand yang concern terhadap kehidupan sosial manusia yaitu brand “Care Our Children (COC)”. Ide pendirian COC didasari oleh pengamatan mereka terhadap kondisi panti asuhan yang operasionalnya selama ini bergantung pada donatur. Dengan itu, mereka ingin bisa menjadi fasilitator agar anak-anak di panti asuhan dapat juga menghasilkan untuk diri mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pembuatan produk kepada anak-anak untuk dipasarkan. Langkah awal dari kegiatan tersebut adalah mengumpulkan relawan untuk menjadi pelatih, selain itu mereka juga memikirkan konsep tentang pemasaran produk tersebut melalui garage sale dan selanjutnya akan dilengkapi dengan sebuah aplikasi online agar dapat menjaring masyarakat secara luas.

Beberapa brand yang telah diulas diatas menunjukkan bahwa para mahasiswa dibimbing untuk menjadi enterpreneur yang berfokus tidak hanya pada profit melainkan juga terhadap lingkungan dan sosial. Hal ini juga dikuatkan oleh penjelasan dari Muhammad Trio Febriyantoro, S.E., M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Pemasaran. Trio mengatakan bahwa memang mahasiswa UVERS dibimbing untuk menjadi sociopreneur yang berfokus pada profit, social, dan lingkungan. Jadi tidak hanya semata-mata untuk profit namun ketiga hal tersebut harus balance. Melalui mata kuliah ini tentunya mahasiswa tidak hanya sekedar menciptakan suatu brand tetapi juga harus mampu mengkomunikasikan brand tersebut secara langsung terhadap konsumen. Beliau ingin bahwa mahasiswa dapat menguatkan brand tersebut sehingga menciptakan brand awareness pada masyarakat. (Sh)

Penelitian ialah salah satu bagian terpenting dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian akan menjadi sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. South China Normal University atau SCNU sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Tiongkok tidak ketinggalan untuk melakukan penelitian, khususnya penelitian khusus tentang Asia Tenggara. Dalam rangka melakukan penelitian tersebut, South China Normal University (SCNU) mengirimkan dua delegasinya yaitu, Zhu Yue dan Duan Xun untuk berkunjung ke Universitas Universal (UVERS) dan Sekolah Maitreyawira.

Dalam kunjungan yang dilaksanakan pada Minggu (9/12) tersebut Zhu Yue dan Duan Xun disambut oleh Pdt Liyas Masri selaku Ketua Yayasan Pancaran Maitri, Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS, Emi Lestari, S.E., M.M selaku Wakil Rektor, Dr. Didi Sundiman selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UVERS, Dr. Herman, MTCSOL selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin. Bertempat di Auditorium Harmonis UVERS, kedua delegasi dari South China Normal University (SCNU) tersebut disuguhi pertunjukkan seni senam kasih alam.

Dalam sambutannya, Zhu Yue selaku perwakilan dari delegasi South China Normal University (SCNU) menyebutkan bahwa mereka sangat berterima kasih kepada UVERS karena telah turut bekerjasama dan mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Ia pun berharap kerjasama antara South China Normal University (SCNU) dan UVERS dapat semakin maju, terutama dalam bidang pendidikan dan penelitian. Menanggapi hal tersebut, Dr. Kisdarjono selaku Rektor UVERS menyambut baik tentang kerjasama yang dilakukan antar kedua perguruan tinggi, Dr. Kisdarjono berharap dengan dialog yang dilakukan dapat melengkapi data yang ingin didapatkan oleh delegasi South China Normal University (SCNU).

Setelah pertunjukkan seni selesai dilaksanakan, para perwakilan delegasi South China Normal University (SCNU) dan pimpinan UVERS melaksanakan dialog di ruang 109 Gedung C UVERS. Dalam dialog tersebut, Zhu Yue mengungkapkan bahwa penelitian South China Normal University (SCNU) di Asia Tenggara telah dilakukan di Malaysia dan Thailand, Indonesia merupakan salah satu tujuan mereka dalam agenda tersebut. Penelitian tersebut dilakukan untuk mempelajari Asia Tenggara dari berbagai sisi. Selain itu, Zhu Yue berharap banyak mahasiswa Asia Tenggara yang datang ke South China Normal University (SCNU) untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Selain melakukan dialog dengan unsur pimpinan UVERS, para delegasi South China Normal University (SCNU) juga melakukan dialog dan diskusi bersama para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin serta para guru mandarin Sekolah Maitreyawira. (AS)

– Dihadiri Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta se-Kepri

Batam (BP) – Universitas Universal (UVERS) sukses menggelar dialog bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X (sebelumnya namanya KOPERTIS), dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Kepri yang digelar di Kampus Universitas Universal (UVERS), Batam Centre, Jumat (7/12). Dialog tersebut juga menghadirkan puluhan pimpinan Perguruan Tinggi Swasta se-Provinsi Kepri.

