Artikel

Gegara Menari, Uvers Terbang ke Solo bersama "Orang Sampan"

Selasa, 12 Oktober 2021
gegara-menari-uvers-terbang-ke-solo-bersama-orang-sampan

Selebrasi seniman tari di Indonesia semakin tahun semakin semarak dengan pelbagai tampilan pertunjukan yang disajikan oleh ratusan kelompok tari. Gegara Menari merupaka tajuk utama dari penyelenggaraan kegiatan 24 Jam Menari di ISI Surakarta dalam rangka peringatan Hari Tari Dunia ke-13, pada tanggal 29-30 April 2019. Tema yang menyertai kegiatan ini adalah "Urip Mawa Urup, Urip Hanguripi" yang dalam terjemahan bebas bahasa Indonesia memaknai tari sebagai bagian dari nyala api semangat hidup, dan kehidupan yang seterusnya memberikan kehidupan bagi sesama.  

Kali kedua, Universitas Universal Batam ikut serta dalam kegiatan akbar ini. Kegiatan yang bagi seniman tari di Indonesia merupakan suatu ruang silaturahmi yang layak diapresiasi sebagi bagian dari pelaku seni tari di negeri ini. Kegiatan ini, ditutup dengan pemberhentian para peserta perorangan yang menari atau bergerak selama 24 jam non-stop. Penutupan acara dihadiri oleh Dr. Lono Lastoro Simatupang, dari Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, UGM yang memberikan epilog dan resume atas selebrasi indah selama 24 jam tersebut. 

Universitas Universal Batam, melalui Himpunan Mahasiswa Tari (Himmari) menyajikan repertoar tari berjudul "Orang Sampan". Karya tari ini digarap oleh Rezky Gustian Asra, dengan penari Cyntia Iggrid, Ivena Nathania, dan Jovinka Agathadianti. Mahasiswa didampingi oleh dosen Widyanarto, S.Sn.,M.Sn selama kegiatan di Solo. 

 

  

 

"Sampan rumah kami, hamparan laut lepas dalam mencari kehidupan, penghidupan, dan perlindungannya.. Aku suku Laut, walaupun badai gelombang tinggi datang, aku tetap akan mempertahankan eksistensi ku dalam mempertahankan adat."  Nukilan inilah yang menjadi syair dalam iringan tari yang apik dan syahdu. 

Karya tari ini menyoroti tentang keberadaan masyarakat suku Laut, yang juga disebut "Orang Sampan". Suku Laut merupakan salah satu komunitas kecil yang terisolir di Kepualan Riau. Alam lautan sebagai representasi masyarakat suku Laut terselip kekhasan nan eksotis. "Orang Sampan" ditampilkan malam itu di Teater Kecil, ISI Surakarta pada pukul 23.15 dengan durasi penampilan 14 menit 15 detik.