Kolaborasi Antara Fakultas Seni UVERS Dan Fakultas Filsafat UGM Menggelar Webinar Dengan Topik “Seni Tradisional Menjawab Tantangan Zaman”

Batam, 16 November 2021 – Pada zaman yang semakin pesat perkembangannya seperti saat ini, segala aspek kehidupan dirasa juga berkembang dengan cepatnya. Tidak terkecuali budaya dan seni yang semakin mendorong masyarakat menuju budaya dan seni modern. Lalu apakah hal ini akan menjadi pergeseran atau lunturnya seni tradisional terhadap kehidupan masyarakat Indonesia? Hal ini dibahas dalam webinar yang dilaksanakan oleh Fakultas Filsafat UGM dan Fakultas Seni UVERS dengan mengambil tema “Seni Tradisional Menjawab Tantangan Zaman”. Webinar dilaksanakan pada Sabtu (13/11) melalui platform zoom meeting.

Webinar menghadirkan beberapa pembicara yang mengupas lebih dalam tentang seni tradisional. Masing-masing pembicara memiliki topik pembahasan berbeda yang menggodok satu persatu seni tradisional dalam menjawab tantangan zaman. Webinar dipimpin oleh Yosef Adicita, S.Fil, M.Sc. selaku moderator dan menghadirkan pembicara pertama yaitu Fitri Alfariz, M.Phil dengan topik pembahasan “Budaya Populer dan Perubahan Zaman: Musuh atau Tantangan?”. Beliau menjawab budaya populer dapat dikatakan “musuh” apabila memberikan efek psikologis pada manusia karena saat manusia mengejar budaya populer maka faktor ekonomi tidak lagi menjadi penghalang, serta Penikmat budaya popular hanya menjadi objek kepuasan palsu yang ditawarkan produk budaya popular. Sedangkan tantangan pada budaya populer yaitu massa budaya populer ditantang untuk memilih posisinya sebagai subjek atau objek.

Kemudian hadir pembicara kedua yaitu Dr. Iva Ariani yang membahas tentang “Media Sosial Menjawab Tantangan dalam Dunia Perwayangan”. Dapat dikatakan wayang memiliki kontribusi di masa pandemi. Pada Mei 2021, Komite Penanggulangan Covid 19 bekerjasama dengan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Kominfo menggelar acara wayang virtual untuk mengedukasi masyarakat pada saat kondisi pandemi. Seni Perwayangan menjawab tantangan zaman dengan beradaptasi dimasa pandemi melalui pemanfaatan wayang virtual dan pemanfaatan media sosial.

Selanjutnya pembicara ketiga hadir dengan membawakan topik “Meneroka Tari Jogi:
Kemunculan Dan Perkembangan Hingga Isu Dan Tantangannya” oleh Denny Eko Wibowo, M.A. di Kota Batam sendiri Tari Jogi mulai mengalami masa transisi menuju perkembangan pada tahun 2000. Pada tahun 2001-2005 Walikota Batam mulai memasyarakatkan Tari Jogi dari Pulau Panjang. Peran pemerintah dalam mengangkat Tari Jogi sebagai tarian khas daerah Batam sangat besar. Seperti halnya, kontribusi Drs. H. Nyat Kadir yang memasyarakatkan tari Jogi, tetapi setelahnya Jogi populer sebagai tarian rekreasi. Bahkan, Jogi semakin digunakan untuk mendukung perkembangan pariwisata di Batam melalui bidang seni pertunjukan tari.

Pembicara keempat sekaligus pembicara terakhir hadir menutup materi webinar dengan topik pembahasan “Gamelan Jawa Menghadapi Tantangan Jaman” oleh Dr. Sartini, M.Hum. Gamelan Jawa merupakan salah satu seni Indonesia yang mendunia. Namun tantangan saat ini banyak dihadapi dengan hadirnya seni modern yang lebih disukai remaja Indonesia dan juga kondisi pandemi juga menjadi tantangan yang cukup besar bagi perkembangan gamelan jawa saat ini. Namun hal tersebut telah dijawab oleh berbagai komunitas seni yang ada di Indonesia karena komunitas seni telah akrab ber-digital. Sudah banyak konten seni gamelan jawa yang dibuat oleh komunitas seni dan diunggah ke media sosial seperti youtube. (Sh)

Scroll to Top