Batam, 22 April 2019 – Indonesia merupakan negara yang kaya akan beragam seni dan budaya. Dari ujung Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki kesenian beragam mulai dari seni tari, musik, dan rupa. Saat ini dapat dikatakan pengetahuan generasi muda pada seni dan budaya Indonesia semakin luntur dan tergerus dengan modernisasi yang telah hadir. Globalisasi juga memberikan pengaruh cukup kuat dalam menurunnya tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga dan melestarikan seni dan kebudayaan Indonesia. Hal inilah yang melatarbelakangi Widayanarto, S.Sn., M.Sn selaku Kepala Program Seni Tari Universitas Universal (UVERS) dalam menciptakan koreografi Tari Silat Bendera.
Tari Silat Bendera tercipta dari niat dan upaya pelestarian dan pengembangan seni silat tradisi di Kepulauan Riau. Widayanarto cukup prihatin dengan keberadaan Silat Bendera yang semakin hari semakin tidak dikenal oleh generasi muda di Kepulauan Riau sendiri, khususnya di tempat muncul dan bertumbuhnya Silat Bendera tersebut. Hal ini mendorong untuk adanya upaya revitalisasi Silat Bendera yang semula hanya bisa dilakukan oleh para pesilat menjadi bentuk sajian tari yang kini dapat diperagakan bahkan oleh masyarakat umum yang tidak memiliki latar belakang sebagai pesilat tradisi.
Melalui proses penciptaan karya Tari Silat Bendera yang dilakukan selama satu tahun yang meliputi penggalian, pembentukan, dan evaluasi. Pada akhirnya, karya ini telah memiliki Hak Cipta Koreografi Tari Silat Bendera di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada bulan April 2019. Widayanarto, S.Sn., M.Sn selaku pencipta Koreografi Tari Silat Bendera mendapat dukungan penuh oleh UVERS melalui LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) UVERS dalam proses pendaftaran online untuk pengajuan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Selain itu, Tari Silat Bendera sudah terlebih dahulu diperkenalkan dan dipersembahkan kepada masyarakat dalam acara Seminar dan Bengkel Tanjak Warisan Alam Melayu di kota Tanjungpinang. (Sh)