Saat ini kegiatan investasi semakin diminati oleh kaum millennial, belakangan investasi menjadi topik yang hangat dibicarakan di berbagai forum. Ironisnya, tidak sedikit millennial yang mengikuti tren tanpa memiliki wawasan yang cukup terkait investasi. Hal itu tidak hanya berakibat pada kegagalan mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasi, bahkan kerugian juga kerap dirasakan para investor muda. Fenomena tersebut mendorong Himpunan Mahasiswa Manajemen atau HMM Universitas Universal (UVERS) untuk menyelenggarakan webinar investasi bertajuk “Take a Risk or Lose The Chance”.
Webinar ini terselenggara berkat kerjasama antara HMM UVERS dan platform edukasi investasi Ternak Uang. Lucia Haryono selaku Student Ambassador Ternak Uang didaulat sebagai pembicara pada webinar yang dihelat pada Minggu (07/11) tersebut. Dalam webinar yang difasilitasi dengan platform Zoom Meeting tersebut, Lucia membagi kegiatan investasi menjadi 3 tahapan, yaitu pre investment, investment, dan post investment. Ia menekankan tentang perlunya para investor pemula memahami 3 tahapan ini agar terhindar dari kerugian atau seringkali disebut boncos.
Pada tahapan pre investment, Lucia menegaskan bahwa alokasi pemasukan dan keuangan sangat krusial sebelum memulai investasi. Alokasi keuangan yang dilakukan harus mempertimbangkan segi kebutuhan, keinginan, tabungan, cicilan, masa depan, dan hal lainnya. Meskipun banyak versi terkait persentase pada setiap segi alokasi keuangan, Lucia berpendapat alokasi keuangan pada dasarnya tidak bersifat mutlak. Calon investor dapat menyesuaikan alokasi keuangannya sambil berkaca pada situasi dan kondisi masing-masing.
Kenyataannya, banyak instrument investasi yang dapat dipilih oleh calon investor, mulai dari reksadana, deposito, valuta asing, saham, dan instrument lainnya. Namun pada tahapan penentuan investasi, menganalisis profil resiko menjadi hal yang tidak dapat dianggap remeh. Dengan mengetahui profil resikonya, maka calon investor dapat memilih instrument investasi yang tepat baginya. Saat akan memulai kegiatan investasi, Lucia mengingatkan bahwa calon investor harus memastikan tabungan dan dana darurat telah terpenuhi. Setelah memenuhi kedua hal itu, barulah calon investor dapat memulai langkahnya dalam dunia investasi.
Dalam kesempatan tersebut, Lucia turut menekankan bahwa saat investasi telah dilakukan, maka para investor harus memiliki psikologi finansial yang baik pada tahapan post investment. Psikologi finansial yang baik akan memunculkan keseimbangan dan kemampuan mental untuk membatasi serta mengendalikan diri dalam investasi. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa berinvestasi tidak boleh dilakukan dengan modal pinjaman dana demi mengikuti tren di masyarakat. Para investor pun harus membekali diri dengan kemampuan analisis fundamental dan teknikal. (AS)