Kegiatan tersebut menghadirkan Kepala LLDIKTI Wilayah X (Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri) Prof. Dr Herri, MBA sebagai pembicara dan dipandu langsung Ketua APTISI Provinsi Kepri Dr Mustaqim. Rektor Universitas Universal (UVERS) Dr. Kisdarjono dalam sambutannya mengaku sangat berterimakasih kepada Kepala LLDIKTI Wilayah X, Ketua APTISI KEPRI dan para pimpinan Perguruan Tinggi swasta se-Kepri yang mempercayakan perguruan tingginya sebagai tuan rumah dalam dialog dan silaturrahmi tersebut.

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof. Dr Herri, MBA sendiri memberikan materi tentang Lembaga Layanan DIKTI dan peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Dalam kesempatan tersebut, Prof Herri meminta kepada seluruh Pimpinan Perguruan tinggi se-Kepri untuk terus menerus meningkatkan kualitas pendidikan tingginya. Saat ini katanya, secara umum angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Kepri masih rendah bila dibandingkan daerah lain. Salah satu

penyebabnya adalah tidak meratanya kualitas pendidikan tinggi dapat dilihat dari data perguruan tinggi swasta (PTS) yang telah terakreditasi dengan nilai A.

Soal proses layanan, sertifikasi dosen, SK, dan lain-lainnya yang terkait dengan tugas dan kewenangan LLDIKTI tidak perlu dipermasalahkan. “Apalagi saat ini semua layanan berbasis online. Jadi kalau ada urusan terkait dengan LLDIKTI tak perlu datang jauh-jauh ke Padang, cukup dari kampus masing-masing dan semua layanan LLDIKTI gratis,” ungkapnya.

Selain itu, dari data statistik LLDIKTI Wilayah X menunjukkan dari 253 Perguruan Tinggi yang berada di LLDIKTI wilayah X, 32 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di antaranya berada di Kepri. Dari 32 PTS tersebut ada 19 berbentuk sekolah tinggi, 6 universitas, 5 akademi, 1 Politeknik dan 1 Institut. “Saat ini, pemerintah terus mendorong terbentuknya perguruan tinggi yang berbentuk Polteknik atau institut di daerah. Kecuali pembentukan universitas yang saat ini dimoritorium pemerintah,” ungkapnya.

Saat ini, dari 32 perguruan tinggi swasta (PTS) di Provinsi Kepri, hanya 14 PTS yang terakreditasi, sisahnya masih non akreditasi. Diharap semua PTS sudah terakreditasi di BAN PT sebelum penamatan mahasiswanya.

Untuk meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan idealnya setiap perguruan tinggi harus memiliki 30 persen dosennya yang bergelar doktor. Namun, saat ini baru bisa tercapai 5 persen. Untuk itu, tidak ada jalan lain kecuali harus tersebut digesa para dosen di setiap perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikannya ke tingkat doktoral. Dan untuk meningkatkan uji kompentesi dosen tersebut, pemerintah melalui LLDIKTI menyiapkan 700 peserta beasiswa.

Dalam kesempatan itu, Herri juga mengatakan tentang perubahan nama Kopertis menjadi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI), di mana sebelumnya Kopertis dipimpin seorang koordinator, sekarang dengan nama baru ini dipimpin seorang kepala.

Jadi lebih fokus pada pelayanan PTS dalam upaya menigkatkan kualitas DIKTI. Misalnya, Penilaian Acuan Kriteria (PAK) PT yang saat ini sudah online, Unit layanan terpadu. Dan yang terpenting juga kata Prof Herri adalah hasil karya ilmiah/penelitian dosen harus masuk ke Sinta dan Google Schoolar sebagai salah satu link kenaikan pangkat.

Salah satu cara terus meningkatkan kualitas adalah pembentukan forum lintas perguruan tinggi swasta. Misalnya, saat ini sedang dibentuk Forum Komunikasi bidang Kemahasiswaan. Selain itu, menindaklanjuti kerjama dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Seperti mata kuliah dasar umum, saat ini LLDIKTI sudah bekerja sama dengan Universitas Terbuka, program beasiswa di salah satu perguruan tinggi di Taiwan. Kemudian, mendorong terciptanya mahasiswa menjadi Entrepreneurship, program pertukaran mahasiswa nusantara, penelitian dan lain-lain. Dan ke depan juga LLDIKTI juga mendorong agar komunikasi melalui VC dengan PTS daerah sekali dalam sebulan, dan LLDIKTI Entrepreneurship Award 2019. “Untuk LLDIKTI Entrepreneurship Award 2019 kita tawarkan APTISI Kepri untuk bisa menjadi tuan rumah,” katanya.

