Kolaborasi Seni Tari Dan Musik Di Pertunjukan “DWIMATRA”

[post-views]

Batam, 7 Desember 2019 – Universitas Universal (UVERS) selalu memiliki saat-saat yang tepat untuk para penikmat seni agar dapat menikmati berbagai pertunjukan yang disuguhkan oleh mahasiswa Fakultas Seni. Setelah selesai dengan pertunjukan resital piano beberapa hari yang lalu oleh mahasiswa Program Studi Seni Musik, Fakultas Seni kembali menyuguhkan sesuatu yang berbeda yaitu kolaborasi pertunjukan antara Program Studi Seni Tari dan Program Studi Seni Musik. Kolaborasi Pertunjukan dengan tema “Dwimatra” berhasil menghibur para penonton pada Jumat (06/12) di Ruang Auditorium Harmonis UVERS. Penonton terlihat sangat antusias di proses diskusi yang dibuka oleh para penyaji pertunjukan.

Penyaji menyampaikan arti dari tema “Dwimatra” pada proses diskusi dengan penonton yang mana “dwimatra” memiliki arti dua dimensi atau dua sisi. Penyaji berusaha memfokuskan tema “dwimatra” pada proses ego manusia. Pada saat pertama kali hadir di bumi sebagai seorang bayi, manusia telah memiliki ego. Manusia yang lahir dan tumbuh memiliki ego untuk bertahan hidup. Kemudian, ego itu berkembang menjadi sebuah karakter lalu karakter berkembang mencapai titik refleksi diri. Pada proses kolaborasi pertunjukan tersebut, penyaji menyampaikan 3 babak kehidupan melalui media bunyi dan gerak.

Babak Pertama adalah genesis atau kejadian awal mula yang menceritakan seorang bayi yang baru lahir dan belum tau suatu hal tapi telah memiliki ego di dalam diri. Kedua disproportion atau ketidakseimbangan pada saat seseorang bertumbuh dewasa dimana masa pencarian jati diri, biasanya terjadi ketidakseimbangan dalam diri seseorang. Lalu babak terakhir adalah refleksi yang mana ketika seseorang sudah melewati masa-masa ketidakseimbangan, maka selanjutnya akan melewati masa refleksi kepada dirinya sendiri.

Kolaborasi pertunjukan gabungan antara mahasiswa Program Studi Seni Tari dan Program Studi Seni Musik adalah salah satu mata kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa semester 7 di UVERS. Yohannes Tanaka Manalu, M.Sn. selaku dosen pengampu memberikan sedikit sambutan tentang inti dari pertunjukan tersebut adalah adanya bunyi dan gerak. Karena melalui bunyi dan gerak seseorang juga bisa menyampaikan pesan. Selain itu, Yohannes juga mengatakan bahwa pertunjukan ini merupakan hal baru di Kota Batam dan semoga 2 atau 3 tahun kedepan semakin dikenal oleh masyarakat dan juga menghasilkan sesuatu yang lebih baru lagi. (Sh).

Exit mobile version