Introvert atau Lagi Kelelahan Sosial Aja? Yuk, Bedain Dulu!

[post-views]

Pernah merasa enggan menghadiri acara sosial, lebih memilih rebahan di kamar daripada nongkrong ramai-ramai, lalu secara otomatis menyimpulkan diri sebagai “introvert”? Bisa jadi itu bukan sifat dasar kepribadianmu, melainkan tanda kelelahan sosial (social exhaustion). Di era modern yang serba cepat dan penuh tuntutan sosial, perasaan ingin menarik diri bukan hal langka. Namun, penting bagi kita untuk memahami: apakah kita benar-benar seorang introvert, atau hanya sedang kelelahan secara sosial?

Dua hal ini mirip-mirip, tapi sebenarnya berbeda lho. Yuk kita kulik bareng sob!

Dalam psikologi, introvert adalah tipe kepribadian yang cenderung merasa lebih nyaman, tenang, dan terisi energinya ketika berada dalam situasi yang tidak terlalu ramai. Carl Jung adalah tokoh yang pertama kali memopulerkan istilah ini, menyatakan bahwa introvert mendapatkan energi dari dalam dirinya sendiri, bukan dari interaksi sosial (Jung, 1971).

Sementara itu, kelelahan sosial itu kondisi yang bisa dialami siapa aja. Introvert, ekstrovert, ambivert, semuanya bisa. Biasanya muncul setelah banyak interaksi sosial yang intens, misalnya abis menghadiri rapat seharian, hadir di event rame, atau harus banyak ngobrol sama orang baru. Tanda-tandanya antara lain mudah lelah setelah bertemu orang banyak, merasa kosong secara emosional, dan keinginan kuat untuk menarik diri tanpa alasan jelas (Bechtoldt et al., 2011).

Kalau kamu selalu ngerasa nyaman sendiri dan memang dari dulu gitu, mungkin kamu memang introvert. Tapi kalau kamu dulu enjoy banget hangout, tiba-tiba sekarang jadi pengen menarik diri, bisa jadi kamu cuma lagi capek aja.

Introvert tetap bisa enjoy nongkrong kok, asal nggak terlalu sering dan orangnya cocok. Tapi kalau kamu ngerasa energinya terkuras setiap kali habis bersosialisasi, dan energinya balik lagi setelah me-time, bisa jadi kamu cuma lagi butuh recharge, bukan berubah kepribadian.

Tenang, Sobat UVERS nggak sendirian kok. Banyak orang juga ngalamin ini, apalagi di lingkungan kerja atau kampus yang serba aktif. Nih, ada beberapa tips biar kamu bisa ngejaga energi sosialmu:

  • Ambil jeda, nggak harus ikut semua ajakan nongkrong.
  • Lakukan hal-hal yang bikin tenang: nulis jurnal, dengerin musik, jalan sore.
  • Belajar bilang “nggak dulu ya” tanpa rasa bersalah.
  • Kurangi screen time, scroll medsos terus-terusan juga bisa nyedot energi sosial lho.
  • Cukup tidur dan makan enak, kadang capek sosial itu juga karena badan lelah.

Sering salah paham soal kepribadian bisa bikin kita salah ngatur energi. Ngerasa “aku introvert” padahal cuma burnout bisa bikin kita menarik diri terus-terusan, padahal yang dibutuhin cuma istirahat dan batasan sehat. Di sisi lain, sadar soal kondisi ini bikin kita bisa lebih mindful ngatur waktu, kerjaan, dan hubungan sosial baik di kampus, tempat kerja, maupun di rumah.
Jadi, sebelum melabeli diri sebagai introvert, yuk refleksi sejenak. Bisa jadi Sobat UVERS hanya butuh jeda dan waktu untuk recharge.

Baca Juga: Langkah Kecil, Hasil Besar: Ini Dia 5 Cara Menjadi Lebih Baik Setiap Hari

Referensi:
– Bechtoldt, M. N., De Dreu, C. K. W., Nijstad, B. A., & Zapf, D. (2011). The hidden costs of teamwork: Social stressors, cognitive failures, and reduced team performance. Journal of Organizational Behavior, 32(3), 393–416.
– Jung, C. G. (1971). Psychological Types: The Collected Works of C.G. Jung (Vol. 6). Princeton University Press.

Scroll to Top