Sementara itu, di tempat yang sama Rektor Universitas Universal (UVERS) Dr. Kisdarjono mengapresiasi semua yang dipaparkan LLDIKTI Wilayah X Prof. Dr Herri, MBA. Menurutnya, khusus untuk Universitas Universal (UVERS), pihaknya tak pernah berhenti untuk terus menigkatkan kualitasnya. Baik penelitan, pengabdian masyarakat, kegiatan kemahasiswaan, peningkatan kerjasama perguruan tinggi luar negeri hingga saat ini terus dilakukan.

Ke mahasiswa, pihaknya terus menanamkan moralitas dan budi pekerti. “Jadi tidak hanya fokus meningkatkan disiplin ilmunya, namun yang terpenting dari adalah mengajarkan etika dan budi pekerti yang baik,” jelasnya.

Pernah suatu ketika mahasiswa magang di salah satu perusahaan, dan pihak perusahaan terkesan dengan mahasiswanya bukan karena kualitas pekerjaannya, namun karena budi pekerti yang luhur diterapkan di perusahaan tersebut.

Selain itu, khusus untuk Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, Universitas Universal (UVERS) baru-baru ini sudah menggelar HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi/ujian kemahiran bahasa mandarin) setingkat ujian TOEFL bahasa Inggris, satu-satunya perguruan tinggi di Kepri yang menyelenggarakan ujian tersebut secara online. Dan pengujinya langsung dari China. ”Ujian HSK ini diikuti lebih kurang 300 mahasiswa,” kata Suryo Widiantoro, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UVERS.

Selain itu bidang bahasa, bidang seni juga termasuk bidang studi yang paling menonjol di Universitas Universal (UVERS). “Baru-baru ini kita melakukan pentas seni dan tari di luar negeri,” kata Suryo.

Mahasiswa di Universitas Universal (UVERS) saat ini sudah diajarkan menjadi pengelola seni yang profesional. Jadi sudah betul-betul manajemen seni dan pertunjukkan sudah dijalankan. ”Bahkan dalam waktu dekat ini, tepatnya 15 Desember 2018 kita akan menggelar pentas seni dengan melibatkan 4 tingkat di Universitas Universal (UVERS) ” jelasnya.

Untuk diketahui, UVERS sendiri saat ini sudah memasuki tahun empat dengan memiliki 11 program studi, yakni Program Studi Seni Tari, Seni Musik, Manajemen, Akuntansi, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Perangkat Lunak, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Telekomunikasi, dan Pendidikan Bahasa Mandarin.

UVERS adalah sebuah universitas swasta di Kota Batam yang didirikan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.601/E/O/2014. Universitas Universal (UVERS) berada dibawah naungan Yayasan Pancaran Maitri bersama dengan Sekolah Maitreyawira. Belasan tahun bergelut di dunia pendidikan dengan mendirikan Sekolah Maitreyawira dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA dan SMK telah menginspirasi Yayasan Pancaran Maitri untuk menyediakan pendidikan yang lebih paripurna. Cita-cita tersebut diwujudkan dengan mendirikan Universitas Universal (UVERS).

Cita-cita tersebut didorong oleh tujuan mulia Yayasan Pancaran Maitri untuk menanamkan nilai-nilai Dunia Satu Keluarga melalui dunia pendidikan. Yayasan Pancaran Maitri mengharapkan nilai Dunia Satu Keluarga tidak berhenti ditanamkan karena para siswa telah lulus dari dunia sekolah. Bertujuan untuk melahirkan para profesional yang dapat berpartisipasi dalam realisasi Dunia Satu Keluarga, Universitas Universal (UVERS) menjadi salah satu catatan sejarah yang paling penting pada perjuangan ini. (jaq/adv)

Batam, 6 Desember 2018 – Exam Concert kembali digelar sebagai bentuk tugas akhir dari mahasiswa Seni Musik Universitas Universal (UVERS). Konser bertemakan “While I Pray I Breath” berusaha mengajak hadirin untuk ikut merasakan setiap nafas yang yang dihasilkan dari petikan nada para pemain. Selain itu konser juga dikemas dengan konsep penampilan secara solo dan orchestra. Salah satu penampilan yang ditampilkan secara orchestra membawakan karya Agustin Barrios yang berjudul Vals No. 3.

Tidak hanya sebagai bentuk tugas akhir, konser ini juga melaksanakan kegiatan charity dengan tujuan untuk membantu para korban bencana alam di Palu dan Donggala. Melalui penampilan orchestra dengan membawakan karya Tembang INLA yang berjudul Awan Putih, para mahasiswa mengajak hadirin untuk merasakan nada dari karya tersebut yang berusaha menyuarakan harmoni kehidupan dan pesan moral sesuai dengan tujuan dari kegiatan yang mereka usung. Dana yang didapat dari konser tersebut akan langsung disumbangkan untuk para korban Palu dan Donggala.

