Sobat UVERS pernah denger gak sih beberapa kalimat berikut? “Dia pintar karena dari sananya.” Atau “Gagal sekali, ya berarti memang bukan jalanku.”
Kalimat-kalimat ini terdengar familiar bukan? Bisa jadi pernah kamu dengar atau justru kamu sendiri yang sering mengucapkannya. Padahal, bisa jadi masalahnya bukan di kemampuan kamu tapi dari cara kamu melihat diri sendiri. Tanpa disadari, pola pikir atau mindset memengaruhi banyak hal seperti cara belajar, cara menghadapi tekanan, bahkan cara kamu menyikapi kegagalan. Ini bukan cuma teori psikologi semata tapi hal nyata yang membentuk keseharian kita sebagai pelajar, mahasiswa, atau profesional.
Lalu, apa sebenarnya yang membedakan mereka yang terus bertumbuh dan mereka yang mudah menyerah? Yuk, kita kupas lebih dalam tentang dua jenis mindset yang bisa sangat menentukan arah berkembangnya seseorang: growth mindset dan fixed mindset.
Apa Itu Fixed Mindset?
Fixed mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dasar seperti kecerdasan atau bakat adalah sesuatu yang tetap dan tidak bisa diubah secara signifikan (Dweck, 2006). Individu dengan mindset ini cenderung berpikir bahwa keberhasilan hanya datang kepada mereka yang “memang sudah berbakat sejak awal”.
Nah, orang-orang dengan fixed mindset itu cenderung:
- Menghindari tantangan karena takut gagal.
- Mudah menyerah saat menghadapi hambatan.
- Melihat usaha sebagai tanda kelemahan, bukan kekuatan.
Dengan kata lain, mereka lebih fokus membuktikan diri daripada memperbaiki diri.
Apa Itu Growth Mindset?
Dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success, Dweck menjelaskan bahwa orang yang memiliki growth mindset tidak melihat tantangan sebagai hambatan, melainkan kesempatan baginya untuk mempelajari hal baru agar makin berkembang.
Karakteristik utama growth mindset antara lain:
- Melihat tantangan sebagai peluang untuk bertumbuh.
- Terus mencoba meski pernah gagal.
- Menghargai proses dan usaha.
Dalam lingkungan Pendidikan tinggi, mahasiswa dengan growth mindset biasanya lebih terbuka untuk belajar hal baru, tidak takut salah, dan lebih tahan terhadap tekanan akademik.
Kenapa Sih Hal Ini Penting untuk Mahasiswa?
Sebagai mahasiswa, pola pikir yang kamu miliki akan menentukan cara kamu menyikapi kesulitan dalam perkuliahan, proyek, atau bahkan kehidupan sosial. Misalnya, saat kamu gagal dalam presentasi atau tidak lolos seleksi beasiswa, apakah kamu akan langsung menyerah atau mencari tahu letak kesalahan dan mencoba lagi?
Kampus sebagai ruang belajar seharusnya tidak hanya mengasah pengetahuan, tetapi juga membentuk pola pikir dan karakter. Itulah kenapa banyak program dirancang agar mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tapi juga mampu berpikir kritis dan tangguh saat menghadapi masalah.
Referensi:
Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. New York: Random House.
id.jobstreet.com/id/career-advice/article/growth-mindset-adalah-arti-contoh-cara-mengembangkan