Selain penampilan orchestra sebagai pembuka acara dan juga satu karya lainnya sebagai karya untuk saudara di Palu dan Donggala. Penampilan solo dari para mahasiswa menjadi penampilan yang paling ditunggu para hadirin. Para mahasiswa menampilkan permainan solo dengan beragam alat musik seperti piano, biola, gitar dan flute. Melalui penampilan solo tersebut, mahasiswa membawakan karya orang-orang ternama seperti karya W.A Mozart yang berjudul Rando Alla Turca dan karya A. Vivaldi yang berjudul Concerto A Minor. Tak hanya menampilkan keluwesan mahasiswa dalam bermain alat musik, konser tersebut juga menampilkan suara merdu dari salah satu mahasiswa bernama Cau Fa yang menyanyikan salah satu karya George Bizet yang berjudul Habanera.

Bertempat di Ruang Auditorium UVERS, konser tersebut juga dihadiri oleh beberapa pihak penting yang ikut berperan dalam mensukseskan acara tersebut. Salah satunya, Ketua Yayasan Pancaran Maitri, Pandita Liyas Masri. Melalui sambutannya beliau menyampaikan UVERS sebagai satu-satunya universitas di Batam yang memiliki program studi Seni Musik dapat menunjukkkan bahwa Batam juga memiliki kelompok musik profesional yang setiap karyanya dapat dinikmati oleh masyarakat Batam dan juga wisatawan yang datang ke Batam. Selain itu, Program Studi Seni Musik diharapkan dapat menjadi ciri khas dari UVERS dan dapat berkontribusi lebih untuk Musik Dunia salah satunya dengan cara membuat event untuk memperingati Hari Musik Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Juni. (Sh)

Kemajuan teknologi tidak hanya memaksa manusia untuk mengubah kebiasaan dalam kehidupannya sehari-hari, kemajuan tersebut juga mendorong munculnya tren otomasi dan pertukaran informasi terkini dalam teknologi pabrik. Universitas Universal (UVERS) sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Batam yang notabene ialah Kota Industri juga mulai membiasakan para mahasiswa dengan kemajuan yang disebut sebagai Industri 4.0.

Pengenalan Industri 4.0 tersebut dikemas oleh UVERS dalam seminar bertajuk “Industry 4.0 : Hardware, Software, and Management”. Seminar tersebut menghadirkan pemaparan Industri 4.0 dari tiga perspektif yang berbeda, yaitu hardware, software, dan sistem manajemen yang ada di pabrik. “Industri 4.0 menghadirkan smart factory atau pabrik pintar, kehadiran internet memungkinkan kolaborasi fisik dan siber antar manusia dalam sebuah perusahaan” ujar Dr. Eng. Ansarullah Lawi selaku Ketua Panitia dan Kepala Program Studi Teknik Industri UVERS.

Seminar yang diselenggarakan pada Sabtu (27/10) tersebut menghadirkan tiga pembicara dari tiga industri terkemuka di Kota Batam, yaitu Fadli Hamsani selaku Senior Manager di Schneider Electric Batam, Achmad Erry selaku Branch Manager di PT Infiniti Nuansa Internasional, dan Junindar selaku Ketua Microsoft User Group Indonesia atau MUGI Regional Batam.

Fadli Hamsani menyebutkan bahwa perkembangan Industri 4.0 sangat bertumpu pada kekuatan dan kemampuan internet. Pada akhirnya, hal tersebut memunculkan kecanggihan kecerdasan buatan atau artificial intelligence, robotic, quantum computing, nano technology, hingga peer to peer network. Ia juga menyampaikan bahwa smart factory yang hadir berkat era Industri 4.0 tersebut memiliki kapasitas untuk menghubungkan antar satu jaringan dengan jaringan lainnya. Selain itu, transparansi yang terlihat dari visibilitas data yang tinggi juga menjadi kelebihan smart factory. Smart factory juga proaktif dalam menganalisis masalah, hingga mengoptimalkan sumber daya yang ada di dalam pabrik.

Selain Fadli Hamsani dari Schneider Electric Batam, Achmad Erry dan Junindar juga tidak ketinggalan untuk menjelaskan kecanggihan yang dihasilkan oleh Industri 4.0. Sehingga dapat dilihat bahwa industri di Batam sekalipun telah melangkah untuk menjelma menjadi smart factory, oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi para mahasiswa selain menguasai dan menyesuaikan diri dengan kemajuan tersebut.

Bertempat di Auditorium Gedung C UVERS, seminar Industri 4.0 dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan. Peserta terdiri dari beberapa perguruan tinggi di Kota Batam maupun dari luar kota, selain itu para praktisi dari industri juga tidak ketinggalan untuk mendapatkan wawasan seputar kemajuan industri 4.0. (AS)

Scroll to Top